Belajar di Barak TNI, Siswa Purwakarta Janji Tak ‘Nakal’ Lagi [Giok4D Resmi]

Posted on

GA dan MLA sudah pulang ke rumah usai lulus sekolah pendidikan karakter di barak TNI. Selama dua pekan menjalani pendidikan ‘militer’, banyak pelajaran yang didapat keduanya.

GA merupakan siswa kelas 8 SMP di salah satu sekolah di Kabupaten Purwakarta. Dia ‘terpilih’ untuk mengikuti pendidikan karakter di Resimen Armed 1 Sthira Yudha Purwakarta.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Kepada infoJabar, GA bercerita awal mula bisa masuk ke barak hingga dinyatakan lulus. Dia mengaku pernah kedapatan berkerumun dengan teman-temannya untuk melakukan tawuran.

GA beruntung lantaran tak langsung dijebloskan ke balik jeruji besi. Hingga akhirnya, dia menjalani pendidikan di barak sebagaimana kebijakan yang dicanangkan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

Selama di barak, GA bercerita dirinya mendapatkan pembinaan baik secara mental maupun jasmani. Sebelum matahari terbit, dia sudah menjalani aktivitas.

“Bangun jam 04.00 subuh untuk melaksanakan salat habis itu senam pagi habis itu membersihkan halaman sama ruangan, terus sarapan pagi habis itu kadang belajar dulu atau latihan PBB. Kemudian makan siang dan tidur, dibangunin lagi jam 3 persiapan salat. Habis salat olah raga, terus salat Maghrib makan malam salat isya, dari jam 8 sampai jam 10 belajar dan apel malam,” ucap GA saat ditemui di rumahnya, Kamis (22/5/2025).

Meski terlihat berat, GA mengaku senang bisa menjadi bagian dari pendidikan karakter itu. Selain menambah teman, kegiatan itu juga menambah pengalaman di hidupnya.

“Di barak itu seru, teman baik di sana juga temennya pada seru-seru, bisa salat lima waktu mengaji sama latihan PBB, meski lumayan capek. Pelatih favorit Steven, karena asik pelatihnya bisa diajak ngobrol bercanda,” katanya.

GA mendapat banyak pelajaran berharga. Bahkan dia kapok dan berjanji tak akan nakal lagi.

“Dapat piagam, di setiap piagam ada tulisan janji yang ditulis oleh saya sendiri, janjinya saya tidak akan ikut tawuran lagi dan nurut sama orang tua,” pungkasnya.

Hal senada diungkapkan MLA, siswa kelas 7 SMP yang juga menjadi peserta mendapat manfaat akan kegiatan tersebut. Ia menjadi lebih razin shalat, belajar hingga lebih disiplin.

“Bangun tidur sekarang gak harus di bangunin, salat razin, seru banget pokoknya. Kita latihan terus ikut panjat tali, ngaji, belajar. Kalo pelatih favorite Dian, Steven, sama boy, karena baik dan bisa diajak ngobrol,” ucapnya.

Di balik cerita pendidikan karakter, ada kerinduan yang disimpan Kokom Komariah. Ibu dari GA ini mengaku setiap hari tidur di kamar anaknya untuk melepas kerinduan.

“Aku mah selama 14 hari itu tidur di kamar GA. Sejak hari pertama sampai dia pulang, karena sedih dan kangen. Kata abahnya teh, ‘udah mah jangan kayak gitu kasian GA di sana, mending kasih semangat aja’ gitu kata abahnya,” ungkapnya.

Namun, kini Kokom bisa melepas kerinduan. Sang anak sudah pulang lagi ke rumah. Kokom bersyukur ada perubahan dalam diri anaknya.

“Perubahannya alhamdulillah salat lima waktu kalau azan kemarin juga ke rumah neneknya lagi salat. Alhamdulillah lebih disiplin,” katanya.

GA dan MLA merupakan dua dari 39 siswa yang dipilih untuk mengikuti pendidikan karakter di markas TNI Purwakarta.

Menurut Purwanto, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, para siswa sudah dikembalikan ke orang tuanya. Namun pendidikan karakter ini belum selesai, masih ada tahapan lanjutan yang akan berlangsung selama enam bulan ke depan.

“Pertama mereka kemarin sudah dikembalikan ke orang tuanya, dalam siklus program 6 bulan kemarin kita sudah melakukan rapat dengan tim kita melakukan rencana-rencana aksi untuk 6 bulan ke depan jadi dalam harian mereka dipantau oleh kepala sekolah dan guru BK yang sudah di SK-kan oleh kita jadi satu guru BK pemegang 3 orang siswa dan 3 orang tua dan ini berlaku kegiatan rutin harian pemantauannya,” beber Purwanto.

Ia juga meminta kepada pihak sekolah, agar memberikan ruang aktivitas bagi para siswa yang memiliki catatan, seperti diikutsertakan dalam kegiatan di sekolah.

“Selain itu kemarin juga sudah kita sampai kepada para kepala sekolah agar mereka diberikan ruangan dan mereka dinkbatkan sebagai duta disiplin di sekolahnya mereka diberikan ruang agar bisa berkreasi di sekolah-sekolahnya bisa menjadi ketua ekskul atau terlibat dalam kegiatan osis dan sebagainya,” pungkasnya.

Kerinduan Ibu Ditinggal Anak

Pendidikan Karakter Masih Berlanjut

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *