Jabar Hari Ini: Derasnya Rumor Joey Pelupessy Merapat ke Persib

Posted on

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Selasa, 2 Desember 2025 dari mulai Pelupessy dirumorkan akan berlabuh ke Persib Persib hingga viral warga sakit ditandu di Bandung Barat.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Jendela transfer belum dibuka lagi, namun rumor sudah mencuat. Kali ini, ada satu nama yang kembali dikaitkan dengan Persib Bandung.

Sosok itu adalah gelandang berpaspor Indonesia, Joey Pelupessy. Ia saat ini tercatat masih aktif bermain di klub Belgia, Lommel SK.

Sejatinya, rumor soal Joey Pelupessy yang dikaitkan dengan Persib bukan hal aneh. Sebab, isu ini sudah mencuat sejak awal musim lalu.

Saat itu, Joey Pelupessy juga dikabarkan bakal digaet Persib. Namun, setelah jendela transfer ditutup, perekrutan urung terjadi.

Kini, sejak beberapa hari terakhir, nama Joey Pelupessy kembali disebut-sebut. Di media sosial, kabar akan bergabungnya sang pemain pada putaran kedua, semakin berembus kencang.

Kabarnya, Joey Pelupessy bakal digaet untuk memperkokoh sektor tengah ‘Maung Bandung’. Kemampuan bisa bermain di berbagai posisi juga jadi keuntungan tersendiri.

Pemain kelahiran 15 Mei 1993 ini biasa dimainkan sebagai gelandang bertahan. Namun, ia juga bisa diplot sebagai gelandang tengah dan bek tengah.

Secara nilai pasar, Joey Pelupessy juga tergolong lebih terjangkau ketimbang Thom Haye atau Eliano Reijnders. Saat ini, terhitung sejak 24 April 2025, Transfermarkt mencatat nilai pasarnya Rp4,35 miliar.

Namun, ia saat ini masih terikat kontrak dengan Lommel SK. Itu artinya, Persib harus menebus sang pemain dari klub kasta kedua Liga Belgia tersebut. Itu karena Joey Pelupessy masih terikat kontrak hingga 30 Juni 2026.

Transfermarkt sendiri memprediksi kans Joey Pelupessy gabung Persib mencapai 59 persen. Persentase ini cukup tinggi dan diperkirakan angkanya akan semakin meningkat.

Jika jadi bergabung Persib, ia akan jadi tenaga tambahan. Kabarnya, sang pemain akan jadi salah satu tumpuan Persib jika lolos dari fase grup AFC Champions League Two (ACL 2) 2025/2026.

Persib sendiri masih menyisakan satu laga, yaitu melawan Bangkok United. Persib hanya butuh satu poin alias imbang untuk memastikan diri lolos ke babak selanjutnya.

Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda menyebabkan beberapa wilayah di Kabupaten Bandung terdampak bencana. Dampak bencana meliputi angin kencang dan luapan anak Sungai Citarum.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat beberapa wilayah terdampak bencana akibat intensitas hujan tinggi, Senin (1/12) kemarin. Salah satunya adalah tanggul penahan air yang jebol.

“Anak Sungai Citarum menerjang tanggul hingga jebol di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Wahyudin hari ini.

Limpasan air sungai langsung mengalir ke permukiman warga. Selain itu, salah satu tembok GOR (Gedung Olahraga) juga ambruk ke area sungai.

“GOR pun rusak. Dinding GOR mengalami kerusakan karena posisinya menempel dengan sungai,” katanya.

Akibat peristiwa itu, dua mobil turut terbawa arus, yakni Avanza berwarna putih dan Toyota Kijang berwarna hitam.

“Ada dua mobil terbawa arus sungai. Sampai saat ini petugas masih mengevakuasi mobil itu. Kondisi medannya sulit,” katanya.

Selain itu, hujan intensitas tinggi juga menyebabkan satu rumah ambruk di Desa Sukamantri, Kecamatan Paseh. Tidak ada korban jiwa saat peristiwa tersebut terjadi.

Rumah ambruk tersebut dalam keadaan lapuk dan dihuni dua keluarga, di antaranya keluarga Maman (istri dan dua anak) serta satu keluarga lainnya atas nama Dede, jelasnya.

Pihaknya mengungkapkan, keluarga tersebut saat ini telah dievakuasi ke tempat saudaranya. Sementara itu, warga sekitar sedang bergotong-royong membersihkan material rumah yang ambruk.

“Keluarga terdampak sudah dievakuasi ke rumah saudaranya,” ungkapnya.

Bencana lain yang tercatat adalah ambruknya dua atap rumah warga di Kampung Sukamandi, Desa Rancatungku, Kecamatan Pameungpeuk. Hal tersebut disebabkan hujan yang disertai angin kencang.

“Atap rumah warga ambruk. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” kata Wahyudin.

Rumah yang terdampak tersebut milik Dadang (empat jiwa) dan rumah lainnya milik Hengki Hernawan (empat jiwa).

“Mereka saat ini mengungsi sementara ke rumah saudaranya,” bebernya.

Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang pun melanda Kampung Sukamanah, Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpeuk. Satu rumah di sana mengalami kerusakan pada bagian atapnya akibat sapuan angin.

“Rumah tersebut milik Cece yang dihuni empat orang. Saat ini keluarga itu mengungsi sementara ke rumah saudaranya,” tuturnya.

Angin kencang juga melanda wilayah Kampung Cibogo, Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang. Dua pohon tumbang dan salah satunya menimpa rumah milik Lili.

“Petugas langsung berupaya mengevakuasi pohon tumbang tersebut dan tidak menimbulkan korban,” ucap Wahyudin.

Sementara itu, hujan intensitas tinggi juga menyebabkan satu dinding rumah roboh di Kampung Batu Kasur, Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey. Rumah tersebut milik Amir Saripudin dan dihuni dua jiwa.

“Di Ciwidey, yang roboh adalah dinding bagian ruang tamu. Tidak ada korban,” pungkasnya.

Kasus penemuan bayi laki-laki di Kampung Panyiraman, Desa Banjarwaringin, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, akhirnya terungkap. Pelaku ternyata adalah perempuan yang mengaku sebagai orang pertama penemu bayi tersebut.

“Pelaku sudah kami ungkap. Ibu bayi itu adalah orang yang pertama kali mengaku menemukan bayi di teras rumahnya sendiri,” ujar Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta hari ini.

Bayi laki-laki itu sebelumnya ditemukan dalam keadaan hipotermia di dalam kantong plastik hitam. Bayi ditemukan terbungkus kain putih dengan tali ari-ari yang masih menempel.

Pelaku seolah kaget dengan penemuan bayi, padahal ia adalah orang yang menaruh bayi yang dilahirkannya.

“Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, gelar perkara, serta pemeriksaan sejumlah saksi, polisi akhirnya dapat memastikan bahwa ‘penemu bayi’ tersebut adalah ibu kandung sang bayi,” kata Ridwan.

Menurut Ridwan, motif pelaku menaruh bayi tersebut berkaitan dengan tekanan sosial. Bayi tersebut lahir tanpa ayah yang sah. Calon suami yang sebelumnya berjanji bertanggung jawab justru meninggalkan pelaku setelah mengetahui kehamilannya.

“Pelaku mengaku takut dan malu pada keluarga, terutama anaknya, dan warga sekitar. Setelah ditinggalkan calon suaminya, ia merasa tidak sanggup menghadapi situasi tersebut. Laki-lakinya tidak bertanggung jawab,” jelasnya.

Polisi menilai tindakan pelaku berpura-pura menemukan bayi didorong oleh kekhawatiran bahwa hal buruk akan terjadi pada anak yang dilahirkannya. Oleh karena itu, pelaku memutuskan meletakkan bayi di teras rumahnya sendiri, bukan dibuang di kebun atau di lokasi jauh. Kemudian, ia berpura-pura menemukannya agar mendapatkan pertolongan warga.

Ridwan menambahkan, bahwa polisi harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kondisi mental, psikologis, dan tekanan sosial yang dialami pelaku.

“Perbuatannya tidak dibenarkan secara hukum, tetapi sanksi sosial sudah ia terima dari lingkungan sekitarnya. Kami juga berhati-hati dalam mempertimbangkan sanksi hukum agar tidak berdampak buruk pada masa depan bayi. Semangat penegakan hukum harus tetap melihat kemanfaatan dan rasa keadilan,” kata Ridwan.

Polisi saat ini masih melengkapi berkas pemeriksaan untuk menentukan langkah hukum selanjutnya. Prioritas utama adalah memastikan pemulihan kondisi kesehatan ibu dan bayi.

“Difokuskan pada pemulihan kesehatan bayi, serta dipertimbangkan kondisi psikologis ibunya. Oleh karena itu, kami dalami rentang waktu ia menyimpan bayi sampai berpura-pura ditemukan. Tujuannya apa, supaya terlihat niat sesungguhnya apakah ada upaya penghilangan bayi atau hanya upaya malu saja kalau diketahui punya anak dan sebenarnya ingin mengurus anak itu,” kata Ridwan.

Sebelumnya, seorang bayi laki-laki ditemukan di teras rumah di Kampung Panyiraman, Desa Banjarwaringin, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya. Bayi tersebut ditemukan oleh warga di teras rumah.

Bayi tersebut berada di dalam kantung plastik hitam yang diselimuti kain putih. Meskipun hidup, kondisinya mengalami hipotermia.

“Saksi sedang tertidur, lalu mendengar tangisan bayi di luar rumahnya. Bayi ditemukan di dalam kantong plastik hitam yang diselimuti kain putih,” kata Kasi Humas Polres Tasikmalaya, Aipda Triana Anggasari.

Media sosial dihebohkan dengan unggahan yang menunjukkan warga berjalan menapaki permukaan yang berbatu sembari menggotong warga lainnya sepulang dari rumah sakit.

Warga yang sedang sakit itu ditandu menggunakan bambu dan kain sarung. Ambulans tak bisa menjangkau permukiman warga itu hingga terpaksa ditandu lebih dari 1 kilometer setelah turun dari ambulans.

Usut punya usut, peristiwa tersebut terjadi di Kampung Buah Batu, Desa Sukasari, Kecamatan Gununghalu, Bandung Barat, pada Minggu 30 November 2025. Warga yang ditandu itu baru saja menjalani pengobatan hernia.

“Iya, itu kejadiannya di sini (Desa Sukasari), kejadiannya dua hari yang lalu. Jadi waktu itu ada warga sakit hernia asal Kampung Buah Batu, baru dibawa dari rumah sakit mau pulang,” kata Kepala Desa Sukasari, Saepuloh saat dikonfirmasi hari ini.

Saepuloh mengatakan warga yang sakit terpaksa ditandu sejauh 1,6 kilometer. Kondisi jalan memang rusak, juga diperparah oleh material tanah yang menutupi jalan karena terbawa arus air saat hujan.

“Jalannya itu rusak dan ada limpasan tanah, jadi bikin kendaraan enggak bisa lewat. Kerusakannya sekitar 1,6 kilometer, tapi kalau musim kemarau mobil bisa masuk,” kata Saepuloh.

Sampai saat ini, jalan tersebut belum pernah tersentuh perbaikan. Lantaran berstatus jalan milik desa, rencananya akan ada perbaikan kerusakan jalan di tahun 2026 mendatang.

“Jalannya punya desa, insyaallah tahun depan diperbaiki secara berkala, kita juga melihat ketersediaan anggarannya,” kata Saepuloh.

Hafidz (15), remaja asal Kabupaten Bandung ditemukan meninggal dunia usai dua hari hilang tenggelam saat berenang di Pantai Jayanti, Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kepala Unit SAR Cianjur Andika Zein menjelaskan, tim SAR gabungan awalnya mendapatkan informasi dari warga jika ada sesosok tubuh tergeletak di tepi pantai.

Lokasi ditemukannya tubuh tersebut, berada 181 meter dari lokasi hilangnya korban tenggelam.

“Sekitar pukul 02.35 WIB, kami dapat informasi ada tubuh anak laki-laki di tepi pantai. Tim langsung ke lokasi untuk memeriksa tubuh tersebut,” katanya hari ini.

Setelah diperiksa, lanjut dia, tubuh tersebut merupakan Hafidz yang hilang tenggelam saat berenang di Pantai Jayanti, Minggu (30/11) lalu.

“Iya tubuh tersebut merupakan Hafidz. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” kata dia.

Dia mengatakan, korban langsung dievakuasi dan diserahkan pada keluarga untuk dibawa ke rumah duka serta dimakamkan.

“Sudah diserahkan ke keluarga. Operasi pencarian pun sudah dihentikan,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Hafidz (15), remaja asal Kabupaten Bandung hilang tenggelam saat berenang di Pantai Jayanti, Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (30/11).

Informasi yang dihimpun infoJabar, kecelakaan laut tersebut terjadi ketika korban bersama lima orang temannya berwisata ke Pantai Jayanti pada Minggu siang.

Empat diantaranya, termasuk korban pun kemudian pergi ke pesisir pantai dan dilanjutkan berenang ke tengah laut. Sedangkan dua teman lainnya memilih untuk beristirahat di saung kosong.

Saat bermain terlalu ke tengah laut, korban Hafidz yang tidak bisa berenang tersapu ombak dan tenggelam.

Joey Pelupessy Dirumorkan ke Persib

Mobil Hanyut Hingga Rumah Ambruk di Bandung

Bayi dalam Keresek Dibuang Ibu Kandung di Tasikmalaya

Warga Sakit Ditandu di Bandung Barat Viral di Medsos

Remaja Bandung yang Hilang di Laut Cianjur Ditemukan Tewas