Aktivitas Pemusnahan Amunisi Afkir Ganggu Habitat Burung?

Posted on

Lahan milik Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat yang berada di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut dijadikan sebagai lokasi pemusnahan amunisi tidak layak pakai oleh TNI AD.

Lalu apakah suara ledakan yang sering terjadi dapat mengganggu keberadaan satwa yang hidup di kawasan tersebut? Pakar burung sekaligus Guru Besar Etnobiologi Universitas Padjadjaran Prof Johan Iskandar mengatakan, hal tersebut mengganggu kehidupan burung yang ada di wilayah tersebut.

“Secara umum jenis-jenis burung pada saat saat ledakan sangat terganggu dan bisa menghindar dari kawasan ledakan. Tetapi kalau ledakannya tidak terus-terusan dan jangka waktu pendek jenis-jenis burung secara umum bisa mengadaptasikan diri terhadap suara ledakan tersebut, dan dapat terus menetap lagi di tempat asalnya,” kata Johan kepada infoJabar, Minggu (18/5/2025).

Meski dapat beradaptasi, jika ledakan itu berlangsung terus menerus, burung bisa pindah tempat. Hal tersebut dilakukan karena tempat tinggalnya sudah rusak.

“Tapi kalau ledakan tersebut intensif dan waktu lama, kemungkinan jenis-jenis burung tidak bisa mengadaptasikan diri dan dapat pindah ke tempat lain yang dianggap sesuai habitatnya dan dianggap aman,” ungkapannya.

Johan menerangkan, secara literatur gangguan terhadap jenis-jenis burung di alam oleh gangguan ledakan sangat jarang. Menurut Johan, banyak gangguan lain yang dapat menyebabkan burung kehilangan habitatnya.

“Gangguan utama terhadap jenis-jenis burung di alam saat ini menjadi populasinya langka bahkan punah secara lokal adalah akibat perburuan liar secara intensif, kerusakan atau hilangnya habitat, seperti kerusakan dan alih fungsi hutan, serta akibat keracunan pestisida yg sangat di pertanian dan perkebunan,” jelasnya.

Disinggung terkait habitat burung apa saja yang ada di kawasan pantai khususnya di pantai selatan dan sekitarnya, Johan sebut banyak. Bahkan jenis-jenis elang burung yang saat ini sudah langka juga banyak hidup di kawasan tersebut.

Meskipun kawasan tersebut bukan cagar alam atau margasatwa, Johan sebut banyak jenis burung yang menjadi penghuni pantai tersebut yang habitatnya terancam oleh aktivitas peledakan amunisi tersebut.

“Walaupun demikian karena kawasan hutan dekat pantai, biasanya di kawasan pantainya yang ada padang lumpur dan hutan mangrove biasa menjadi habitat burung penetap, seperti elang bondol, elang laut perut putih, dan burung burung di lumpur di pantai burung penetap seperti kuntul besar, kuntul kecil, cangak dan lainnya,” ucap Johan.

“Ada juga burung migrasi biasanya yang biasa tercatat di musim hujan seperti jenis-jenis trinil dan kedidi. Kalau di hutan daratnya biasanya tercatat elang hitam, elang ruyuk, alap-alap, cekakak Jawa, cekahkeh, murai batu, anis merah, ungkut ungkut, bultok, burung walik, burung madu dan lainnya,” pungkas Johan.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *