Serapan gabah oleh Kantor Cabang Perum Bulog Indramayu di musim ini cukup melimpah. Hal itu pun dianggap bisa menghalau beras impor.
Sejalan dengan instruksi presiden, Perum Bulog Indramayu hingga awal Mei 2025 ini sudah menyerap 130.699 ton gabah kering panen (GKP) dari petani langsung. Dengan target 136.550 ton GKP. Untuk target beras 34.326 ton sudah terealisasi 11.619 ton.
Sehingga, totalnya Bulog menargetkan serapan sekitar 107.206 ton setara beras. Dengan serapan yang baru mencapai 81.386 ton setara beras.
“Saat ini persentase penyerapan sudah mencapai 75%, kami akan berupaya maksimal untuk menyerap gabah di tingkat petani,” kata Wakil Kepala Cabang Bulog Indramayu, Rendy Saktiko kepada infoJabar, Minggu (11/5/2025).
Dari serapan yang tinggi tersebut, 8 komplek gudang dengan kapasitas 77 ribu ton itu sudah terpenuhi. Bahkan, rencana Bulog akan menyewakan gudang lainnya agar tetap menyerap gabah petani hingga mencapai 100 persen dari target.
“Memang benar gudang kami sudah penuh, namun ini bukan menjadi kendala. Kami aktif mencari gudang-gudang kosong untuk disewa dan juga menjalin kerjasama dengan mitra yang bersedia meminjamkan gudang mereka,” ungkapnya.
Menurut Rendy, Indramayu sebagai salah satu lumbung padi nasional mampu membantu memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Sehingga menurutnya untuk pemenuhan CBP Bulog tak lagi butuh beras impor.
“Saya rasa dengan hasil penyerapan secara maksimal oleh Perum Bulog di wilayah Indramayu saat ini kami tidak lagi membutuhkan beras impor untuk pemenuhan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP),” tegasnya.
Untuk pemenuhan CBP, Bulog Indramayu berkomitmen akan menyerap 100 persen gabah petani dan beras sesuai target. Kendatipun di penghujung musim panen, harga gabah kian mengalami kenaikan dari harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram GKP.
Selama proses penyerapan. Bulog Indramayu mengaku tidak semua gabah petani terserap. Pasalnya, beberapa desa diantaranya membanderol harga GKP melebihi harga pemerintah.
“Dari seluruh desa yang berada di wilayah Indramayu mungkin hanya ada beberapa desa yg tidak diserap oleh Bulog. Dikarenakan hasil panen di beberapa desa tersebut di atas harga yang telah ditetapkan pemerintah yaitu Rp6.500 per kilogram,” pungkasnya.