Kasus Narkotika di KBB Naik Tiap Tahun, Paling Banyak di Lembang baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Kasus penyalahgunaan narkotika di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus naik setiap tahunnya. Beberapa kecamatan jadi episentrum penyebaran barang haram tersebut.

Berdasarkan data ungkapan kasus oleh BNNK Bandung Barat, kasus penyalahgunaan narkotika naik sejak tahun tiga tahun belakangan. Di tahun 2022, angka kasusnya hanya 87 kasus. Di tahun 2023 naik menjadi 105 kasus, dan tahun 2024 naik lagi jadi 107 kasus. Sementara di 2025 total kasusnya mencapai 168 kasus.

“Iya untuk kasusnya ada kenaikan terus. Di tahun 2025 melonjak cukup drastis sampai 168 kasus,” kata Kepala BNN Bandung Barat, AKBP Agus Widodo saat ditemui, Selasa (30/12/2025).

Sementara jika melihat peta sebaran penyalahgunaan, Kecamatan Lembang menjadi daerah paling banyak dengan 38 kasus. Disusul Kecamatan Ngamprah dengan 22 kasus, Kecamatan Padalarang 18 kasus, dan Kecamatan Cihampelas dengan 13 kasus.

“Total orang yang terlibat ada 191 orang. Di Lembang 36 orang, Ngamprah ada 19 orang, Padalarang ada 19 orang dan Cihampelas itu ada 13 orang. Kalau jenis kelamin itu memang dominasi laki-laki ada 97,9 persen dan perempuan 2,1 persen,” kata Agus.

Kasus yang terdata sepanjang tahun 2025 didominasi oleh peredaran dan pengguna Obat Keras Terbatas (OKT) 32,7 persen, lalu sabu sebanyak 23,6 persen, benzo sebanyak 17,7 persen, tembakau sintetis sebanyak 16,8 persen, ganja sebanyak 6,8 persen, dan psikotropika 1,4 persen.

“Dari total kasus yang terdata, sebanyak 26 kasus dilanjutkan dengan rehabilitasi rawat jalan, 47 kasus rujukan rehabilitasi dan tindakan hukum ada 95 kasus,” ujar Agus.

Ke depannya, selain terus mengupayakan penindakan secara maksimal, pihaknya juga akan fokus pada pencegahan. Sebab cukup banyak kategori pelajar yang terjerembab lantaran aksesibilitas terhadap barang haram itu juga semakin mudah.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

“Kami juga melibatkan masyarakat dalam pelatihan ketahanan dan ada keluarga anti narkoba karena ternyata cukup banyak pelajar yang jadi penyalahguna. Apalagi di era sekarang, peredaran narkotika banyak bergeser ke dunia maya melalui media sosial,” kata Agus.