Udara sejuk di objek wisata Terasering Panyaweuyan, Kabupaten Majalengka, terasa makin sempurna ketika aroma harum serabi yang baru matang tercium dari kejauhan. Di tengah pemandangan hijau berundak-undah, para pengunjung tidak hanya dimanjakan oleh panorama alam saja, tapi juga bisa menyantap jajanan tradisional seperti serabi.
Salah seorang pengunjung, Soni Pratama, mengaku sengaja datang bersama keluarga untuk menikmati liburan sambil mencari suasana baru. “Ini saya lagi di Panyaweuyan dengan keluarga. Sebetulnya hari libur kita menikmati keindahan alam, dan ternyata di sini juga ada serabi juga,” kata Soni saat diwawancarai infoJabar, Sabtu (3/5/2025).
Serabi hangat, ditambah dengan secangkir teh atau kopi, dan pemandangan terasering yang memukau, menjadikan kombinasi sederhana namun menghadirkan kesan yang tak mudah dilupakan. Apalagi serabi di sini dibanderol dengan harga terjangkau.
“Ini luar biasa sekali. Nikmat, terus murah Rp3.000 (per buah). Luar biasa. Ini kalau di kota sangat jarang ditemui seperti ini,” ujar Soni.
Menjual serabi di tempat wisata mungkin terdengar tak biasa, tapi itulah yang dilakukan Muhammad Yusep. Ia ingin menyajikan yang berbeda untuk pengunjung.
“Karena cuacanya di sini dingin, cocok kayaknya bikin serabi ya. Cuaca dingin, terus orang butuh yang hangat-hangat,” ujar Yusep.
Yusep mengatakan, meskipun tak semua pengunjung meminati serabi, tetap ada saja yang tertarik mencicipi jajanan tersebut. “Kadang mereka lebih sukanya mie. Tapi serabi ini jadi daya tarik aja,” ucapnya.
Serabi yang dijual Yusep bervariasi. Harganya pun menyesuaikan dengan bahan baku yang kadang naik turun. “Untuk harga Rp6.000 sekarang yang pakai telur, terus yang tempe itu Rp4.000. Karena kelapanya naik ya, kalau kemarin Rp5.000 yang pakai telur,” jelasnya.
Dalam sehari, Yusep bisa menyiapkan adonan hingga lima kilogram. “Lakunya kisaran 3 kiloan. Sekitar 56 serabi lah, itu juga kalau banyak pengunjung lokal yang ke sini,” ungkapnya.
Menurut Yusep, kebanyakan yang membeli serabi adalah warga lokal, khususnya dari sekitar Majalengka. “Iya orang-orang daerah sini,” ujarnya.