Siswa SD di Pangandaran Jadi Korban Penipuan dan Perampasan, Polisi Dalami Kasus

Posted on

Seorang siswa SD di Pangandaran kena jambret oleh orang tak dikenal (OTK). Insiden itu terjadi di SD Negeri 2 Sukahurip Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Selasa (15/4/2025) pagi.

Buntut kejadian itu, siswi tersebut didampingi orang tua melapor ke Polsek Pangandaran beserta kepala sekolah. Informasi yang diterima infoJabar, siswi tersebut mengaku menjadi korban perampasan oleh seorang pria tak dikenal yang mengaku sebagai guru.

Kanit Reskrim Polsek Pangandaran Aipda Dani Erwanto membenarkan adanya kejadian tindak pidana penipuan dan perampasan. Selain itu, kejadian tersebut dilaporkan di dua polsek.

“Tadi pun saya menerima kabar dari Polsek Kalipucang dengan kejadian yang sama,” kata Dani, Selasa (15/4/2025).

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Polsek Kalipucang untuk mendalami kasus tersebut. “Jadi kasus yang sama dilaporkan di wilayah hukum kami terjadi di tempat lain,” katanya.

Dihubungi terpisah, Kapolsek Kalipucang AKP Iman Sudirman mengatakan pihaknya juga menerima laporan dugaan penipuan dengan modus serupa di empat sekolah dasar di Desa Bagolo, Banjarharja, dan Putrapinggan. “Pelaku mengaku sebagai guru baru dan melarang siswa memakai perhiasan, lalu memaksa mereka untuk menyerahkannya,” jelas AKP Iman.

Menurut salah satu pengakuan korban, ia tiba lebih awal di sekolah bersama orang tuanya. Setelah ditinggal, seorang pria asing menghampiri dirinya dan beberapa temannya. Pria tersebut mengaku sebagai guru baru dan memberikan nasihat agar siswa tidak mengenakan perhiasan ke sekolah. Melihat korban memakai cincin, pelaku langsung memaksanya untuk menyerahkan perhiasan tersebut.

“Ya, saya kasih soalnya dipaksa. Saya takut,” kata korban saat ditemui di Polsek Pangandaran.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SDN 2 Sukahurip, Joko Muklas membenarkan bahwa siswinya menjadi korban perampasan cincin emas seberat satu gram. Menurutnya, pelaku beraksi sekitar pukul 06.30 WIB, saat sekolah masih sepi dan para guru belum hadir.

“Pelaku datang saat sekolah masih sepi, lalu mengumpulkan beberapa siswa yang sudah datang lebih dulu dan melancarkan aksinya,” kata Joko.

Ia menambahkan, pelaku juga sempat mencoba merampas kalung milik siswi lain, namun gagal karena korban menolak. “Mungkin karena usianya lebih besar, dia berani menolak memberikan perhiasannya,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran Agus Nurdin mengungkapkan modus penipuan ini sebelumnya juga terjadi di beberapa SD di wilayah Patimuan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pekan lalu. “Kami sudah mengimbau sekolah-sekolah agar lebih waspada terhadap modus seperti ini,” ucapnya melalui telepon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *