Di tengah ramainya perbincangan soal ketertarikan City Football Group (CFG), konglomerasi sepak bola pemilik Manchester City kepada Persib Bandung, ingatan kembali pada satu masa ketika Persib pernah mencicipi kolaborasi besar dengan klub raksasa Eropa.
Tepatnya di awal tahun 2016 lalu, Persib Bandung secara resmi berkolaborasi dengan tim papan atas Italia, Inter Milan. Kerjasama itu terjadi saat Persib sedang berbenah dan kompetisi domestik baru saja memasuki masa transisi serta mencari arah baru.
Pengumuman kerjasama itu disampaikan dengan penuh percaya diri oleh Glenn Sugita, Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat.
“2016 adalah momen untuk membangun kembali pondasi Persib sebagai klub profesional terbaik. Bulan ini Persib kerja sama dengan Inter Milan akan lakukan pembinaan dan pelatihan pemain dan pelatih,” ujar Glenn dalam arsip pemberitaan infocom, 8 Januari 2016.
Kerja sama itu bukan sekadar pertukaran jersey atau kunjungan kehormatan. Ada program yang langsung dijalankan. Pelatih kepala Maung Bandung saat itu, Djadjang Nurdjaman, dikirim ke Italia untuk belajar langsung filosofi kepelatihan.
“Program untuk Djanur meliputi Knowledge of Methodology of the Inter Milan Academy with specific reference of U16-U19,” ucap Glenn.
Tak hanya pelatih, para pemain muda Persib juga terbang ke Italia, mereka ialah Febri Hariyadi, Gian Zola, dan Jujun Saepuloh.
Terjalinnya kerjasama antara Persib dengan Inter Milan saat itu tidak terlepas dari peran Erick Thohir. Erick memiliki saham di kedua klub tersebut. Jika di Nerazzurri dia menduduki jabatan presiden klub, di Persib dia merupakan Wakil Komisaris.
“Program ini sebenarnya sudah ada sejak setahun lalu ketika Persib ikut Piala AFC, tapi ternyata lisensi Djajang tidak memenuhi syarat, karena lisensinya harus A. Jadi kami harus cari pelatih lain. Kami ingin Djajang bisa meningkatkan lisensinya, tapi tidak bisa karena federasi dibekukan,” kata Glenn, Rabu 13 Januari 2016.
“Kami pun melakukan komunikasi dengan Pak Erick Thohir dan kami ingin melakukan sesuatu untuk sepakbola, sehingga program ini bisa berjalan, memberikan kesempatan pelatih dan pemain menimba ilmu,” sambung dia.
Di sisi lain, Erick Thohir memastikan bahwa kolaborasi itu berjalan sebagai bentuk dukungan bagi sepak bola tanah air. Tapi dia menegaskan peluang pemain menjadi pemain asing di Italia tidak mudah.
“Sebagai orang Indonesia, saya cuma mau membantu sepakbola. Semua ini hanya untuk pelatih dan pemain menimba ilmu,” ungkap Erick yang kini menjabat sebagai Ketum PSSI ini.
Kemudian pada 13 Februari 2018, Persib secara resmi meluncurkan akademi yang juga dihadiri legenda Inter Milan, Javier Zanetti. Akademi ini lahir sebagai bentuk kerja sama Persib dengan Inter Academy Indonesia.
Peluncuran Akademi Persib digelar di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Selasa (13/2/2018). Hadir dalam acara peluncuran tersebut para petinggi PT PBB. Mulai dari Glen Sugita, Teddy Tjahyono, Erick Tohir dan perwakilan Inter Milan seperti Inter Academy Head Coach Andrea Ratti, Global Youth Business Director, Inter Academy Barbara Biggi.
“Adalah suatu kehormatan bagi saya, ini menjadi representasi kehadiran Inter. Inter Milan di Indonesia memiliki ribuan pendukung,” kata Zanetti dalam konferensi pers.
Dia berharap jalinan kerja sama itu berdampak positif terhadap sepak bola di Indonesia. Apalagi, Persib, sebagai mitra, dinilai sebagai salah satu tim terbaik di Indonesia.
“Menjadi suka cita mengumumkan sebuah akademi (di bawah) klub sedemikan profesional seperti Persib. Kami yakin kerja sama Inter dan Persib akan membawa perkembangan sepak bola Indonesia,” ujarnya.
“Kami hadir di tempat ini untuk berbagi kemampuan teknik. Terutama dalam membina anak-anak muda para remaja dan pelatih lokal,” kata Zanetti.
Kerja sama itu bukan sekadar pertukaran jersey atau kunjungan kehormatan. Ada program yang langsung dijalankan. Pelatih kepala Maung Bandung saat itu, Djadjang Nurdjaman, dikirim ke Italia untuk belajar langsung filosofi kepelatihan.
“Program untuk Djanur meliputi Knowledge of Methodology of the Inter Milan Academy with specific reference of U16-U19,” ucap Glenn.
Tak hanya pelatih, para pemain muda Persib juga terbang ke Italia, mereka ialah Febri Hariyadi, Gian Zola, dan Jujun Saepuloh.
Terjalinnya kerjasama antara Persib dengan Inter Milan saat itu tidak terlepas dari peran Erick Thohir. Erick memiliki saham di kedua klub tersebut. Jika di Nerazzurri dia menduduki jabatan presiden klub, di Persib dia merupakan Wakil Komisaris.
“Program ini sebenarnya sudah ada sejak setahun lalu ketika Persib ikut Piala AFC, tapi ternyata lisensi Djajang tidak memenuhi syarat, karena lisensinya harus A. Jadi kami harus cari pelatih lain. Kami ingin Djajang bisa meningkatkan lisensinya, tapi tidak bisa karena federasi dibekukan,” kata Glenn, Rabu 13 Januari 2016.
“Kami pun melakukan komunikasi dengan Pak Erick Thohir dan kami ingin melakukan sesuatu untuk sepakbola, sehingga program ini bisa berjalan, memberikan kesempatan pelatih dan pemain menimba ilmu,” sambung dia.
Di sisi lain, Erick Thohir memastikan bahwa kolaborasi itu berjalan sebagai bentuk dukungan bagi sepak bola tanah air. Tapi dia menegaskan peluang pemain menjadi pemain asing di Italia tidak mudah.
“Sebagai orang Indonesia, saya cuma mau membantu sepakbola. Semua ini hanya untuk pelatih dan pemain menimba ilmu,” ungkap Erick yang kini menjabat sebagai Ketum PSSI ini.
Kemudian pada 13 Februari 2018, Persib secara resmi meluncurkan akademi yang juga dihadiri legenda Inter Milan, Javier Zanetti. Akademi ini lahir sebagai bentuk kerja sama Persib dengan Inter Academy Indonesia.
Peluncuran Akademi Persib digelar di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Selasa (13/2/2018). Hadir dalam acara peluncuran tersebut para petinggi PT PBB. Mulai dari Glen Sugita, Teddy Tjahyono, Erick Tohir dan perwakilan Inter Milan seperti Inter Academy Head Coach Andrea Ratti, Global Youth Business Director, Inter Academy Barbara Biggi.
“Adalah suatu kehormatan bagi saya, ini menjadi representasi kehadiran Inter. Inter Milan di Indonesia memiliki ribuan pendukung,” kata Zanetti dalam konferensi pers.
Dia berharap jalinan kerja sama itu berdampak positif terhadap sepak bola di Indonesia. Apalagi, Persib, sebagai mitra, dinilai sebagai salah satu tim terbaik di Indonesia.
“Menjadi suka cita mengumumkan sebuah akademi (di bawah) klub sedemikan profesional seperti Persib. Kami yakin kerja sama Inter dan Persib akan membawa perkembangan sepak bola Indonesia,” ujarnya.
“Kami hadir di tempat ini untuk berbagi kemampuan teknik. Terutama dalam membina anak-anak muda para remaja dan pelatih lokal,” kata Zanetti.







