Salah seorang korban insiden gazebo ambruk di kampus Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya, hingga kini masih menjalani perawatan di RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya.
Korban yang diketahui bernama Reira mahasiswi FKIP Jurusan Bahasa Indonesia itu sudah menjalani operasi yang dilakukan tim dokter bedah RSUD Dr. Soekardjo, Selasa (18/11/2025).
Total ada 18 mahasiswa yang menjadi korban insiden Minggu (16/11/2025) siang ini, 17 mahasiswa lainnya sudah bisa pulang. Tinggal Reira yang masih dirawat. Perempuan asal Kecamatan Tawang ini menderita cedera retak tulang pipi.
“Alhamdulillah untuk operasi Reira sudah selesai. Berdasarkan informasi dari dokter, operasi pasang pen di lokasi fraktur berjalan lancar,” kata Wakil Rektor II Unsil, Gumilar Mulya, Selasa (18/11/2025).
Gumilar menjelaskan pihak kampus terus memantau perkembangan mahasiswinya yang sedang dirawat di RSUD Dr. Soekardjo.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Saat ini ada dari staf kami mendampingi mahasiswi di rumah sakit untuk memantau perkembangannya,” kata Gumilar.
Ayah Reira, Anton Muliana menjelaskan proses operasi berjalan lancar. “Operasi mulai pukul 09.00 WIB dan baru selesai pukul 12.00 WIB dan semuanya berjalan lancar,” kata Anton.
Anton berharap proses penyembuhan cedera yang diderita anaknya cepat pulih kembali dan bisa berkumpul di rumah.
“Harapan semoga cepat selesai dan lancar hingga kondisinya semakin membaik. Akan tetapi dari dokter belum menjelaskan secara detail soal operasinya, karena lukanya di tulang pipi,” kata Anton.
Sementara itu upaya investigasi untuk menguak penyebab ambruknya gazebo masih dilakukan. Unsil telah membentuk tim investigasi khusus. Tim tersebut melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian PUPR, Polres Tasikmalaya Kota, serta unsur internal kampus.
“Yang sudah turun itu dari Kementerian PUPR, Kepolisian, dan tim internal. Kami terbuka kapan pun dimintai penjelasan,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pemeliharaan Unsil, Mohammad Syarif Al-Huseiny.
Syarif mengatakan, sejauh ini pihak sarana dan prasarana Unsil belum dapat memberikan penjelasan rinci mengenai faktor penyebab ambruknya konstruksi tersebut.
“Dari pandangan awal kami, belum terlihat secara jelas apa penyebab teknis runtuhnya bangunan ini. Tim Sarpras masih menelusuri lebih jauh,” kata Syarif.
Ia menuturkan bahwa berdasarkan dokumen perencanaan, gazebo yang dibangun pada 2019 tersebut telah memenuhi persyaratan teknis. Perhitungan struktur maupun spesifikasi material disebut sesuai dengan ketentuan perencanaan pembangunan.
“Secara administrasi, bangunan itu sudah melalui proses perhitungan struktur dan pemilihan material yang sesuai standar,” jelasnya.







