Aktivitas Tambang di Gunung Kuda Cirebon Rusak Habitat Burung

Posted on

Kondisi alam Gunung Kuda yang berada di Kabupaten Cirebon rusak akibat aktivitas pertambangan. Habitat burung di kawasan tersebut juga terganggu dan bahkan bisa berpindah tempat akibat aktivitas pertambangan. Informasi ini dikatakan pakar burung sekaligus Guru Besar Etnobiologi Universitas Padjadjaran Johan Iskandar.

Johan mengatakan kegiatan pertambangan yang merusak vegetasi hutan berdampak buruk pada habitat burung yang hidup di kawasan tersebut. “Pada umumnya kalau kegiatan dalam galian atau tambang biasanya membongkar bongkar tanah dan menghilangkan vegetasi sehingga menjadi lahan terbuka. Maka hilangnya vegetasi sebagai habitat burung dan maraknya aktivitas orang di penambangan dapat menjadi gangguan terhadap berbagai jenis burung di kawasan tersebut,” kata Johan kepada infoJabar, Kamis (5/6/2025).

Johan menyebut, burung-burung yang hidup di kawasan pertambangan itu biasanya jenis burung semak belukar. “Jenis-jenis burung yang ada di kawasan tersebut berupa jenis burung di pedesaan, umumnya seperti burung semak belukar dan pepohonan non hutan seperti dudut, prinjak, kutilang, jogjog, toed, tekukur, perkutut, pipit, peking, uncuing, cipeuw, burung udang dan lainnya,” ungkap Johan.

Johan menyebut ketika habitat burung itu rusak akibat tambang, maka burung itu akan mencari tempat baru, namun rentan berkonflik dengan habitat burung yang sudah ada di habitatnya. “Burung yang terganggu akan pindah ke daerah sekitarnya yang memiliki habitat hampir serupa dengan habitat lama di tempat asalnya,” tuturnya.

Meski berpotensi konflik, namun dampaknya tidak akan sangat buruk karena habitat burung dialam pun sudah berkurang. “Sementara kemungkinan konflik dengan jenis burung yang telah ada di tempat baru tidak akan berat. Pasalnya kepadatan populasi berbagai jenis burung secara umum di luar kawasan hutan dewasa ini cenderung tidak padat lagi, bahkan saat ini populasi burung di luar kawasan hutan cenderung makin menurun pada setiap waktunya karena maraknya berbagai gangguan akibat ulah manusia yang tidak bijaksana terhadap jenis-jenis burung secara langsung, maupun gangguan terhadap habitatnya,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, bencana longsor ini terjadi di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jumat (30/5). Hingga, Kamis (5/6/2025) dilaporkan 21 orang tewas, 7 luka-luka dan 4 orang masih dinyatakan hilang dan masih dilakukan pencarian.