Bantahan Bandung Zoo soal Narasi Bayi Orang Utan Ditelantarkan

Posted on

Bandung – ‘Manajemen baru’ Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) era John Sumampau, membantah narasi telah menelantarkan Tama, bayi orang utan saat konflik dualisme kepengurusan Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo beberapa waktu lalu. Mereka pun menyebut narasi itu tidak mendasar dan menyesatkan.

Sekedar diketahui, Tama merupakan bayi orang yang memiliki orang tua asuh Wali Kota Bandung Muhammad Farhan. Saat konflik dualisme terjadi, Rabu (6/8), ada potongan video yang tersebar di medsos dan menunjukkan kondisi Tama yang terlantar akibat konflik tersebut.

“Kami tegaskan bahwa klaim ini (Tama telantar) adalah tuduhan yang tidak berdasar dan menyesatkan,” kata juru bicara manajemen baru Bandung Zoo, Ully Rangkuti dalam keterangannya, Sabtu (9/8/2025).

Ully pun membantah sejumlah narasi yang menyebut bahwa Tama kelaparan saat konflik itu terjadi. Ia memastikan, Tama sudah diberi makan harian dan terakhir kali pada pukul 06.56 WIB.

“Berdasarkan log harian, pada Rabu pagi, Tama telah diberi makan pada pukul 06.56 WIB. Saat ini, di usianya yang hampir 8 bulan, Tama tidak hanya mengkonsumsi susu pengganti, tetapi juga makanan padat,” ungkapnya.

“Dalam video yang beredar, Tama justru awalnya terlihat tertidur dengan nyaman, lalu terbangun karena keributan orang-orang yang masuk ke ruangan, bukan karena kelaparan. Tidak ada suara tangisan yang mengindikasikan Tama kelaparan,” tambahnya.

Ully juga membantah narasi bahwa Tama sengaja dikunci di ruangan. Ia membeberkan bahwa kondisi itu adalah standar operasional (SOP) di klinik satwa yang bertujuan mencegah satwa keluar ruangan dan tidak ada orang yang berkepentingna masuk ke area perawatan.

“Oleh karena itu, tuduhan ‘dikunci’ merupakan misinterpretasi yang disengaja terhadap prosedur keselamatan satwa,” bebernya.

Terakhir, Ully juga menjelaskan para keeper satwa manajemen baru saat itu sedang memberikan pakan dan membersihkan kandang. Namun kemudian, muncul massa yang merangsek masuk dan mengusir mereka.

“Kami meminta masyarakat untuk bijak dan berhati-hati dalam menyikapi isu yang berkembang. Kami meyakini, video ini adalah bagian dari upaya untuk merusak reputasi kami. Kami berkomitmen penuh pada transparansi dan kesejahteraan satwa,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *