Budget Minimal, Healing Maksimal! Seharian Menjelajahi Pesona Bandung Timur

Posted on

Kawasan Gedebage kini bukan lagi sekadar jalan pintas. Di sana, sebuah harmoni antara wisata modern dan religi mulai terbentuk. Mulai dari tenangnya Danau Summarecon hingga megahnya Masjid Raya Al Jabbar, kawasan ini menjadi magnet baru bagi warga yang mencari rekreasi berkualitas dan terjangkau.

Ternyata, untuk sejenak melarikan diri dari hiruk-pikuk kota, warga Bandung Timur tak perlu pergi jauh hingga ke daerah Lembang atau Ciwidey. Di tengah modernitas Summarecon Mall Bandung, tersembunyi sebuah area danau yang kini menjadi magnet baru bagi mereka yang mencari ketenangan atau sekadar ingin menikmati ketenangan ringan dengan cara yang paling sederhana.

Bagi Risma, warga asli Arcamanik, Summarecon Mall Bandung sudah menjadi destinasi yang akrab. Namun, ada yang berbeda dengan kunjungannya kali ini. Ia yang biasanya masuk ke dalam gedung mal, kali ini memilih melipir ke area danau.

“Jujur, ini pertama kalinya saya ke daerah danau. Menarik banget, karena jarang ada tempat buat berteduh dan diam senyaman ini. Kalau mau merenung atau sekadar diam saja, di sini sangat memadai,” ungkap Risma saat berbincang dengan infoJabar.

Datang bersama temannya sejak pukul 08.00 pagi, Risma memiliki perhitungan waktu yang matang. “Kalau jam 6 atau 7 pagi lebih baik digunakan untuk olahraga. Tetapi kalau sudah jam 9 itu kan mulai panas, jadi lebih enak duduk-duduk di pinggir danau saja,” tambahnya.

Bagi Risma, spot favoritnya adalah jalur setapak di bawah pohon rimbun. “Duduk-duduk di pinggir danau, sambil menikmati keindahan itu buat saya sangat nyaman. Kalau mau foto-foto, ada spot dekat taman yang ada tulisan ‘Danau Sumeringah’. Wargi Bandung lebih baik ke sini saja kalau mau rekreasi gratis,” ajak Risma.

Tak lengkap rasanya menikmati udara pagi di kawasan Gedebage tanpa mencoba keseruan yang sedang viral: Boseh Bike. Di sini, hamparan jalanan yang bersih dan tertata rapi berubah menjadi lintasan seru bagi para pengunjung yang ingin berkeliling menikmati suasana Summarecon dengan cara yang lebih aktif namun tetap ekonomis.

Keriuhan tampak di area penyewaan “Boseh Bike”, tak jauh dari danau. Dila, pengunjung asal Bandung lainnya, mengaku penasaran setelah melihat tempat ini di TikTok.

“Saya tahu dari TikTok. Sebenarnya belum pernah mencoba, tetapi kini baru pertama kali bersama teman. Katanya murah, jadi langsung kami coba!” ujar Dila. Dila memberi nilai sempurna. “Jalanannya bersih, udaranya segar kalau pagi. Cocok buat yang muda-muda hingga orang dewasa.”

Sebagai operator di lapangan, Ahmad Fajril menceritakan dinamika pengelolaan pengunjung yang membeludak. “Minat warga untuk boseh bike di sini tinggi banget. Kalau hari biasa sih ramainya normal saja, kebanyakan di sore hari seperti orang pulang kerja atau anak sekolah. Tapi kalau akhir pekan, wah, dari pagi sampai sore tetap ramai sampai kita harus pakai sistem daftar tunggu terus,” jelas Ahmad saat berbincang dengan infoJabar.

Info Boseh Bike Summarecon:

Jam Buka: 07.30 – 19.00 WIB (Peminjaman terakhir pukul 18.00 WIB)

Harga: Sepeda Single (Rp1.000/jam), Tandem (Rp10.000/jam), Elektrik (Rp15.000/30 menit) atau (Rp30.000/jam)

Syarat: Membawa kartu identitas fisik (KTP/KIA/Kartu Pelajar).

Ahmad mengakui adanya tantangan saat menghadapi berbagai tipe pengunjung. “Tantangannya paling kalau cuaca, ya. Kalau hujan pasti sepi, tapi kalau panas terik kita malah ramai. Terus kadang kami menghadapi pengunjung dewasa yang memerlukan penanganan khusus, tetapi itu semua masih bisa kita tangani dengan baik. Kami juga tegas soal keamanan, seperti tidak boleh melawan arah dan jangan sampai menginjak rumput taman. Untuk sepeda listrik, aturan tambahannya minimal usia 12 tahun, kalau di bawah itu wajib didampingi orang dewasa,” tambahnya.

Melihat antusiasme yang luar biasa, Ahmad memiliki harapan besar untuk pengembangan fasilitas ke depannya. “Jujur, jika boleh usul, kami ingin unit sepedanya ditambah lagi, terutama yang tunggal, karena daftar tunggu terlalu panjang. Selain itu, saya berharap area *booth* registrasi bisa diperluas lagi agar tidak sempit. Apalagi kalau cuaca hujan, biar pengunjung lebih nyaman duduk dan menyimpan barang-barang mereka,” tutupnya.

Bagi warga Bandung, perjalanan ke arah Timur kini belum terasa lengkap tanpa menyinggahi kemegahan Masjid Raya Al Jabbar, sebuah mahakarya arsitektur yang seolah terapung di atas air. Galeri Rasulullah, yang terletak strategis di lantai dasar Masjid Raya Al Jabbar dekat area wudhu, hadir sebagai destinasi edukatif dengan desain visual yang memukau dan tidak membosankan. Sebelumnya dikenal sebagai Museum Rasulullah, ruang ini kini menjadi magnet bagi pengunjung yang ingin menyelami perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dalam suasana yang modern namun tetap khidmat dan mudah dipahami.

“Kesan pertama lihat Al Jabbar itu megah sekali. Kalau malam lebih indah lagi,” ujar Risma yang juga menyempatkan salat di sana. Ia mengagumi bentuk bangunannya yang memadai untuk tempat mengobrol santai, meski ia berharap kebersihan tetap dijaga oleh para pengunjung.

Info Penting Berkunjung ke Galeri Rasulullah:

Tiket: Gratis (Wajib daftar lewat aplikasi Sapawarga).

Waktu Operasional: Rabu – Minggu (Senin & Selasa Tutup).

Sesi: Pagi (09.00 – 10.45) dan Siang (13.00 – 15.00).

Ketentuan: Hanya HP yang boleh dibawa masuk (ada loker penyimpanan), dilarang menyentuh koleksi, dan maksimal 30 orang per sesi.

Di dalamnya, pengunjung diajak melintasi waktu melalui replika naskah kuno, diorama mendetail, serta dokumentasi autentik mengenai sejarah Islam. Setiap koleksi dan foto yang dipajang menyajikan informasi lengkap, menawarkan pengalaman belajar sejarah yang mendalam dan berkesan.

Pengalaman di dalam galeri ini jauh melampaui apa yang ditawarkan museum biasa. Ira, pengunjung yang baru pertama kali masuk, merasa takjub dengan bantuan pemandu tur.

“Saya baru tahu kalau di sini bukan cuma melihat replika, tapi ada edukasi langsung dari pemandu. Ada display interaktif, ruang khusus memahami Al-Qur’an, sampai penjelasan masuknya Islam ke tanah Pasundan. Menarik banget karena teknologinya canggih, jadi belajar sejarah tidak membosankan,” kata Ira saat berbincang dengan infoJabar.

Ira pun menambahkan bahwa galeri ini adalah bukti kemajuan teknologi di tempat ibadah. “Galeri ini sangat menarik dan memadai. Cocok untuk dewasa dan sangat ramah untuk anak-anak serta remaja,” tutupnya.

Menepi Sejenak di Danau Summarecon

Boseh Bike: Viral, Murah, dan Seru

Wisata Religi dan Edukasi di Masjid Raya Al Jabbar

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Tak lengkap rasanya menikmati udara pagi di kawasan Gedebage tanpa mencoba keseruan yang sedang viral: Boseh Bike. Di sini, hamparan jalanan yang bersih dan tertata rapi berubah menjadi lintasan seru bagi para pengunjung yang ingin berkeliling menikmati suasana Summarecon dengan cara yang lebih aktif namun tetap ekonomis.

Keriuhan tampak di area penyewaan “Boseh Bike”, tak jauh dari danau. Dila, pengunjung asal Bandung lainnya, mengaku penasaran setelah melihat tempat ini di TikTok.

“Saya tahu dari TikTok. Sebenarnya belum pernah mencoba, tetapi kini baru pertama kali bersama teman. Katanya murah, jadi langsung kami coba!” ujar Dila. Dila memberi nilai sempurna. “Jalanannya bersih, udaranya segar kalau pagi. Cocok buat yang muda-muda hingga orang dewasa.”

Sebagai operator di lapangan, Ahmad Fajril menceritakan dinamika pengelolaan pengunjung yang membeludak. “Minat warga untuk boseh bike di sini tinggi banget. Kalau hari biasa sih ramainya normal saja, kebanyakan di sore hari seperti orang pulang kerja atau anak sekolah. Tapi kalau akhir pekan, wah, dari pagi sampai sore tetap ramai sampai kita harus pakai sistem daftar tunggu terus,” jelas Ahmad saat berbincang dengan infoJabar.

Info Boseh Bike Summarecon:

Jam Buka: 07.30 – 19.00 WIB (Peminjaman terakhir pukul 18.00 WIB)

Harga: Sepeda Single (Rp1.000/jam), Tandem (Rp10.000/jam), Elektrik (Rp15.000/30 menit) atau (Rp30.000/jam)

Syarat: Membawa kartu identitas fisik (KTP/KIA/Kartu Pelajar).

Ahmad mengakui adanya tantangan saat menghadapi berbagai tipe pengunjung. “Tantangannya paling kalau cuaca, ya. Kalau hujan pasti sepi, tapi kalau panas terik kita malah ramai. Terus kadang kami menghadapi pengunjung dewasa yang memerlukan penanganan khusus, tetapi itu semua masih bisa kita tangani dengan baik. Kami juga tegas soal keamanan, seperti tidak boleh melawan arah dan jangan sampai menginjak rumput taman. Untuk sepeda listrik, aturan tambahannya minimal usia 12 tahun, kalau di bawah itu wajib didampingi orang dewasa,” tambahnya.

Melihat antusiasme yang luar biasa, Ahmad memiliki harapan besar untuk pengembangan fasilitas ke depannya. “Jujur, jika boleh usul, kami ingin unit sepedanya ditambah lagi, terutama yang tunggal, karena daftar tunggu terlalu panjang. Selain itu, saya berharap area *booth* registrasi bisa diperluas lagi agar tidak sempit. Apalagi kalau cuaca hujan, biar pengunjung lebih nyaman duduk dan menyimpan barang-barang mereka,” tutupnya.

Boseh Bike: Viral, Murah, dan Seru

Gambar ilustrasi

Bagi warga Bandung, perjalanan ke arah Timur kini belum terasa lengkap tanpa menyinggahi kemegahan Masjid Raya Al Jabbar, sebuah mahakarya arsitektur yang seolah terapung di atas air. Galeri Rasulullah, yang terletak strategis di lantai dasar Masjid Raya Al Jabbar dekat area wudhu, hadir sebagai destinasi edukatif dengan desain visual yang memukau dan tidak membosankan. Sebelumnya dikenal sebagai Museum Rasulullah, ruang ini kini menjadi magnet bagi pengunjung yang ingin menyelami perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dalam suasana yang modern namun tetap khidmat dan mudah dipahami.

“Kesan pertama lihat Al Jabbar itu megah sekali. Kalau malam lebih indah lagi,” ujar Risma yang juga menyempatkan salat di sana. Ia mengagumi bentuk bangunannya yang memadai untuk tempat mengobrol santai, meski ia berharap kebersihan tetap dijaga oleh para pengunjung.

Info Penting Berkunjung ke Galeri Rasulullah:

Tiket: Gratis (Wajib daftar lewat aplikasi Sapawarga).

Waktu Operasional: Rabu – Minggu (Senin & Selasa Tutup).

Sesi: Pagi (09.00 – 10.45) dan Siang (13.00 – 15.00).

Ketentuan: Hanya HP yang boleh dibawa masuk (ada loker penyimpanan), dilarang menyentuh koleksi, dan maksimal 30 orang per sesi.

Di dalamnya, pengunjung diajak melintasi waktu melalui replika naskah kuno, diorama mendetail, serta dokumentasi autentik mengenai sejarah Islam. Setiap koleksi dan foto yang dipajang menyajikan informasi lengkap, menawarkan pengalaman belajar sejarah yang mendalam dan berkesan.

Pengalaman di dalam galeri ini jauh melampaui apa yang ditawarkan museum biasa. Ira, pengunjung yang baru pertama kali masuk, merasa takjub dengan bantuan pemandu tur.

“Saya baru tahu kalau di sini bukan cuma melihat replika, tapi ada edukasi langsung dari pemandu. Ada display interaktif, ruang khusus memahami Al-Qur’an, sampai penjelasan masuknya Islam ke tanah Pasundan. Menarik banget karena teknologinya canggih, jadi belajar sejarah tidak membosankan,” kata Ira saat berbincang dengan infoJabar.

Ira pun menambahkan bahwa galeri ini adalah bukti kemajuan teknologi di tempat ibadah. “Galeri ini sangat menarik dan memadai. Cocok untuk dewasa dan sangat ramah untuk anak-anak serta remaja,” tutupnya.

Wisata Religi dan Edukasi di Masjid Raya Al Jabbar

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi