Produk UMKM berbasis potensi lokal terus berkembang di Kabupaten Sukabumi. Daerah ini memiliki kekayaan sumber daya alam yang beragam, mulai dari hasil pertanian, perikanan, hingga kerajinan berbahan kayu dan serat alam.
Kondisi ini memberi ruang besar bagi pelaku usaha untuk mengolah komoditas desa menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
Salah satu komoditas yang terus tumbuh adalah kopi. Kelompok tani di wilayah selatan dan dataran tinggi mengolah kopi dari biji hingga produk jadi. Proses pascapanen yang kini dilakukan di tingkat desa membuat nilai jual kopi meningkat, sekaligus membuka ruang pemasaran berbasis wisata dan komunitas pecinta kopi.
Selain kopi, madu lokal juga menjadi komoditas yang banyak dikembangkan. Budidaya lebah yang masih memanfaatkan ekosistem hutan memberi ciri rasa yang khas, dan pemasaran berbasis digital ikut membantu menjangkau pembeli di luar daerah.
Pada sektor perikanan, olahan ikan seperti abon, kerupuk, dan bumbu siap saji berkembang di wilayah pesisir. Pengolahan ini membantu memanjangkan masa simpan dan memperluas pasar, tidak hanya bergantung pada penjualan ikan segar.
Sementara itu, produk kerajinan kayu dan serat alam tumbuh sebagai bagian dari ekonomi kreatif. Pengrajin memproduksi perabot kecil dan dekorasi rumah dengan karakter desain yang menyesuaikan kebutuhan konsumen saat ini.
Pengembangan berbasis potensi lokal ini diarahkan agar pelaku UMKM tidak hanya menjual produk mentah, tetapi mampu membangun nilai tambah di setiap rantai usahanya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (DKUKM) Kabupaten Sukabumi, Sri Hastuty Harahap, menegaskan bahwa pembinaan dilakukan untuk memperkuat daya saing dan kemandirian usaha.
“Sukabumi punya kekuatan dari desa-desa dan potensi alamnya. Tugas kami adalah memastikan potensi itu tidak berhenti sebagai bahan mentah, tetapi menjadi produk yang bernilai. Pembinaan ini kami desain bukan hanya untuk meningkatkan omzet, tetapi untuk membangun kemandirian. UMKM yang tangguh harus berdiri dalam ekosistem yang sehat, berkelanjutan, dan saling menguatkan bersama koperasi,” ungkap Tuty dalam keterangan tertulis.
Ia menambahkan bahwa arah pembinaan UMKM dilakukan secara terintegrasi dengan kelembagaan koperasi.
“Harapannya, wajah UMKM Sukabumi semakin kuat, punya identitas, dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Koperasi kita perkuat, pelaku UMKM kita dampingi, supaya tumbuhnya bukan sendiri-sendiri, tapi tumbuh bersama,” lanjutnya.
Penguatan legalitas usaha, pendampingan berkelanjutan, dan pemasaran berbasis digital menjadi bagian dari strategi untuk mendorong UMKM naik kelas. Dengan identitas produk yang jelas dan rantai usaha yang terkelola, potensi lokal dinilai dapat terus berkembang dan menjadi kekuatan ekonomi masyarakat.







