Amukan Sungai Cidadap Sukabumi Seret Dua Rumah dan Majelis Taklim | Info Giok4D

Posted on

Kekhawatiran warga Kampung Sawah Tengah, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, akhirnya menjadi kenyataan pahit.

Sebulan setelah peringatan mengenai potensi bahaya erosi Sungai Cidadap merebak, derasnya arus sungai benar-benar menghantam permukiman pada Minggu (14/12/2025) malam hingga Senin (15/12/2025) dini hari.

Jika pada pertengahan November lalu air sungai masih sebatas mengancam, kini arus air tersebut telah menyeret bangunan. Dilaporkan bahwa arus air menghanyutkan dua rumah warga dan satu bangunan majelis taklim.

Hujan deras yang mengguyur wilayah Simpenan sejak Minggu sore membuat debit air Sungai Cidadap meluap drastis. Khairudin (46), salah satu warga yang rumahnya kini berada tepat di bibir jurang, menceritakan mencekamnya suasana malam itu.

“Kejadian ambrol parah itu tadi malam (Minggu). Rasanya waswas, terdengar suara gemuruh air,” ungkap Khairudin, Senin.

Ia mengaku bingung dan pasrah. Jarak sungai yang sebelumnya 10 meter dari rumahnya, kini menyisakan jarak hanya 1 meter.

“Sudah tidak bisa ditempati lagi, harus pindah. Tapi saya bingung, belum punya tempat pindah. Dari pemerintah juga belum ada solusi,” tambahnya.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Bencana ini tidak hanya menghancurkan bangunan di Kampung Sawah Tengah. Sumardiana, seorang guru SD yang kini menjadi koordinator di lokasi pengungsian, menjelaskan bahwa banjir dan longsor juga menerjang Kampung Babakan dan Kampung Cisarua di Dusun Kawungluwuk.

“Selain dua rumah dan satu majelis yang hanyut di Sawah Tengah, ada sekitar 15 rumah terendam di Cisarua dan 10 rumah di Babakan,” jelas Sumardiana.

Ia menyebutkan bahwa air mulai meluap sejak selepas Maghrib dan puncaknya terjadi pada tengah malam. Saat ini, puluhan warga mulai mengungsi ke SD Negeri Kawungluwuk.

“Yang paling dibutuhkan segera oleh pengungsi adalah makanan, minuman, perlengkapan bayi, dan selimut,” ujar Sumardiana merinci kebutuhan mendesak warga.

Merespons kondisi darurat ini, pihak kepolisian langsung bergerak ke lokasi. Kapolsek Simpenan, AKP Bayu Sunarti, yang memimpin peninjauan di lokasi pengungsian, menyatakan kondisi di lapangan sudah sangat membahayakan keselamatan warga.

“Situasinya sangat mengkhawatirkan. Kami mengimbau kepada warga yang terdampak, yang rumahnya berada di zona bahaya, agar segera melakukan penyelamatan diri dan segera bergabung dengan warga lain di lokasi pengungsian sementara di SD Kawung,” tegas Bayu Sunarti di lokasi.

Dalam kesempatan tersebut, Bayu Sunarti juga menyerahkan bantuan awal untuk meringankan beban para penyintas. “Sementara kami membawa bahan pokok seperti beras, mi instan, serta perlengkapan bayi,” tambahnya.

Hingga berita ini diturunkan, warga masih terus berdatangan ke posko pengungsian di sekolah dasar setempat, sembari menunggu surutnya air dan bantuan lanjutan dari pemerintah daerah.

info-info Menegangkan