Selasa (25/11) kemarin, keceriaan seharusnya mengiringi aktivitas siswa SDN 117 Batununggal, Kota Bandung. Mereka tadinya berniat menyambut kedatangan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, namun justru menjadi insiden yang tak mengenakkan lantaran harus menunggu selama berjam-jam.
Ya, dalam unggahan akun Instagram @jabodetabek24info yang viral, siswa SDN 117 Batununggal ini tadinya mau menyambut Farhan yang diagendakan meninjau program Buruan Sae, salah satu urban farming di sana. Namun yang tak diduga, Farhan ternyata batal datang hingga membuat anak-anak itu menunggu sekira 5 jam dari pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB.
Memang, letak SDN 117 Batununggal dengan lokasi Buruan Sae yang rencananya bakal ditinjau Farhan itu berseberangan. Tapi kemudian, berdasarkan informasi yang dihimpun infoJabar, Farhan batal datang ke lokasi itu dan hanya berada di Kelurahan Batununggal untuk memberikan paparan dalam agenda Siskamling.
infoJabar kemudian berusaha mengkonfirmasi hal ini ke pihak Kelurahan Batununggal maupun pihak sekolah. Sayang, lurah maupun kepala sekolah saat itu tidak berada di kantornya karena sedang mengikuti agenda di luar.
Sementara, saat diminta tanggapannya, Kadisdik Kota Bandung Asep Gufron mengaku menyayangkan insiden ini. Sebab ia menduga Farhan sama sekali tidak mengetahui upaya mobilisasi siswa yang akhirnya menjadi viral di sosial media.
“Kalau saya kan begini. Itu harus bisa mencermati tugas Pak Wali itu seperti apa. Nah, pihak lurah juga harusnya jeli gimana agenda Pak Wali, jadi jangan istilahnya mengambil kebijakan sendiri,” kata Asep Gufron kepada infoJabar.
“Saya khawatir ini tanpa sepengetahuan beliau, kan begitu. Ini saya khawatir beliau tidak menjadwalkan, beliau tidak menjanjikan, tapi di-justifikasi. Jadi harus dipastikan dulu ke beliau seperti apa, supaya ujung-ujungnya tidak begini,” ungkapnya menambahkan.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Asep Gufron menyebut ada miskomunikasi hingga membuat siswa SDN 117 Batununggal dimobilisasi untuk menunggu kedatangan Farhan. Bahkan dia menduga, Farhan sama sekali tidak mengetahui ada pelibatan siswa SD untuk menyambut kedatangannya ke sana.
“Jadi saya khawatirnya beliau justru tidak tahu tentang hal itu, sehingga beliau memang tidak tahu dan nggak ada komunikasi dan sebagainya. Karena biasanya beliau mah kalau kunjungan itu sudah pasti itu datang. Pasti tidak ada istilah kudu nunggu dari pagi ke siang, kan begitu maksudnya,” tuturnya.
“Saya kan sering dengan beliau. Kalau sebelum itu saya ke sini, udah, kita kan belum berani siapkan kalau belum ada konfirmasi. Ini mah kan komunikasinya gimana, pihak lurah-nya juga gimana. Makanya, saya khawatir ini miskomunikasi antara lurah dengan kepala sekolah. Akhirnya gitu,” tuturnya.
Setelah video itu viral, Pemkot Bandung merespons insiden tersebut. Kadiskominfo Kota Bandung Yayan Ahmad Brilyana menyatakan tidak ada instruksi dari Pemkot untuk pengerahan siswa saat kunjungan Farhan ke Kelurahan Batununggal. Ia memastikan kehadiran siswa pada momen tersebut terjadi secara spontan, bukan bentuk penyambutan resmi yang diatur oleh pemerintah.
“Pengerahan anak sekolah tidak diperbolehkan, dan itu bukan kebijakan pemerintah kota. Kebetulan rencananya Pak Wali Kota akan kunjungan, anak-anak selesai upacara dan ada inisiatif internal untuk bertemu Wali Kota,” kata Yayan dalam keterangannya.
Ia mengatakan, prinsip dasar Pemkot Bandung dalam setiap kunjungan lapangan Wali Kota Bandung. Setiap agenda memiliki tujuan penyelesaian masalah, dilakukan secara sederhana, tidak mengganggu ketertiban, serta tidak melibatkan siswa atau anak-anak dalam bentuk apapun.
“Prinsipnya, pengerahan anak-anak bukan sebuah instruksi dan tidak boleh. Pak Wali memerintahkan setiap kunjungan ke lapangan benar-benar harus ada permasalahan yang diselesaikan, dilakukan secara sederhana, dan tidak mengerahkan anak-anak,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan kunjungan resmi, Yayan menyebut, undangan hanya diperuntukkan bagi pihak yang berkepentingan langsung. Menurutnya, undangan itu bukan untuk massa atau kelompok yang tidak berkaitan dengan kegiatan tersebut.
“Untuk kehadiran pun hanya pihak yang memiliki kepentingan. Tidak boleh ada kegiatan yang mengundang kerumunan tanpa kebutuhan, apalagi melibatkan anak-anak,” ungkap Yayan.
Farhan pun sudah buka suara. Ditemui wartawan di Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Farhan mengaku akan mengagendakan kunjungan ke SDN 117 Batununggal. Ia mengatakan, ada miskomunikasi hingga insiden itu terjadi.
“Saya akan ke SD Batununggal lagi, akan saya kunjungin nanti. Itu tuh miskomunikasi, karena dalam agenda saya sebetulnya tidak ada kunjungan ke SD,” kata Farhan.
Farhan menegaskan, di setiap agenda Siskamling, dia tidak pernah menjadwalkan kunjungan ke sekolah. Politikus NasDem yang pernah menjadi presenter kondang itu bahkan mengaku kaget karena ada upaya penyambutan dari anak sekolah.
“Dalam siskamling, kunjungan ke sekolah itu tidak pernah masuk dalam kunjungan. Saya juga kaget bahwa ternyata anak-anak sekolah disiapkan untuk menyambut saya, tapi nanti kita coba selesaikan miskomunikasinya ada di mana,” ungkap Farhan.
Farhan menegaskan sedang mempertimbangkan bentuk pembinaan atau bahkan sanksi untuk kewilayahan imbas insiden ini. Namun, ia ingin memastikan terlebih dahulu bagaiamana insiden itu bisa terjadi.
“Itu sebabnya kami pun tidak pernah memerintahkan pengerahan. Makanya, miskomunikasinya dimana nih, pengerahan siswa teh siapa yang tanggung jawab nanti kita akan selidiki lah,” katanya.
“Makanya saya akan menyelidiki dulu bagaiamana sebetulnya miskomunikasi ini bisa terjadi. (Pembinaan untuk kewilayahan) pasti, pasti itu mah pasti ada,” pungkasnya.







