Bandung ‘Perangi’ Sampah, 4 Alat Pengolahan Baru Disiapkan

Posted on

Pemkot Bandung terus memutar otak untuk menangani masalah sampah. Empat alat pengolahan baru pun sudah disiapkan agar permasalahan di sektor tersebut perlahan bisa teratasi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Darto membeberkan, Kota Bandung masih punya masalah 1.500 ton tumpukan sampah yang tidak terangkut setiap hari Minggu. Ini terjadi karena TPA Sarimukti yang menjadi pusat pembuangan sampah libur beroperasi.

Sementara di hari-hari biasa, Pemkot Bandung hanya bisa membuang 980 ton dari 1.500 ton tumpukan sampah ke TPA sarimukti. Jadi, ada sekitar 520 ton yang tak terangkut, dan 160 ton hingga 200 ton lainnya bisa diolah secara langsung oleh DLH.

“Artinya masih ada sekitar 200 hingga 300 ton yang tidak bisa diapain setiap hari terakumulasi,” kata Darto, Rabu (5/11/2025).

Darto mengaku DLH sudah mengirim surat ke Pemprov Jabar supaya bisa mendapatkan kuota tambahan pembuangan sampah ke TPA Sarimukti. Namun katanya, surat tersebut tak kunjung mendapat respons sesuai harapan.

“Sudah. Sudah dijelaskan juga langsung kepada pemerintah provinsi. Tapi belum diberikan tambahan kuota, sehingga kita agak kelabakan,” ungkapnya.

Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Bandung pun menambah empat alat pengolah sampah yang rata-rata bisa mengolah 10 ton per hari. Alat tersebut berupa insinerator dan firolisis.

Darto mengatakan, alat tersebut kini sudah digunakan di Kecamatan Gedebage, Rancasari, Sukasari dan Batununggal. Meski bobot pengolahan sampahnya masih minim, Pemkot pun menargetkan bisa mengolah sampah mandiri 300 ton per hari pada akhir 2025.

“Targetnya hingga akhir tahun ini setidaknya kita harus bisa mengolah 300 ton sehari. Sekarang baru mencapai 160 hingga 200 ton saja, artinya masih kurang 100 ton,” pungkasnya.