Keheningan malam mendadak mencekam kala seorang laki-laki berusia 17 tahun nekat memanjat tower sinyal setinggi 50 meter. Aksi tersebut terekam kamera warga dan videonya viral di sosial media.
Laki-laki itu diduga akan melakukan percobaan pencurian alat penguat sinyal (RRU) dan percobaan bunuh diri, di Kampung Malakasari, Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang, Jumat (19/9/2025). Petugas gabungan langsung bergerak mendatangi TKP dan membujuk supaya untuk turun ke bawah tower.
“Iya laki-laki itu berinisial RS berusia 17 tahun. Kejadiannya sekitar jam 00.10 WIB dan bisa dibujuk terus dievakuasi sekitar 07.30 WIB pagi,” ujar Kapolsek Cangkuang, IPDA Didi Dwi Purnomo, kepada awak media.
Peristiwa tersebut bermula saat sinyal salah satu jaringan seluler terputus. Kemudian sang operator inisial PAW langsung bergerak melakukan perbaikan
“Namun setelah dilakukan pengecekan, diketahui ada tiga buah alat penguat sinyal (RRU) yang sudah diputus di sekitar tower,” katanya.
Setelah itu sang operator menemukan laki-laki berinisial RS berada di atas tower dengan ketinggian 50 meter. Tak berselang lama langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Kepolisian Sektor Cangkuang.
“Kemudian kami beserta jajaran mendatangi TKP. Nah, benar adanya percobaan bunuh diri, tapi ini masyarakat pun bertanya apakah laki-laki mau mengambil barang atau tidak,” jelasnya.
Laki-laki tersebut diduga akan melakukan percobaan pencurian alat penguat sinyal (RRU). Namun hal tersebut keburu kepergok oleh warga dan laki-laki itu nekat melakukan percobaan bunuh diri.
“Saya sebagai Kapolsek Cangkuang beserta jajaran mengambil langkah untuk kemanusiaan menyelamatkan nyawa seseorang dan kami berusaha untuk mediasi dan membujuk,” tambahnya.
Setelah itu Polisi langsung berkoordinasi dengan petugas Damkar Kabupaten Bandung. Kemudian orang tua dari laki-laki tersebut dihadirkan untuk membujuknya supaya turun dari tower.
“RS berhasil dievakuasi pada pukul 07.30 WIB oleh Bhabinkamtibmas Aipda Dian Rosdiana beserta satu petugas Damkar Kabupaten Bandung dengan cara menaiki tangga tower dengan alat (Rafling),” ucapnya.
Setelah itu laki-laki tersebut langsung dibawa pulang kedua orang tuanya. Kata Didi, kondisi laki-laki tersebut mengalami trauma karena masih di bawah umur.
“Kondisinya masih gangguan psikologi (trauma) karena umurnya 17 tahun. Kita tetap pendampingan orang tuanya kita sudah melakukan mediasi, komunikasi karena ada pengaruh ekonomi yang kurang mampu,” pungkasnya.