Banjir yang Kerap Menyapa Membuat Warga Dayeuhkolot Bandung Bosan

Posted on

Kampung Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung terendam banjir. Aktivitas warga terganggu akibat bencana yang kerap datang saat kawasan Bandung Raya diguyur hujan deras.

Air keluar melalui selokan hingga menggenang setinggi 30 cm hingga 100 cm. Beberapa aktivitas warga terganggu dengan adanya air banjir tersebut. Sebagian warga menggunakan perahu untuk bekerja dan sekolah.

Telihat beberapa anak memanfaatkan momen tersebut dengan berenang menggunakan ban dalam bekas. Mereka nampak bahagia berenang loncat dari area tinggi ke air yang tergenang.

“Ini banjir dari kemarin baru sekarang-sekarang naik, biasa aja setiap setahun sekali. Naik dari mulai jam 8-an sampai tadi subuh,” ujar Nana Junjana (58), saat ditemui infoJabar, Jumat (24/10/2025).

Menurutnya air banjir itu berasal dari Kota Bandung yang tidak bisa keluar ke Sungai Citarum karena debit airnya tinggi. Sehingga air tersebut meluap ke Kampung Bojongasih.

“Jadi kan Citarum udah besar, di sini ga ada penampung buat nahan air, jadi gini banjir. Kalau Ciputat mah kan udah punya, jadi kalau Ciputat bisa nggak banjir karena penampungan airnya udah ada tiga. Kalau udah punya mah mungkin nggak terdampak,” katanya.

Adanya banjir tersebut membuat warga terganggu aktivitasnya. Mereka yang berkegiatan biasanya menggunakan perahu dan selalu membawa baju ganti.

“Kalau di rumah saya agak tinggi jadi nggak masuk, tapi kalau air besar pasti masuk. Cuman tadi di jalan sepaha airnya,” jelasnya.

Dia berharap pemerintah bisa menangani permasalahan banjir. Apalagi banjir ini telah terjadi puluhan tahun silam.

“Kalau keinginan saya mah kaya yang di sana aja kaya di Ciputat. Intinya daripada perbaiki jalan, mending beresin banjir khususnya Citarum karena ini kan air kiriman bandung airnya. Intinya mah segera diatasi,” kata Nana.

Sementara itu, Ketua RT 06 RW 14, Wawan Hermawan menginginkan pemerintah bisa membangun tambahan folder atau penampungan air. Dengan itu air bisa mengalir dengan lancar ke Citarum.

“Solusinya adalah dibangun folder lagi. Jadi air dari kota ini tidak ngendap di sini, dan bisa langsung terbuang ke Citarum,” tuturnya.

Wawan menilai folder yang ada tida mencukupi untuk menampung air. Pasalnya volume air di sungai Citarumnya sedang tinggi dan harus dibuat kembali folder.

“Kami sudah ngusulin folder ke bupati, katanya iya akan dibangun. Tapi sampai sekarang belum dibangun,” ungkapnya.

Pihaknya mengaku sudah bosan dengan adanya permasalahan tersebut. Apalagi banjir membuat aktivitas warga terganggu.

“Soalnya setiap hujan sudah pasti air dari kota ke sini. Sudah bosan dan jenuh. Anak-anak libur sekolah dan yang bekerja juga keganggu. Akses jalan raya dayeuhkolot juga terendam,” bebernya.

Dia menambahkan ada ratusan rumah yang terendam banjir. Mereka saat ini khawatir air kembali naik karena diprediksi hujan akan kembali turun pada sore hari.

“Ada ratusan rumah yang terendam. Sekarang kondisinya mendung, takut hujan lagi. Nanti ini banjirnya bisa naik lagi,” pungkasnya.