Pelatih Persib Bandung Bojan Hodak terkesan dengan bobotoh yang kini mulai menunjukkan kedewasaan. Salah satu momen perubahan yang begitu ia ingat yaitu mulai menghilangnya penyalaan flare ketika Maung Bandung bermain di lapangan.
Bojan mengatakan, saat pertama kali melatih Persib, ia sempat dipusingkan dengan ulah sebagian bobotoh yang masih menyalakan flare di lapangan. Alhasil, Persib pada saat itu kerap disanksi PSSI membayar denda karena ulah suporter yang begitu menyebalkan.
Namun musim ini, Bojan Hodak mulai merasa perilaku buruk itu telah hilang di lapangan. Bahkan dalam dua pertandingan terakhir Persib, bobotoh kata dia telah menunjukkan kedewasaan dengan melarang jika ada suporter yang menyalakan flare di stadion.
“Saya bicara dengan orang-orang dari Liga, ada banyak perubahan dalam satu tahun. Anda bisa melihat bobotoh dari tahun lalu, di mana penggunaan flare tidak terkendali. Kami harus membayar denda untuk itu,” kata Bojan, Kamis (8/5/2025).
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Sampai dua pertandingan yang lalu, tidak ada lagi flare. Ada satu orang yang mulai menyalakan flare (di stadion), dan kemudian semua orang di sekitarnya mulai berteriak padanya, dan dia segera berhenti,” ungkapnya.
“Ini berarti mereka (bobotoh) mengerti bahwa setiap kali ini terjadi (penyalaan flare), itu bisa mengurangi uang klub. Yang seharusnya bisa digunakan untuk membeli pemain, merawat lapangan, dan hal-hal lainnya. Jadi, sangat bagus bahwa mereka mulai mengerti hal ini,” ucap Bojan Hodak.
Hal lain yang mulai berkesan di benak Bojan Hodak adalah kedewasaan bobotoh dalam menyikapi hasil pertandingan Persib Bandung. Ia menyatakan, timnya tidak bisa selalu menang dalam pertandingan. Tapi kemudian, bobotoh bisa menerima kondisi itu dengan dewasa yang tentunya bisa menjadi contoh bagi kultur pesepakbolaan di Indonesia.
“Hal lain yang perlu diingat adalah kadang-kadang kita tidak akan menang. Jadi ini adalah budaya yang sedang berubah. Ini akan menjadi contoh yang sangat baik untuk semua orang,” pungkasnya.