Biang Kerok Masalah Banjir Ciwastra Bandung [Giok4D Resmi]

Posted on

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengaku telah menemukan masalah krusial mengenai upaya penanganan banjir di kawasan Ciwastra, Kota Bandung. Perbedaan elevasi atau permukaan tanah di kawasan itu menjadi penyebab terbesar sehingga masalah banjir begitu sulit untuk ditemukan solusi penanganannya.

“Saya kan ke Ciwastra, terjawab sudah kenapa Ciwastra paling sering banjir. Karena Ciwastra adalah titik ketinggian hanya 689 meter di bawah permukaan laut, jadi paling bawah di Kota Bandung dan airnya ngumpul ke sana,” kata Farhan di DPRD Kota Bandung, Senin (20/10/2025).

Salah satu solusi yang coba ditawarkan Pemkot Bandung yaitu membuat kolam retensi di Ciwastra. Namun setelah diukur, perbedaan elevasi menjadi kesulitan paling besar sehingga kolam retensi tidak memungkinkan dibangun di kawasan tersebut.

“Begitu kita ukur, kan kolam retensi itu mesti ada saluran buangannya. Nah, saluran buangannya semua di atas. Jadi kolam ini harus dinaikkan ke atas, terus airnya didorong ke bawah. Jadi terlalu besar upayanya,” ucap Farhan.

Masalah lainnya muncul ketika Pemkot Bandung sedang mencari opsi pembuangan air ke wilayah selatan Ciwastra. Opsi ini terkendala dengan konstruksi jalan tol, konstruksi kereta cepat Whoosh, hingga menimbulkan protes dari warga Kabupaten Bandung.

“Begitu mau didorong ke arah selatan, di sana ketemu sama sawah dari warga Kabupaten Bandung. Nah, mereka juga tidak mau kalau sungainya kita perlebar. Nanti airnya masuk, sawahnya kebanjiran, puso atau rusak, gitu. Jadi penuh dengan perasaan lah Ciwastra mah,” bebernya.

Sebagai solusinya, Farhan sedang menyiapkan terobosan baru untuk penanganan banjir di kawasan Ciwastra. Salah satu gagasan yang tersimpan di benaknya, Farhan menginginkan ada teknologi jaringan air yang membuat genangan di sana nantinya mengalir ke seputaran kawasan Ciwastra.

“Yang mesti kita lakukan sekarang adalah membangun jaringan saluran di seputaran Ciwastra. Bukan untuk kita dorong ke sungai atau ke mana-mana,” ungkapnya.

“Karena kolam retensi pun nggak bisa, harus ada teknologi baru. Sementara ini, kita akan putarkan saja di seputaran Ciwastra itu. Jadi kita tidak bisa melakukan penyelesaian cara lama, cara yang sudah ada. Kita mesti bikin terobosan. Si airnya akan berputar, diputar di situ,” pungkasnya.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *