Akses Darurat Dibuat Imbas Longsor Putus Akses 2 Desa di Cililin KBB

Posted on

Longsor memutus akses dua desa di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Penyebabnya yakni hujan deras yang mengguyur selama beberapa jam pada Kamis (4/12/2025).

Akses yang terputus longsor itu menghubungkan Desa Nanggerang dan Desa Mukapayung di Kecamatan Cililin, Bandung Barat. Kini jalan milik Pemda KBB itu tak bisa dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat.

Tak cuma jalan tertutup material longsor, di satu titik permukaan jalan tersebut sampai ambles dengan ketinggian lebih dari 50 sentimeter. Lebar jalan yang terdampak longsor mencapai 6 meter dengan panjang 15 meter.

Longsor tersebut menghambat aktivitas warga. Mereka terpaksa berjalan kaki menuju ke sekolah, pasar, hingga puskesmas sejauh lebih dari satu kilometer karena jalan masih tertutup material.

“Kebetulan saya mengajar di SD, nah kalau pakai motor kan cuma beberapa menit, sekarang ya lumayan karena harus jalan kaki,” kata Nia (28), warga setempat, Jumat (5/12/2025).

Ia berharap pemerintah bisa melakukan perbaikan mengingat jalan tersebut merupakan satu-satunya akses terdekat menuju sarana pendidikan, kesehatan, dan perekonomian warga.

“Ya harapannya segera diperbaiki, minimal bisa dilewati motor dulu. Kalau harus jalan kaki kasihan anak-anak juga, apalagi sekarang musim hujan,” kata Nia.

Warga lainnya, Ridwan, juga terpaksa memutar mencari jalan lain agar kendaraannya bisa mencapai jalan arteri menuju tempatnya bekerja di daerah Cililin. Sebab jalan yang terputus longsor sama sekali tak bisa dilintasi kendaraan.

“Iya harus mutar, lumayan sekitar 5 kilometer jadi berangkat kerjanya harus lebih pagi biar enggak kena macet. Mudah-mudahan bisa segera diperbaiki,” kata Ridwan.

Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail mengecek lokasi longsor tersebut. Ia menginstruksikan BPBD dan dinas terkait untuk mengatasi dampak longsor kemudian membuka jalan darurat agar kendaraan warga bisa melintas.

“Sekarang kami sedang berusaha membuat jalur darurat, minimal kendaraan roda dua bisa lewat. Kita juga fokus terus ke penanganan material longsor dan jalan amblesnya, jangan sampai menghambat aktivitas warga lebih lama lagi,” kata Jeje.

Pemda KBB sendiri sudah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi di musim hujan ini. Kewaspadaan bencana meliputi ancaman banjir, tanah longsor, hingga puting beliung.

“Jadi Pak Gubernur (Dedi Mulyadi) kan sudah menetapkan status tanggap darurat bencana sejak 15 September kemarin sampai April 2026. Maka kita menetapkan status yang sama di Bandung Barat ini,” kata Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail.

Di Bandung Barat sendiri, setidaknya ada 11 kecamatan yang dinyatakan rawan bencana di musim hujan. Meliputi Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cililin, Cipatat Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang, dan Kecamatan Ngamprah.

“Saya juga agak khawatir kalau musim hujan seperti ini dengan cuaca cenderung ekstrem, daerah rawan bencana seperti di Lembang, Gununghalu, Cipongkor, dan daerah lain di wilayah selatan ini memang perlu perhatian khusus,” kata Jeje.