Bencana Timbul Kala Hujan Tak Henti di Sukabumi

Posted on

Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur wilayah Kabupaten Sukabumi pada 23 – 24 Oktober 2025 menyebabkan banjir, longsor, dan kerusakan bangunan di sejumlah titik.

Laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat, sedikitnya 61 kepala keluarga atau 121 jiwa terdampak. Sebagian di antaranya harus mengungsi setelah rumah dan lahan mereka terendam luapan air.

Dalam keterangan tertulis, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Eki Radiana, menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas tinggi memicu pergerakan tanah di beberapa desa serta meluapkan aliran sungai.

“Hujan dengan intensitas tinggi sejak Kamis sore hingga Jumat malam menyebabkan Sungai Cibening meluap hingga sekitar satu kilometer. Sejumlah wilayah juga mengalami longsor dan genangan cukup tinggi,” ujarnya, Sabtu (25/10/2025).

Wilayah Kecamatan Purabaya menjadi lokasi paling parah. Desa Purabaya, Neglasari, dan Cicukang mencatat total 60 kepala keluarga atau 120 jiwa terdampak. Di antara mereka terdapat keluarga yang rumahnya rusak sedang hingga pondasinya terbawa longsor.

Di desa ini pula, sekitar 10 anak santri terpaksa mengungsi di masjid setelah pondok tempat mereka tinggal terendam air akibat luapan Sungai Cibening.

“Satu keluarga di Kelurahan Palabuhanratu juga terdampak luapan air, tetapi skala kecil,” kata Eki.

Laporan kaji cepat mencatat tidak ada korban jiwa, baik luka berat, sedang, maupun ringan. Namun sebagian warga memilih mengungsi di rumah kerabat dan tempat ibadah terdekat.

Selain menggenangi permukiman, air juga merusak sejumlah bangunan. Dua rumah warga rusak sedang, satu di antaranya milik Mamat, satu lagi milik Tati. Keduanya berada di kawasan Desa Purabaya dan Desa Neglasari. Satu rumah lain milik Bapak Hikmat di Desa Purabaya mengalami longsor yang menggerus pondasi.

“Kerusakan juga menimpa tiga masjid dan satu tembok penahan tanah (TPT) di Purabaya,” tutur Eki.

Dampak cuaca ekstrem juga dirasakan di Kecamatan Kebonpedes, tepatnya di Pasar Jubleg, Desa Sasagaran. Tiga ruko ambruk setelah diguyur hujan deras selama hampir delapan jam, sementara sepuluh ruko lainnya kini terancam roboh karena kondisi tanah di sekitar bangunan mulai menurun.

“Peristiwa itu terjadi pada Jumat malam sekitar pukul 18.30. Hujan tidak berhenti sejak pukul 11.00 siang hingga malam hari,” kata Eki Radiana.

Ambruknya ruko menimbulkan tumpukan material di sekitar pasar. Aktivitas perdagangan di area itu pun sementara dihentikan untuk alasan keamanan. Petugas gabungan bersama warga mulai membersihkan reruntuhan dan memberi garis pembatas di sekitar lokasi.

Sementara di Kecamatan Curugkembar, tepatnya Desa Bojongtugu, genangan air setinggi lutut menghambat akses jalan utama dan menggenangi halaman rumah warga. Di Kecamatan Palabuhanratu, hujan deras juga memicu genangan di beberapa titik padat penduduk, namun air cepat surut setelah hujan reda.

BPBD mencatat, luapan Sungai Cibening menjadi penyebab utama banjir di wilayah Purabaya dan sekitarnya. Air meluap hingga sekitar satu kilometer, membawa material lumpur dan ranting pohon yang menyumbat saluran air. Akibatnya, sekitar enam hektare lahan pertanian ikut terendam, tiga hektare di Desa Purabaya, dua hektare di Desa Neglasari, dan satu hektare di Desa Cicukang.

Tingginya debit air juga menyebabkan jalan provinsi di wilayah Purabaya sempat terputus pada Jumat sore. Jalur itu baru bisa dilalui kembali pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB, setelah air surut dan petugas bersama warga membersihkan material longsor.

“Kami bersama aparat kecamatan dan relawan langsung turun ke lokasi untuk mengevakuasi warga dan membersihkan material longsor,” kata Eki Radiana.

Ia menambahkan, tim kaji cepat BPBD segera diterjunkan begitu laporan masuk dari pemerintah desa. Penanganan awal difokuskan pada pembersihan jalur, pendataan korban, dan distribusi logistik.

“Saat ini, bantuan logistik darurat sudah disalurkan ke lokasi terdampak. Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan perangkat kecamatan untuk memastikan kebutuhan dasar warga tercukupi,” ujarnya.

Hingga Jumat (24/10/2025) malam, situasi di wilayah terdampak mulai berangsur pulih. Air di sebagian besar lokasi telah surut, warga yang sempat mengungsi mulai kembali ke rumah, sementara area sekitar ruko yang roboh di Pasar Jubleg masih diberi garis pembatas untuk alasan keamanan.

BPBD Kabupaten Sukabumi tetap siaga dan terus memantau potensi hujan lebat dalam beberapa hari mendatang.

“Musim hujan sudah meningkat intensitasnya, dan beberapa wilayah kita, khususnya selatan dan timur Sukabumi, memang rawan gerakan tanah. Kami mengimbau warga agar tetap waspada, terutama saat hujan deras, dan menghindari aktivitas di sekitar tebing atau aliran sungai,” ujar Eki Radiana.

Purabaya Paling Terdampak

Ruko Pasar Jubleg Ambruk

Akses Jalan Terputus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *