Jalan Cibadak di Kota Bandung biasanya dikenal sebagai pusat kuliner malam. Namun, saat pagi hari, kawasan ini ternyata memiliki satu spot sarapan yang padat pembeli. Namanya Lontong Cibadak.
Berlokasi di Jalan Cibadak Nomor 8, tempat sederhana ini ramai dikunjungi hingga menimbulkan antrean. Warga lokal hingga wisatawan rela antre demi sepiring lontong yang tengah populer di media sosial ini.
Salah satunya adalah Adzkia (22) atau yang disapa Kia, wisatawan asal luar Bandung yang sengaja datang karena penasaran. Ia mengetahui tempat ini dari kakaknya yang gemar berburu kuliner.
“Ini kali kedua aku ke sini. Sebelumnya sudah pernah coba dan ternyata layak dicoba, jadi aku kembali lagi,” ujar Kia kepada infoJabar.
Meskipun popularitasnya baru melonjak sekitar tiga tahun terakhir berkat ulasan di Instagram dan TikTok, Lontong Cibadak merupakan usaha yang telah berdiri lama, berjalan sekitar 25 hingga 30 tahun, dan kini dikelola oleh Devi Arisandi sebagai generasi ketiga.
“Awalnya kami biasa saja. Seiring berjalannya waktu, muncul media sosial, dan itulah yang memviralkan semuanya. Kami sebenarnya belum berusaha memviralkan, hanya saja saat ada pembeli datang dan menyebarkannya di media sosial, kami langsung ramai,” kata Devi Arisandi, pengelola Lontong Cibadak.
Devi mengakui, sejak viral, antrean pembeli sering kali mengular, terutama di akhir pekan. Jika datang terlalu siang, pembeli kemungkinan besar kehabisan karena stok sering ludes.
Berbeda dengan lontong kari atau lontong sayur Padang yang berkuah santan encer, ciri khas di sini adalah lontong yang disiram kuah oncom kental. Ada empat varian lontong yang bisa dipilih: isi oncom, kacang merah, polos (original), dan isi ayam.
Kia sendiri menjadikan lontong isi ayam pedas sebagai menu favoritnya. Menurutnya, kekuatan rasa Lontong Cibadak ada pada kuah oncomnya yang unik.
“Kuah oncomnya tipe yang gurih manis. Karena aku suka pedas, menurut aku rasanya enggak terlalu pedas, lebih ke gurih manis,” ungkap Kia.
Selain kuah, tekstur lontongnya pun dinilai pas. “Teksturnya jujur pas banget, enggak keras dan enggak lembek,” tambahnya.
Harganya pun sangat terjangkau. Untuk varian oncom, polos, dan kacang merah dijual seharga Rp5.000 per buah. Sementara varian isi ayam dibanderol Rp7.000.
Sebagai pelengkap, tersedia aneka gorengan seharga Rp2.000 – Rp3.000, serta jajanan pasar seperti nagasari dan pastel.
Namun, menurut para pelanggan, salah satu paduan terbaik ada pada kerupuk kuning (kerupuk mi) yang disiram kuah.
“Makan lontong pakai kuah oncom itu enggak afdal kalau enggak pakai kerupuk kuning. Rasanya sungguh lezat,” kata Kia antusias. Kerupuk mi yang renyah memang menjadi paduan wajib bagi banyak penikmat lontong kuah.
Bagi yang ingin makan di tempat, pengunjung akan menjumpai fasilitas yang sederhana. Hanya tersedia kursi plastik sederhana di sekitar lapak. Keterbatasan tempat duduk seringkali menjadi tantangan logistik bagi pengunjung, meskipun beberapa pelanggan menganggap kesederhanaan tersebut sebagai bagian dari daya tarik.
Kabar baiknya, sistem pembayaran di sini sudah modern. Selain uang tunai, Lontong Cibadak juga menerima pembayaran melalui QRIS.
Lontong Cibadak buka setiap hari Selasa hingga Minggu (Senin libur setiap dua minggu sekali), mulai pukul 06.00 hingga 16.00 WIB. Namun, Devi menyarankan pembeli untuk datang sepagi mungkin, idealnya pukul 06.00 WIB.
Jika tidak ingin mengambil risiko kehabisan, pembeli bisa memesan sehari sebelumnya (H-1) melalui WhatsApp yang tertera di Instagram resmi mereka @lontongcibadak.bandung.
“Jika tidak ingin kehabisan, sebaiknya pesan via WhatsApp (WA) sehari sebelumnya (H-1). Jadi, meskipun datang siang, pesanan sudah kami siapkan,” saran Devi.
Selain itu, pengunjung disarankan untuk mencari waktu yang tepat. Menurut Kia, pengalaman rasa paling maksimal didapatkan jika lontong disantap langsung di tempat. Ia menyarankan, “Jika dibungkus dan dibawa pulang, rasanya sudah beda lagi. Lebih enak disantap saat itu juga.” tutup Kia memberikan tips.
Cita Rasa Khas
Jadwal Buka








