Bahaya Makan Terlalu Cepat, Bisa Ganggu Pencernaan dan Picu Obesitas baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Dalam kesibukan sehari-hari, banyak orang terbiasa makan dengan tergesa-gesa. Alasannya beragam, mulai dari waktu istirahat yang terbatas, pekerjaan menumpuk, hingga kejar aktivitas lain. Namun tanpa disadari, kebiasaan ini justru berbahaya bagi kesehatan.

Dilansir dari BBC Food, makan terlalu cepat dapat mengganggu sistem pencernaan dan berdampak negatif pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Saat seseorang makan dalam tempo tinggi, tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk merespons makanan yang masuk. Padahal, otak membutuhkan sekitar 20 menit untuk menerima sinyal dari perut bahwa tubuh sudah kenyang.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Akibatnya, orang yang makan terlalu cepat cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak dari yang dibutuhkan. Tanpa disadari, hal ini dapat memicu kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.

Selain itu, makan tanpa mengunyah makanan dengan baik juga berdampak pada kerja lambung. Makanan yang tidak hancur sempurna membuat sistem pencernaan bekerja lebih berat dan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, kembung, hingga nyeri di ulu hati.

Beberapa ahli menjelaskan, mengunyah terlalu cepat juga menyebabkan udara ikut tertelan, yang kemudian menimbulkan rasa begah dan gangguan pada saluran pencernaan.

Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara makan cepat dengan meningkatnya risiko sindrom metabolik, yaitu kumpulan kondisi seperti tekanan darah tinggi, kadar gula tidak stabil, dan peningkatan kolesterol jahat. Semua faktor ini muncul karena tubuh tidak diberi waktu untuk menyesuaikan diri dengan asupan makanan yang diterima.

Kebiasaan makan terlalu cepat juga menurunkan kualitas penyerapan nutrisi. Saat makanan tidak dikunyah sempurna, air liur tidak berfungsi optimal untuk memecah karbohidrat dan lemak. Akibatnya, tubuh tidak memperoleh manfaat penuh dari makanan yang dikonsumsi.

Sebaliknya, makan perlahan memberi tubuh waktu untuk mencerna dan menyerap nutrisi secara maksimal. Kebiasaan ini juga membantu otak mengenali rasa kenyang, menurunkan stres, dan membuat proses makan menjadi lebih menyenangkan.

Untuk mulai mengubah kebiasaan, langkah kecil bisa dilakukan. Cobalah menyadari setiap suapan, mengunyah lebih lama, dan memberi jeda di antara gigitan. Hindari distraksi seperti ponsel atau televisi agar fokus makan tetap terjaga. Dengan begitu, tubuh bisa bekerja lebih optimal dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan.

Artikel ini telah tayang di .