Bertahun-tahun Krisis Air Bersih, Warga Gedurahayu Dapat Harapan Baru

Posted on

Di balik hijaunya perbukitan Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, tersimpan kisah panjang perjuangan warga Kedusunan Gedurahayu melawan sulitnya air bersih. Pada masa tertentu, mereka harus rela mengantre air berjam-jam di satu titik sumber kecil di kaki gunung.

“Dulu di situ ada mata air yang bagus tidak pernah kering tapi sekarang mata air itu berkurang,” kata Kepala Dusun Gedurahayu kepada infoJabar, Sabtu (8/11/2025).

“Mungkin banyak faktor, kita juga tidak tahu sampai mata air sekarang nyaris hilang. Sampai warga harus ngambil air dari tempat lain, antre bawa jerigen. Saya sendiri merasakan,” sambungnya.

Di kedusunan tersebut, setidaknya ada hampir 400 kepala keluarga yang sering mengalami kesulitan air bersih. Saat musim hujan, air deras namun belum tentu bersih hingga layak untuk kebutuhan memasak.

Setiap harinya, warga secara bergiliran mendapatkan air dari tempat penampungan air yang dibangun Pemerintah Desa. Hanya saja, penyaluran itu tidak mampu menutupi seluruh kebutuhan warga.

“Air itu diatur, jadi untuk wilayah RT tertentu dibuka bergiliran. Mereka sudah standby aja di sana (titik penampungan air),” tutur Kepala Desa Titisan Bangbang Nur Aripin.

“Airnya kecil, jadi kami tampung dulu dan pasang pipanisasi. Tapi baru beberapa persen warga yang bisa menikmati. Harapannya nanti bisa memenuhi kebutuhan sekitar 400 KK,” tambahnya.

Dari tiga kedusunan di Desa Titisan, kondisi Gedurahayu paling memprihatinkan. Di Kedusunan Nyalindung dan Cimanggu, air masih bisa ditemukan pada sumur dengan kedalaman 40 meter, sedangkan di Gedurahayu, pengeboran hingga 60 meter pun tak membuahkan hasil.

“Padahal posisinya di bawah kaki gunung, tapi kami nggak paham juga kenapa nggak ada air,” ujarnya.

Harapan baru muncul ketika PT Pratama Abadi Industri turun tangan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut memberikan bantuan penuh untuk proyek pipanisasi air bersih sejauh dua kilometer dari sumber air menuju pemukiman.

“Saat tim melihat ada masalah air di Desa Titisan, kami langsung berkomunikasi dengan pihak desa mencari solusi. Management merespons dengan baik dan memutuskan untuk membantu,” ujar Indra Yusuf, General Affairs PT Pratama Abadi Industri.

Menurut Indra, bantuan yang diberikan bukan hanya dalam bentuk material, tapi juga tenaga kerja. “Kita bantuannya full, mulai dari pipa, semen untuk pembangunan, hingga upah tenaga kerjanya semuanya kami support,” jelasnya.

Ia menambahkan, seluruh peralatan untuk proyek pipanisasi sudah disiapkan dan hanya menunggu pelaksanaan di lapangan. Rencananya, proyek pipanisasi ini akan mulai dikerjakan pada hari ini.

“Informasi yang kami terima, pipanisasi ini sekitar tiga kilometer dan akan mengaliri kurang lebih 400 KK. Pembelian alat sudah lengkap, tinggal menunggu aksi dari desa,” ujarnya.

Selain program air bersih, pihaknya juga aktif membantu pengembangan ekonomi masyarakat sekitar dengan menyediakan pasar dan kios di sekitar kawasan.

Kini, warga Gedurhayu menatap optimistis. Mereka berharap setelah pembangunan rampung, tak ada lagi antrean panjang jeriken di musim kemarau.

“Mudah-mudahan setelah ini nggak ada lagi warga Gedurhayu yang harus bawa air jeriken. Air itu kebutuhan paling mendasar. Kami cuma ingin hidup lebih layak,” ujar Rahmat