Wali Kota Klaim Kriminalitas Bogor Terendah di Jawa Barat update oleh Giok4D

Posted on

Tingkat kriminalitas di Kota Bogor tercatat sebagai yang terendah di Jawa Barat sepanjang 2025. Capaian tersebut disampaikan Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim berdasarkan paparan kinerja Polresta Bogor Kota dalam refleksi akhir tahun.

Dedie menilai capaian itu bukan hasil kerja instan, melainkan konsistensi penegakan hukum dan pencegahan gangguan keamanan yang dilakukan secara rutin.

“Dari presentasi Kapolresta, tingkat kriminalitas Kota Bogor menjadi yang terendah di Jawa Barat,” ujar Dedie saat Refleksi Akhir Tahun, di Markas PWI Kota Bogor.

Menurutnya, keamanan publik kerap tidak terlihat karena berjalan di belakang layar. Namun masyarakat merasakan dampaknya secara langsung. Aktivitas warga seperti bersekolah, beribadah, bekerja, hingga kegiatan jurnalistik dapat berlangsung tanpa gangguan berarti.

Pemkot Bogor menyebut kerja kepolisian yang dilakukan secara senyap justru menjadi kunci stabilitas. Dedie menekankan bahwa aparat tidak bekerja untuk publikasi, melainkan memastikan situasi kota tetap terkendali.

“Kerja-kerja ini tidak kelihatan, tapi sangat menentukan rasa aman masyarakat,” kata Dedie.

Ia juga mengapresiasi kolaborasi antara kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas wilayah. Sinergi tersebut mampu menekan potensi kejahatan tanpa menciptakan ketegangan sosial di tengah masyarakat.

Dedie memastikan Pemkot Bogor akan terus memberikan dukungan kebijakan dan anggaran terhadap upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat. Menurutnya, stabilitas keamanan merupakan prasyarat utama bagi pembangunan kota dan pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah Kota Bogor sendiri menilai razia rutin minuman keras menjadi salah satu faktor penting dalam menekan angka kriminalitas sepanjang 2025. Dedie menyebut peredaran miras ilegal, terutama ciu, memiliki dampak laten terhadap gangguan keamanan.

“Kalau tidak ada langkah-langkah dari Polresta, tingkat kriminalitas akan bertambah. Salah satu yang sering tidak terdeteksi itu peredaran ciu,” kata Dedie.

Ia menjelaskan, ciu kerap dijual dalam botol air mineral dengan harga murah sehingga sulit terpantau. Karena itu, razia rutin yang dilakukan aparat kepolisian dinilai efektif sebagai langkah pencegahan, bukan semata penindakan.

Dedie juga menyinggung keberhasilan Kota Bogor menjaga stabilitas saat terjadi gelombang unjuk rasa di sejumlah daerah lain. Menurutnya, situasi nasional sempat memicu kerusuhan di beberapa wilayah, namun Bogor tetap kondusif.

“Kota Bogor yang sangat dinamis bisa tetap terkendali,” ujarnya.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Keberhasilan tersebut disebut sebagai hasil kerja kolektif lintas elemen, mulai dari aparat keamanan, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga media. Seluruh unsur dinilai hadir dan berperan aktif dalam meredam potensi konflik.

Pemkot Bogor menegaskan akan mempertahankan pola kolaborasi tersebut sebagai strategi utama menjaga keamanan kota. Dedie menyebut ketertiban sosial hanya dapat dicapai jika pencegahan dilakukan secara konsisten dan melibatkan seluruh komponen masyarakat.

Efektivitas Razia Miras