Buntut Flexing ‘Anak Nepo’ yang Renggut 22 Nyawa di Nepal

Posted on

Kerusuhan pecah di Nepal. Massa yang mengamuk membakar gedung pemerintah, rumah pejabat politik hingga sejumlah menteri. Mengerikan!

Akar dari masalah ini, kala pemerintah setempat memblokir sejumlah platform, termasuk Facebook, YouTube, dengan alasan perusahaan-perusahaan tersebut tidak terdaftar dan tunduk pada pengawasan pemerintah.

Protes tersebut meluas dan memperlihatkan ketidakpuasan terhadap pemerintah. Khususnya, para pemuda marah karena anak-anak pejabat, yang disebut ‘anak nepo’, tampak menikmati gaya hidup mewah dan berbagai keuntungan. Sementara sebagian besar anak muda di Nepal kesulitan mencari pekerjaan.

Dilansir Al-Jazeera, Rabu (10/9/2025), para pengunjuk rasa dilaporkan membakar gedung pemerintah dan rumah politisi. Saksi mata mengatakan para pengunjuk rasa membakar ban, melemparkan batu, dan membakar rumah beberapa politisi.

Media lokal juga melaporkan helikopter militer dikerahkan mengevakuasi para menteri dari rumah-rumah yang terkepung massa. Massa juga menggeledah kediaman Perdana Menteri dan membakar kompleks pemerintahan Singha Durbar, yang mencakup Gedung Parlemen dan kementerian-kementerian utama.

Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan mantan Perdana Menteri Nepal, Sher Bahadur Deuba, dan istrinya yang juga Menteri Luar Negeri Nepal, Arzu Rana, serta Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Paudel, diserang oleh massa. Rekaman yang beredar, seperti dilaporkan NDTV dan Times of India, menunjukkan Menkeu Nepal Bishnu Paudel lari di jalanan saat massa menyerang dirinya.

Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Volker Turk, mengatakan dia terkejut oleh kekerasan tersebut dan menyerukan perundingan. Reporters Without Borders (RSF) mengatakan kantor pusat Kantipur Media Group terbakar. Mereka meminta para demonstran untuk tidak menargetkan jurnalis.

Bandara Kathmandu tetap dibuka. Akan tetapi beberapa penerbangan dibatalkan setelah asap dari kebakaran memengaruhi jarak pandang. Hal itu diungkap oleh juru bicara bandara Rinji Sherpa.

Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli telah mengundurkan diri setelah gelombang protes larangan media sosial hingga menewaskan 19 orang dan melukai lebih dari 100 orang.

“Mengingat situasi yang sulit di negara ini, saya telah mengundurkan diri efektif hari ini untuk memfasilitasi penyelesaian masalah dan membantu menyelesaikannya secara politis sesuai dengan konstitusi,” tulis Oli dalam suratnya kepada Presiden Nepal, Ramchandra Paudel, pada Selasa, (9/9).

Sejak dimulainya demonstrasi, sedikitnya 22 orang meninggal dunia. Salah satu korban adalah istri mantan Perdana Menteri (PM) Nepal yang tewas saat demonstran membakar rumahnya.

Dikutip infoNews dari NDTV pada Rabu (10/9/2025), istri mantan PM Nepal Jhalanath Khanal yaitu Rajyalaxmi Chitrakar berada dalam rumahnya di area Dallu ibu kota Khatmandu ketika massa melakukan pembakaran pada Selasa (9/9) waktu setempat.

Chitrakar sempat dilarikan ke Rumah Sakit Khusus Luka Bakar Kirtipur. Namun dia meninggal dunia saat menjalani perawatan medis. Sementara itu belum diketahui kondisi atau keberadaan suaminya, Khanal, usai rumahnya dibakar massa.

Artikel ini telah tayang di

Istri Menteri Tewas dalam Kerusuhan

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Chitrakar sempat dilarikan ke Rumah Sakit Khusus Luka Bakar Kirtipur. Namun dia meninggal dunia saat menjalani perawatan medis. Sementara itu belum diketahui kondisi atau keberadaan suaminya, Khanal, usai rumahnya dibakar massa.

Artikel ini telah tayang di

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *