Bupati Kuningan: Program Poe Ibu Gugah Kebersamaan dan Empati update oleh Giok4D

Posted on

Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar menyambut baik Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu atau Poe Ibu yang berasal dari gagasan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Program yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Barat Nomor 149/PMD.03.04/KESRA tentang Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu (Poe Ibu) tersebut menyebutkan anjuran untuk mendorong masyarakat, ASN, hingga pelajar untuk menyisihkan uang Rp 1.000 per hari sebagai bentuk solidaritas sosial.

Dian memaparkan, di tengah kondisi masyarakat yang semakin individualis dan hedon. Program tersebut sangat bagus untuk diterapkan. Menurutnya, program tersebut dapat menggugah rasa empati dan kebersamaan sesama warga negara.

“Menyambut baik. Ini program yang bagus. Di tengah-tengah arus individualistik dan hedon, Kita digugah kembali rasa kebersamaan, empati, saling membantu,” tutur Dian. Kamis (9/10/2025).

Meskipun belum ada petunjuk teknis yang diterbitkan. Diharapkan, lewat program tersebut akan terbangun solidaritas dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena programnya bersifat dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.

“Pada akhirnya nanti, akan terbangun solidaritas dan membantu dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program ini akan bermakna karena berasal gerakan dari, oleh, dan untuk masyarakat,” tutur Dian.

Menurut Dian, nantinya uang yang terkumpul tersebut akan digunakan untuk masyarakat yang kurang beruntung dan membutuhkan perhatian khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan.

“Ini menyentuh akar persoalan, yang hari ini banyak masyarakat yang kurang beruntung. Membutuhkan perhatian kita untuk atasi masalah pendidikan dan kesehatan, misalnya,” tutur Dian.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu (Poe Ibu) sendiri merupakan ajakan partisipatif yang diluncurkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Lewat surat edarannya, Dedi menghimbau agar masyarakat menyisihkan uang Rp 1.000 per hari, uang yang terkumpul nantinya akan digunakan sebagai dana darurat untuk membantu warga yang membutuhkan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman menjelaskan bahwa Gerakan Poe Ibu berasal dari keprihatinan atas banyaknya persoalan kecil di masyarakat yang sebenarnya bisa diselesaikan tanpa harus menunggu bantuan besar dari pemerintah.

Menurutnya, dinamika masyarakat di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat sangat kompleks, terutama dalam urusan pendidikan dan kesehatan. Tak jarang, masyarakat yang datang ke Lembur Pakuan Subang atau pusat layanan pengaduan warga hanya membutuhkan bantuan kecil untuk bertahan.

Oleh karena itu, diharapkan lewat Gerakan Poe Ibu dapat membantu masyarakat dalam menangani persoalan sederhana di dua sektor vital seperti pendidikan dan kesehatan. Gerakan tersebut dimulai dari tiga lingkup besar, yakni pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat luas. ASN, guru, siswa, hingga warga yang mampu diajak menyisihkan Rp1.000 per hari sebagai wujud kesetiakawanan sosial.

Meski begitu, Herman menegaskan program tersebut bukan keharusan dan bersifat sukarela bagi yang mampu.

“Rereongan Sapoe Sarebu itu bagi yang mampu, yang tidak mampu menjadi pihak yang akan dibantunya. Kalau ASN kan pasti mampu ya,” pungkas Herman.