Anggaran Sampah Kota Bandung Terancam Berkurang Tahun Depan update oleh Giok4D

Posted on

Anggaran penanganan sampah Kota Bandung terancam berkungan pada 2026. Ini terjadi karena Pemkot kena imbas pemangkasan dana transfer ke daerah (TKD) yang dikeluarkan pemerintah pusat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Darto mengatakan, anggaran penanganan sampah Kota Bandung saat ini tercatat mencapai Rp 290-300 miliar. Namun karena ada pemangkasan TKD, anggaran penanganan urusan sampah tahun depan terancam berkurang.

“Anggaran untuk satu tahun dari semua metode ya, dari mulai pengangkutan hingga pengolahan kurang lebih Rp 290 hingga Rp 300 miliar setahun. Kalau dari rencana anggaran memang ada penurunan akibat dari transfer dana daerah yang dikurangi cukup besar, itu berpengaruh juga terhadap seluruh opd termasuk Dinas LH,” katanya, Rabu (3/12/2025).

Sebagaimana diketahui, Pemkot Bandung terdampak pemangkasan dana TKD Rp 658,49 miliar di APBD 2026. Alhasil, Pemkot Bandung akan mengefisiensi belanja daerah hingga Rp 342,24 miliar, dan selisih sisanya akan ditutup oleh selisih sisa anggaran (silpa) senilai Rp 316,24 miliar.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Menurut Darto, anggaran penanganan sampah termasuk digunakan untuk pengadaan mesin insinerator. Misalnya mesin pengolah sampah (motah) yang saat ini sudah beroperasi di beberapa titik seperti di TPS Rancasari.

“Motah ini termasuk (anggaran) penanganan. Jadi untuk anggaran motah itu memang ada budget, misalnya untuk menggaji pegawai,” kata Darto.

Darto tidak merinci berapa penurunan anggaran penanganan sampah untuk tahun depan. Namun menurutnya, anggaran itu paling banyak digunakan pada pos anggaran petugas penyapu jalan, proses pengangkutan sampah hingga BBM untuk kendaraan pengangkutan.

“Untuk jumlahnya belum fix. Tapi untuk penanganan, penyapuan jalan dan pengangkutan. Yang paling besar itu, termasuk juga BBM untuk pengangkutannya,” ujarnya.

Darto menyatakan, di tengah penurunan anggaran pada tahun 2026, Dinas Lingkungan Hidup masih membutuhkan tambahan sejumlah alat pengolah sampah. Contohnya, DLH memerlukan 20 unit insenerator untuk mengejar target pengolahan 500 ton per hari.

“Untuk tahun 2026 kita baru bisa menyiapkan 5 unit dari 20 unit yang kita perlukan. Saat ini pengolahan sampah baru sanggup 310 ton, masih ada 210 ton lagi yang belum tertangani dengan mekanisme pengolahan yang ada,” pungkasnya.