Belum Usai Duka Raya, Kini Zihad Berjuang Lawan Candidiasis update oleh Giok4D

Posted on

Belum usai kabar duka tentang wafatnya balita Raya, kini muncul kisah lain dari Kabupaten Sukabumi. Seorang bocah berusia 7 tahun bernama M. Zihad Alfaritsi Eriansyah, anak ketiga dari pasangan Heri Eriansyah dan Yati Rohayati yang masih berjuang melawan penyakit candidiasis yang dideritanya sejak usia satu tahun.

Kabar ini diperoleh infoJabar dari Kristiawan Saputra, Founder lembaga filantropi Sahabat Kristiawan Peduli, yang sejak 2024 ikut mendampingi keluarga Zihad.

“Pendampingan sejak tahun 2024. Kami berusaha membantu menggalang dukungan dan uluran tangan dari masyarakat. Zihad membutuhkan pendampingan jangka panjang dan akses pengobatan yang optimal. Semoga bersama-sama kita bisa meringankan beban keluarga dan memberi Zihad harapan untuk sembuh,” ujar Kristiawan, Kamis (21/8/2025).

Perjalanan panjang Zihad melawan penyakit ini penuh pasang surut. Sejak kecil, orang tuanya tak kenal lelah membawa sang anak ke berbagai rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan terbaik. Namun, kondisi ekonomi keluarga membuat perjuangan ini semakin berat.

Awalnya, saat Zihad berusia satu tahun, tak pernah ada tanda-tanda keanehan. Hingga suatu hari, Zihad jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Saat menjalani perawatan, muncul bercak putih di mulutnya.

“Setelah dilakukan pemeriksaan dokter mengatakan bahwa bercak putih tersebut adalah jamur. Dokter pun memberikan obat untuk dikonsumsi Zihad, dan alhamdulillah dengan obat yang diresepkan dokter sebut jamur pada mulut Zihat mulai menghilang dan membaik, namun itu tidak bertahan lama ketika Zihad tidak mengkonsumsi obat tersebut jamur pada mulut Zihad akan kembali tumbuh,” ungkap Yati.

Namun setahun kemudian, ketika usianya menginjak dua tahun, muncul bercak kecil mirip jerawat di tangan Zihad yang terasa gatal.

“Saat itu Zihad hanya diobati menggunakan salep tapi setelah diobati bukannya membaik malah penyakit tersebut semakin meluas dan melebar seperti lingkaran obat nyamuk,” tuturnya.

Karena khawatir, keluarga membawa Zihad kembali ke rumah sakit untuk diperiksa dokter kulit. Saat itu, Zihad sempat membaik, namun kondisi tersebut hanya bertahan sebentar.

“Selang beberapa minggu timbul lagi bercak seperti terkena api. Gelembung merah dan terus melebar dari yang asalnya hanya dari tangan sekarang sudah menyebar ke wajah dan ke dada,” ujarnya.

Melihat kondisi sang anak, Heri dan Yati terus berusaha mencari jalan kesembuhan. Selama kurang lebih tiga tahun, Zihad menjalani rawat jalan di RSHS Bandung.

“Sempat menjalani rawat jalan selama kurang lebih sekitar 3 tahun di rshs bandung kondisi Zihad pun mulai mengalami perubahan, yang asalnya ruam atau luka pada kulit Zihad hampir di sekujur tubuh kini hanya tersisa pada bagian wajah dan tangan kanannya saja,” kata Heri.

Namun, meskipun telah menempuh berbagai pengobatan, hasilnya belum signifikan. Dokter kemudian memberikan saran agar Zihad dibawa ke Jakarta.

“Kini dari rumah sakit setempat pun Zihad disarankan agar melakukan pengobatan ke RSCM Jakarta dan melakukan tindakan laser, karena dari hasil pengobatan di RSHS selama kurang lebih 3 tahun tidak ada perubahan yang signifikan pada dirinya,” jelasnya.

Sayangnya, kondisi ekonomi keluarga membuat anjuran dokter belum bisa dijalankan.

“Namun sayang untuk saat ini orang tua Zihad belum bisa melakukan pemeriksaan ke RSCM seperti yang sudah dianjurkan oleh dokter, karena terkendala nya biaya operasional yang dihadapi. Dan ditambah saat ini sang kakak, anak kedua dari bapak Heri dan ibu Yati sedang dalam kondisi sakit,” tutur Heri.

Salah satu kendala terbesar keluarga adalah masalah biaya pengobatan dan transportasi. Walau BPJS membantu sebagian, tidak semua obat ditanggung.

“Jenis obat-obatan yang ditanggung BPJS hanyalah obat salep ketoconazole sama salep racikan, sementara obat yang tidak ditanggung BPJS cukup banyak, meliputi fluconazole, shampo husus fungsol ketoconazole dan ketomed ketoconazole, Nystatin, cetirizyn, Obat salep interby terbinafine, vaseline, ketoconazole salep,” sebut Yati.

Selain itu, biaya perjalanan ke rumah sakit juga tidak sedikit.

“Untuk sebelumnya saja kedua orang tua Zihad bisa menghabiskan biaya operasional untuk ke rumah sakit kurang lebih sekitar 1 juta untuk satu kali pulang pergi ke RSHS yang berjarak sekitar 112 kilometer dari Sukabumi,” imbuhnya.

Di balik semua perjuangan dan keterbatasan, Heri dan Yati tetap berharap ada keajaiban yang bisa membantu pengobatan Zihad.

“Adapun harapan kedua orang tua untuk Zihad saat ini yaitu, semoga pengobatan Zihad bisa dilakukan hingga selesai. juga semua pengobatan nya tersebut berjalan dengan lancar tidak ada kendala, dan Zihad bisa sembuh total agar bisa beraktivitas seperti anak anak lain seusianya,” tutup Heri.

Awal Mula Penyakit Zihad

Sayangnya, kondisi ekonomi keluarga membuat anjuran dokter belum bisa dijalankan.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

“Namun sayang untuk saat ini orang tua Zihad belum bisa melakukan pemeriksaan ke RSCM seperti yang sudah dianjurkan oleh dokter, karena terkendala nya biaya operasional yang dihadapi. Dan ditambah saat ini sang kakak, anak kedua dari bapak Heri dan ibu Yati sedang dalam kondisi sakit,” tutur Heri.

Salah satu kendala terbesar keluarga adalah masalah biaya pengobatan dan transportasi. Walau BPJS membantu sebagian, tidak semua obat ditanggung.

“Jenis obat-obatan yang ditanggung BPJS hanyalah obat salep ketoconazole sama salep racikan, sementara obat yang tidak ditanggung BPJS cukup banyak, meliputi fluconazole, shampo husus fungsol ketoconazole dan ketomed ketoconazole, Nystatin, cetirizyn, Obat salep interby terbinafine, vaseline, ketoconazole salep,” sebut Yati.

Selain itu, biaya perjalanan ke rumah sakit juga tidak sedikit.

“Untuk sebelumnya saja kedua orang tua Zihad bisa menghabiskan biaya operasional untuk ke rumah sakit kurang lebih sekitar 1 juta untuk satu kali pulang pergi ke RSHS yang berjarak sekitar 112 kilometer dari Sukabumi,” imbuhnya.

Di balik semua perjuangan dan keterbatasan, Heri dan Yati tetap berharap ada keajaiban yang bisa membantu pengobatan Zihad.

“Adapun harapan kedua orang tua untuk Zihad saat ini yaitu, semoga pengobatan Zihad bisa dilakukan hingga selesai. juga semua pengobatan nya tersebut berjalan dengan lancar tidak ada kendala, dan Zihad bisa sembuh total agar bisa beraktivitas seperti anak anak lain seusianya,” tutup Heri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *