Angka harapan hidup warga Jepang yang tinggi terus menarik perhatian dunia. Umur panjang masyarakat Negeri Sakura kerap dikaitkan dengan pola makan sehat dan faktor genetik. Namun, faktor tersebut bukan satu-satunya penentu.
Seorang dokter bedah saraf asal Amerika Serikat, dr Baibing Chen, membagikan pandangannya mengenai alasan warga Jepang cenderung hidup lebih lama dan tetap sehat hingga usia lanjut. Melalui unggahan di Instagram, dokter yang akrab disapa dr Ben menyoroti kebiasaan sehari-hari masyarakat Jepang yang berperan penting dalam menjaga kesehatan jangka panjang.
Menurut dr Ben, kebiasaan tersebut bersifat sederhana dan dapat diterapkan oleh banyak orang. Dikutip dari Times of India, berikut sejumlah kebiasaan warga Jepang yang dinilai berkontribusi terhadap umur panjang.
Warga Jepang terbiasa mengonsumsi makanan dalam porsi kecil dengan variasi menu yang beragam. Pola ini membantu tubuh mencerna makanan secara optimal dan mengurangi risiko makan berlebihan. Kebiasaan tersebut menjaga asupan nutrisi tetap seimbang tanpa membebani sistem pencernaan.
Masyarakat Jepang tetap aktif tanpa bergantung pada olahraga berat di pusat kebugaran. Mereka rutin berjalan kaki ke stasiun, menggunakan tangga, serta melakukan aktivitas fisik ringan dalam keseharian.
Menurut dr Ben, gerakan yang dilakukan secara sering dan berintensitas rendah dapat meningkatkan sirkulasi darah ke otak. Kebiasaan ini juga menurunkan risiko stroke dan penurunan fungsi kognitif. Aktivitas fisik ringan yang konsisten dinilai lebih mudah diterapkan dibandingkan olahraga berat yang terjadwal.
Stres kronis diketahui dapat mempercepat penuaan tubuh dan fungsi otak. Meski Jepang tidak sepenuhnya bebas dari tekanan, budaya dan rutinitas yang terstruktur membantu masyarakatnya mengelola beban mental secara lebih terkendali. Pola hidup yang terprediksi berperan dalam membatasi stres berkepanjangan.
Selain kesehatan fisik, hubungan sosial menjadi perhatian penting. Warga Jepang cenderung mempertahankan hubungan dengan keluarga dan komunitas. Lansia tetap aktif bersosialisasi dan terlibat dalam kegiatan lingkungan sekitar, sehingga kondisi mental dan emosional tetap terjaga.
Sistem kesehatan Jepang menitikberatkan pada pemeriksaan rutin dan deteksi dini penyakit. Pendekatan preventif ini memungkinkan penanganan lebih cepat sebelum masalah kesehatan berkembang menjadi kondisi serius. Kebiasaan tersebut turut mendukung kualitas hidup yang lebih baik hingga usia lanjut.
Artikel ini telah tayang di .







