Sebanyak 501 rumah tidak layak huni (rutilahu) di Kota Bandung akan direnovasi pekan ini. Rumah-rumah tersebut tersebar di 4 kecamatan dan 7 kelurahan.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan ratusan rutilahi itu tersebar di empat kecamatan, yakni Bojongloa Kaler, Babakan Ciparay, Kiaracondong, hingga Cibeunying. Kawasan tersebut dipilih berdasarkan bayaknya jumlah rumah yang tidak layak huni dan kondisi kepemilikan tanah yang tidak bersengketa.
“Kenapa Babakan Ciparay, karena itu salah satu tempat yang banyak rumah tak layak huni serta lahannya tidak bersengketa,” ungkap Farhan di acara kick off renovasi 500 rutilahu Kota Bandung, Sabtu (3/5/2025).
Adapun warga yang mendapatkan bantuan renovasi rumah adalah mereka yang telah memenuhi syarat sebagai penerima bantuan rutilahu berdasarkan kriteria nasional. Sedangkan rumah yang menjadi target renovasi adalah rumah-rumah yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, kecukupan minimum luas bangunan, dan kesehatan penghuni sebagaimana tercantum dalam UU Nomor 1 Tahun 2011 dan PP Nomor 14 Tahun 2016.
“Total ada 501 rumah, dan prosesnya sama seperti kualifikasi program rutilahu dari APBD. Yaitu tanah milik sendiri, tidak dalam konflik, bukan rumah kontrakan, tidak akan dikontrakkan, surat-surat-surat lengkap,” ungkap Farhan.
Ia menargetkan, renovasi akan dimulai di Rabu pekan depan. Mulai hari ini, warga yang sudah terdata sebagai penerima bantuan renovasi rumah sudah dapat membereskan barang-barang mereka dan pindah ke tempat tinggal sementara.
“Siap mulai hari ini, yang sudah terverifikasi sudah diminta untuk beres-beres. Senin dan Selasa pindahan, Rabu sudah mulai dikerjakan (renovasi rumah ) sejak pagi,” terang Farhan.
Akhir tahun ini, renovasi 502 rumah di 4 kecamatan Kota Bandung ditargetkan akan selesai. Renovasi di satu wilayah kecamatan memakan waktu kurang lebih 3 bulan pengerjaan.
“Satu lokasi pengerjaan memakan waktu sekitar 3 bulan. Kita punya empat lokasi, jadi jaga-jaga saja maksimal 6 bulan. Tapi saya rasa tak sampai satu tahun,” ungkap Farhan.
Selama tiga bulan tersebut, nantinya warga dapat tinggal di rumah saudara dan kerabat, ataupun tinggal di rumah kontrak. Dana untuk mengontrak rumah selama tiga bulan akan disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan dana tersebut akan diberikan sekaligus. Selain dana, warga juga disebut akan menerima paket makanan.
“Selama renovasi, keluarga membutuhkan tempat tinggal sementara. Kita siapkan paket makanan, kita beri bantuan kontrakan senilai Rp3 juta per-keluarga untuk 3 bulan,” ungkap Dedi dalam kesempatan yang sama.
“(Dana) diberikan sekaligus hari ini. Kalau perlu, kita bayarkan langsung ke pemilik kontrakan agar tidak disalahgunakan,” lanjutnya.
Renovasi seluruh rumah tersebut tidak berasal dari APBN maupun APBD, melainkan bagian dari program Yayasan Budha Tzu Chi. Dana yang dikeluarkan untuk merenovasi masing-masing rumah adalah kisaran Rp20 juta hingga Rp40 juta.
Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Sugianto Kusuma mengatakan, program renovasi rumah kali ini merupakan yang terbesar dari yang pernah mereka tangani.
“Yayasan Buddha Tzu Chi memang sudah tidak asing lagi dalam membangun rumah dan membantu korban becana. Tapi kalau renovasi rumah sebesar ini, ini pertama kalinya kami lakukan. Biasanya kami bangun rumah baru di daerah baru,” ungkap Sugianto.
Sementara itu, Menteri Perumahan dan Permukiman Indonesia Maruarar Sirait mengapresiasi inisiasi renovasi ratusan rumah tersebut. Ia meminta pemerintah daerah untuk dapat selektif dalam memilih pengembang.
“Ini adalah wujud nyata kolaborasi dari Kota Bandung, Jawa Barat, dan pemerintah pusat serta Yayasan Buddha Tzu Chi,” ungkapnya.
“Saya hanya minta satu hal dari Pak Dedi. Tolong pilih pengembang yang bertanggung jawab. Supaya rakyar tidak kecewa,” pungkasnya.