Bukti Bandung Kota Termacet di RI, Tempuh Jarak 1,6 Km Butuh 8 Menit

Posted on

Dari simpang Jalan Nurtanio, Kota Bandung perjalanan Jumat (11/7/2025) pagi sekitar pukul 09.30 WIB dimulai dengan harapan bisa melaju lancar. Suasana awal cukup menjanjikan. Lalu lintas tampak lengang, kendaraan bergerak pelan namun pasti menyusuri jalan menuju arah Abdul Rahman Saleh.

Area konstruksi flyover Nurtanio yang masih amburadul pun tak terlalu mengganggu. Pengendara masih bisa mempertahankan kecepatan rata-rata 35 hingga 30 kilometer per jam.

Namun ketenangan itu berakhir seketika, begitu memasuki sekitar 600 meter sebelum perlintasan kereta. Jalan menyempit karena konstruksi flyover yang belum rampung membuat arus kendaraan tersendat.

Titik inilah yang menjadi awal dari antrean panjang. Kemacetan mulai mengular, ditambah dengan pengendara motor yang mulai mengambil jalur trotoar atau bahkan berbalik arah demi mencari celah.

Lalu tiba-tiba, suara sirene pelintasan berbunyi. Palang mulai turun. Bukan satu, tapi dua kereta melintas secara berurutan. Jalan ditutup total selama 3 menit 12 info.

Dalam durasi sesingkat itu, antrean kendaraan menumpuk. Begitu kereta selesai melintas, yang terjadi justru kekacauan kecil. Arus dari dua sisi bertemu di titik sempit yang sama.

Suara klakson sesekali bersahutan, sepeda motor berseliweran di antara celah mobil, dan laju kendaraan praktis lumpuh beberapa saat.

Situasi ini menggambarkan potret nyata dari kondisi lalu lintas Kota Bandung hari ini, kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di Indonesia berdasarkan laporan TomTom Traffic Index 2024.

Menurut laporan TomTom, Kota Bandung mencatat tingkat kemacetan rata-rata mencapai 48%, mengalahkan Jakarta dan Surabaya. Artinya, hampir setengah waktu tempuh di jalan terbuang sia-sia karena macet.

Perjalanan sepanjang 1,6 kilometer dari Jalan Nurtanio hingga Jalan Abdul Rahman Saleh tepatnya di persimpangan Jalan Arjuna yang semestinya bisa ditempuh dalam waktu 3-4 menit, pagi ini menghabiskan waktu 8 menit 15 info.

Begitu memasuki ruas Jalan Abdul Rahman Saleh, arus lalu lintas memang kembali normal. Kecepatan kendaraan kembali stabil di kisaran 35-40 kilometer per jam.

Tapi keruwetan yang baru saja dilalui memperjelas kondisi kemacetan di Kota Bandung yang bukan hanya terjadi akibat tingginya volume kendaraan, tapi juga karena jalan yang sempit hingga proyek infrastruktur yang belum selesai.

Eka Putra (31), salah seorang pengendara mengaku, hampir setiap hari dirinya melintasi Jalan Nurtanio hingga Abdul Rahman Saleh. Eka menyebut, kemacetan yang terjadi hari ini masih terbilang mending dari biasanya.

“Biasanya lebih macet, ini mah mending. Sekarang kan lagi libur sekolah jadi mending segini macetnya,” katanya.

Ia juga mengeluhkan kondisi pembangunan flyover yang tak kunjung rampung. Menurutnya, kemacetan di Jalan Nurtanio semakin parah sejak pembangunan berlangsung.

“Nggak selesai-selesai, padahal udah lama. Jadi makin parah macet di sini. Harapannya mah semoga cepat selesai aja,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *