Petualangan di gunung yang semestinya menjadi pengalaman mendebarkan dan menenangkan, tak jarang berubah menjadi perjuangan hidup dan mati saat pendaki tersesat di alam liar. Berikut rangkuman kisah-kisah dramatis pendaki yang sempat hilang di sejumlah gunung di Jawa Barat.
Elang Guntur Pratama, remaja asal Karawang, tersesat selama hampir empat hari di Gunung Cikuray, Garut. Peristiwa ini terjadi saat Elang bersama dua rekannya mendaki gunung tersebut pada Senin, 12 Mei 2025. Saat turun pada hari Selasa, Elang merasa kelelahan dan memutuskan beristirahat di Pos 6, sementara rekannya melanjutkan perjalanan. Ketika mencoba menyusul, Elang tersesat di antara Pos 5 dan Pos 4.
Dalam upaya mencari jalan keluar, Elang mengikuti suara gonggongan anjing yang dikiranya berasal dari perkampungan warga. Namun, ia justru terjatuh ke dalam jurang.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Selama tersesat, Elang bertahan hidup dengan meminum air dari sumber mata air dan memakan tumbuhan hutan. Ia ditemukan oleh warga yang sedang berburu babi hutan pada Jumat, 16 Mei 2025, dalam kondisi lemas namun selamat.
8 orang warga Garut tersesat saat bertamasya di Gunung Sagara, Kecamatan Sucinaraja. Mereka kemudian berhasil dievakuasi sehari berselang setelah kejadian.
Menurut Kapolsek Wanaraja AKP Abusono, kejadian bermula saat rombongan keluarga ini bertamasya ke kawasan Talaga Bodas, yang berlokasi di Kecamatan Wanaraja, pada Minggu, (16/2) pagi.
Namun, saat tengah makan bersama, 8 orang di antara rombongan memisahkan diri dan berniat untuk muncak ke Gunung Sagara, yang berada dekat dengan Talaga Bodas.
“Kedelapan orang ini, kemudian berjalan kaki muncak ke Gunung Sagara dan berhasil sampai siang harinya,” kata Abusono kepada infoJabar, Selasa, (18/2/2025) siang.
Menurut informasi yang dihimpun, kedelapan orang ini terdiri dari sepasang suami-istri, adik suami, serta lima orang anak. Abu menjelaskan, setelah dua jam berada di puncak, mereka kemudian turun kembali.
Namun, saat di perjalanan, terjadi hujan lebat hingga kabut tebal turun yang menutupi pandangan. Mereka, kemudian tersesat. “Salah satu orang kemudian naik kembali ke puncak untuk melihat jalur. Setelah dirasa jalurnya ada, kemudian turun kembali ke bawah bersama rombongan,” katanya.
Rombongan ini, kemudian berjalan kaki menuju posko terdekat di Gunung Sagara. Perjalanan ini berlangsung dari jam 8 malam, hingga mereka tiba sekitar 2 jam kemudian.
Wendi Ibnu Al Farizi (23), pendaki asal Rancaekek, Kabupaten Bandung, ditemukan selamat setelah dilaporkan hilang di Gunung Manglayang sejak Minggu, 16 Februari 2025. Ia mendaki sendirian melalui jalur Barubeureum sekitar pukul 19.12 WIB dan sempat menitip pesan kepada saudaranya bahwa jika tidak ada kabar hingga Senin pagi, maka keluarganya harus segera diberi tahu. Laporan kehilangan Wendi memicu pencarian oleh tim SAR gabungan.
Kepala Kantor SAR Bandung Ade Dian Permana menyatakan, Wendi ditemukan dalam keadaan selamat tengah berjalan menuju posko pendakian dengan koordinat penemuan 6°52’48.26″S 107°45’22.37″E.”
Usai ditemukan pada Rabu (19/2), Wendi langsung dibawa oleh Tim SAR untuk pemeriksaan medis dan kemudian diantar pulang. Dengan ditemukannya Wendi, operasi SAR resmi dihentikan.
Upaya pencarian melibatkan penyisiran darat di sekitar Puncak Bayangan dan pemantauan udara menggunakan drone UAV Thermal. Tim SAR sempat melakukan pencarian intensif hingga Rabu sore pukul 16.30 WIB. Penemuan Wendi yang berhasil keluar dari kawasan hutan dan berjalan sendiri ke arah posko menjadi akhir dari misi penyelamatan yang berlangsung selama tiga hari.
Kasi Humas Polres Sumedang AKP Awang mengatakan, kondisi Wendi masih normal setelah dilakukan pemeriksaan.
4. 7 Bapak-bapak di Gunung Godog
Tujuh bapak-bapak petualang yang menghilang di Gunung Godog sejak Minggu, (20/10/2024) lalu ditemukan. Mereka ternyata tersesat di hutan belantara.
Menurut Kepala Desa Suci Dian Risdianto, pencarian akan ketujuh sekawan tersebut mulai menemui titik terang pada Senin, (21/10) malam tadi. Petugas gabungan menemukan jejak mereka dan berhasil menemukannya.
“Malam tadi tiga dari tujuh korban sudah dievakuasi. 4 lainnya juga sudah diketahui keberadaannya,” ucap Dian.
Dian mengatakan, ketiga pendaki yang sudah berhasil dievakuasi kemudian langsung dibawa ke puskesmas setempat untuk menjalani perawatan.
“Pengakuannya, mereka menghilang karena tersasar jalan,” ucap Dian.
Menurut Dian, pagi ini personel SAR gabungan yang terdiri dari TNI-Polri, Basarnas, Pemkab Garut, relawan dan masyarakat tengah berupaya untuk mengevakuasi 4 pendaki lainnya yang sudah diketahui keberadaannya.
“Kondisinya baik. Mudah-mudahan proses evakuasi berjalan lancar,” pungkas Dian.