Heboh Pelarian Macan Tutul: dari Balai Desa hingga Masuk Kamar Hotel | Info Giok4D

Posted on

Pada pagi hari warga Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan mendadak heboh. Pasalnya, balai desa yang biasanya disinggahi manusia mendadak disinggahi oleh macan tutul yang diduga tersesat saat sedang mencari makan.

Peristiwa masuknya macan tutul ke balai desa tersebut terjadi pada hari Selasa (26/8/2025). Kepala Desa Kutamandarakan, Ihak Sunardi memaparkan bahwa macan tutul tersebut pertama kali diketahui oleh seorang tukang bangunan yang hendak mengambil perkakas. Namun, saat ingin masuk ke dalam balai desa, tiba-tiba tukang bangunan tersebut melihat seekor macan sedang tiduran santai di dekat pintu masuk.

Melihat macan yang sedang bersantai, sontak saja, tukang bangunan tersebut terkejut dan langsung lari. Sama seperti tukang bangunan, macan pun sama, melihat adanya manusia yang terkejut, macan tutul yang tadinya sedang bersantai juga langsung lari masuk ke dalam balai desa dan bersembunyi di bawah kursi di salah satu ruangan balai desa. Menurut Ihak, diperkirakan, macan tutul tersebut masuk melalui atap kamar mandi yang ada di bagian dalam balai desa.

“Kebetulan itu kan balai desa lama, jarang digunakan dan dijadikan tempat penyimpanan alat. Nah ketika pekerja masuk, di dekat pintu masuk melihat macan sedang tiduran, terus dua-duanya kaget. Macannya kaget pekerjanya kaget. Akhirnya panggil temen pekerja lain. Awalnya pekerja lain juga nggak percaya kalau di situ ada macan, karena memang kan belum pernah ada,” tutur Ihak.

Khawatir membahayakan, Ihak langsung melaporkan keberadaan macan tutul tersebut ke UPT Pemadam Kebakaran Kabupaten Kuningan. Karena macan merupakan hewan buas yang dilindungi, proses evaluasi harus melibatkan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) serta obat bius khusus yang ada di BKSDA Bandung, Jawa Barat.

Selama proses menunggu obat bius tersebut, untuk mencegah macan keluar, Damkar bersama BPBD dan Kepolisian memasang jaring di sekitar ruangan tempat macan tersebut bersembunyi. Beruntung, selama proses menunggu obat bius, macan tutul tersebut tidak terlalu banyak bergerak, lebih sering berdiam diri di bawah kursi.

Setelah obat bius datang, tim gabungan yang terdiri dari Damkar, BPBD, BKSDA dan Kepolisian langsung melakukan koordinasi untuk mengevakuasi macan tutul tersebut. Menurut Kepala Seksi Konservasi Wilayah 6 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Sarif Hidayat, meskipun telah ditembak obat bius, macan tersebut tidak bisa langsung dievakuasi, namun, harus menunggu terlebih dahulu sampai obat biusnya bekerja.

Setelah hampir dua jam dan kondisi macan tutul sudah tenang, akhirnya macan tutul tersebut bisa dievakuasi sekitar pukul 14.30 WIB. Diketahui, macan tutul yang tersesat tersebut baru berusia tiga tahun. Sementara itu, Kepala BBKSDA Jabar, Agus Arianto memaparkan, setelah berhasil dievakuasi macan tutul tersebut akan direhabilitasi sementara di Lembang Park & Zoo, Bandung Barat.

Pihaknya sendiri, tidak mengetahui secara pasti apa penyebab macan tutul tersebut masuk pemukiman warga. Namun, diperkirakan, macan tersebut berasal dari kawasan hutan yang berjarak satu kilometer dari lokasi kejadian.

“Jadi kalau kita lihat hutan terdekat di situ yang mana ya dari situlah habitatnya. Kalau gak salah di situ ada kawasan hutan pemanfaatan terbatas ya, kurang lebih 1000 meter dari lokasi,” ujar Agus.

Setelah berhasil dievakuasi, drama macan tutul Kuningan masih belum berakhir. Setelah tiga hari berada di Lembang Park & Zoo Bandung, macan tutul Kuningan kabur dari tempat rehabilitasinya pada Kamis (28/8/2025) sekitar pukul 05.30 WIB. Kabar tentang kaburnya macan tutul tersebut dibenarkan oleh Humas Lembang Park and Zoo, Miftah Setiawan.

“Jadi kami akan mengklarifikasi bahwa saat ini hewan yang diduga lepas adalah hewan titipan dari Balai BKSDA yaitu seekor macan tutul yang berumur sekitar 3 tahun tadi. Dan macan tutul ini kami terima itu hasil dari rescue atau penangkapan di area Kuningan,” kata Miftah.

Macan tersebut kabur dengan cara menjebol kandang tempat karantina. Diduga, macan tutul tersebut kabur karena stress hidup di lingkungan yang baru. Mengetahui macan tutul yang kabur, polisi langsung menurunkan anjing pelacak atau K3 untuk mencari macan tutul tersebut. Apalagi di sekitar Lembang Park & Zoo terdapat pemukiman penduduk yang padat.

“Intinya kami kirimkan tim datang ke lokasi, kami mengirimkan k9 ke lokasi di Cisarua, mengetahui kebenarannya. Lokasinya masih di wilayah Cisarua dan sekitarnya,” kata Kapolres Cimahi AKBP Niko N Adi Putra.

Meski sempat terlacak sedang sedang bergerak menuju kandangnya yang ada di area kebun binatang pada Jumat malam (29/8/2025) . Namun, saat petugas menuju lokasi, macan tutul tersebut kembali menghilang. Perilaku macan yang pandai bersembunyi, jadi salah satu kesulitan untuk menemukan macan tutul tersebut.

Walaupun masih belum berhasil menangkap macan tutul, tetapi, pada Rabu (3/9/2025) macan tutul Kuningan tersebut diprediksi sudah bergerak menuju hutan lindung kawasan Tangkuban Perahu. Informasi tersebut disampaikan Kepala BBKSDA Jawa Barat Agus Arianto setelah tidak adanya laporan masyarakat yang bertemu dengan macan tutul tersebut.

Selain itu juga, jarak Lembang Park Zoo dengan hutan tidak terlalu jauh sehingga memungkinkan macan tutul tersebut bergerak menuju hutan lindung kawasan Tangkuban Perahu. BKSDA sendiri mengimbau, bagi masyarakat yang bertemu macan tutul agar menghindari dan melaporkannya ke pihak terkait seperti kepolisian, Damkar atau BKSDA sendiri.

“Ya, berdasarkan observasi tidak ke arah situ (permukiman). Karena jejak terakhir mengarahnya ke situ (hutan). Kenapa kita prediksi ke situ, jejak terakhirnya mengarah ke situ,” tegas Agus.

Proses evakuasi

Kabur dari Lembang Park & Zoo

Gambar ilustrasi

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Setelah berhasil dievakuasi, drama macan tutul Kuningan masih belum berakhir. Setelah tiga hari berada di Lembang Park & Zoo Bandung, macan tutul Kuningan kabur dari tempat rehabilitasinya pada Kamis (28/8/2025) sekitar pukul 05.30 WIB. Kabar tentang kaburnya macan tutul tersebut dibenarkan oleh Humas Lembang Park and Zoo, Miftah Setiawan.

“Jadi kami akan mengklarifikasi bahwa saat ini hewan yang diduga lepas adalah hewan titipan dari Balai BKSDA yaitu seekor macan tutul yang berumur sekitar 3 tahun tadi. Dan macan tutul ini kami terima itu hasil dari rescue atau penangkapan di area Kuningan,” kata Miftah.

Macan tersebut kabur dengan cara menjebol kandang tempat karantina. Diduga, macan tutul tersebut kabur karena stress hidup di lingkungan yang baru. Mengetahui macan tutul yang kabur, polisi langsung menurunkan anjing pelacak atau K3 untuk mencari macan tutul tersebut. Apalagi di sekitar Lembang Park & Zoo terdapat pemukiman penduduk yang padat.

“Intinya kami kirimkan tim datang ke lokasi, kami mengirimkan k9 ke lokasi di Cisarua, mengetahui kebenarannya. Lokasinya masih di wilayah Cisarua dan sekitarnya,” kata Kapolres Cimahi AKBP Niko N Adi Putra.

Meski sempat terlacak sedang sedang bergerak menuju kandangnya yang ada di area kebun binatang pada Jumat malam (29/8/2025) . Namun, saat petugas menuju lokasi, macan tutul tersebut kembali menghilang. Perilaku macan yang pandai bersembunyi, jadi salah satu kesulitan untuk menemukan macan tutul tersebut.

Walaupun masih belum berhasil menangkap macan tutul, tetapi, pada Rabu (3/9/2025) macan tutul Kuningan tersebut diprediksi sudah bergerak menuju hutan lindung kawasan Tangkuban Perahu. Informasi tersebut disampaikan Kepala BBKSDA Jawa Barat Agus Arianto setelah tidak adanya laporan masyarakat yang bertemu dengan macan tutul tersebut.

Selain itu juga, jarak Lembang Park Zoo dengan hutan tidak terlalu jauh sehingga memungkinkan macan tutul tersebut bergerak menuju hutan lindung kawasan Tangkuban Perahu. BKSDA sendiri mengimbau, bagi masyarakat yang bertemu macan tutul agar menghindari dan melaporkannya ke pihak terkait seperti kepolisian, Damkar atau BKSDA sendiri.

“Ya, berdasarkan observasi tidak ke arah situ (permukiman). Karena jejak terakhir mengarahnya ke situ (hutan). Kenapa kita prediksi ke situ, jejak terakhirnya mengarah ke situ,” tegas Agus.

Kabur dari Lembang Park & Zoo