“Penanganan Sampah di Pasar Gedebage Bandung Berkat Kerja Sama Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung”

Posted on

Salah seorang pedagang di Pasar Gedebage, Kota Bandung Yanto mengaku lega, setelah tumpukan sampah yang ada di pasar diangkut berkat kerja sama Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung.

Yanto berharap, para pembeli kembali betah saat berbelanja di Pasar Gedebage. Menurut Yanto, sebelum diangkut, tumpukan sampah itu menimbulkan bau yang tidak sedap, mengganggu pedagang dan membuat pembeli tidak nyaman. “Kemarin diangkut selama dua hari, alhamdulilah sudah diangkut, hari pertama diangkut semuanya, sekarang sisa sedikit,” kata Yanto kepada infoJabar, Rabu (30/4/2025).

Yanto menyebut, sampah di Pasar Gedebage dikelola oleh paguyuban. Yanto pun menbayar iuran sampah saban harinya. “Iuran sampah sehari Rp5 ribu,” ujarnya.

Yanto yang berjualan tidak jauh dari tempat pembuangan sampah, mengaku bersyukur karena tumpukan sampah sudah diangkut. “Sampah di depan enggak ada, tapi menumpuknya di sini, alhamdulillah sekarang sudah diangkut, semoga pembeli semakin banyak,” tuturnya.

Pembersihan sampah yang ada di Pasar Gedebage ini disambut baik oleh pembeli Nurlina, Lina sapaan karibnya mengaku lebih nyaman berbelanja. “Kalau bersih gini belanja juga jadi nyaman, tapi sebelumnya sampahnya itu banyak banget, mau jalan juga susah,” ujarnya.

Nurlina berharap kepada Gubernur Jabar Dedi Mulyadi untuk terus memantau dan evaluasi penanganan khususnya sampah di Bandung. “Mantap kemarin Kang Dedi gebrakanya, semoga bisa diikuti sama kepala daerah lain,” tuturnya.

600 Ton Sampah Diangkut

Sekitar 1.500 kubik atau 600 ton sampah yang menumpuk di Pasar Gedebage sudah diangkut dibuang ke TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. Pelaksanaan dilakukan selama dua hari pada Tanggal 28-29 April 2025.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengakui penanganan sampah di Bandung masih menghadapi banyak tantangan, termasuk pembangunan insinerator yang belum berjalan optimal.

“Dari target 15 insinerator tahun ini, baru 4 yang selesai, dua lagi baru mau groundbreaking, jadi masih 9 lagi yang harus dikejar sampai akhir tahun. Ternyata, desain insinerator itu sangat tergantung kondisi daerah, tidak bisa satu desain untuk semua,” kata Farhan.

Farhan juga akan mengeluarkan Instruksi Wali Kota (Inwal) kepada seluruh lurah dan camat untuk memastikan tidak muncul titik kumpul sampah ilegal di wilayah mereka.

“Kita juga mempercepat program KBS (Kawasan Bebas Sampah) melalui Kang Pisman dan Buruan Sae. Targetnya, 700 RW menjadi KBS di akhir 2025. Kalau tercapai, tahun 2026 semua RW di Kota Bandung bisa bebas sampah,” katanya.

Dengan skema ini, sekitar 30 persen sampah Kota Bandung diharapkan bisa terolah di tingkat RW.

Terkait teknologi pengolahan, Farhan menyebutkan bahwa di Gedebage sebenarnya sudah tersedia tiga mesin, yakni biodigester, mesin pencacah, dan instalasi RDF. Namun, alat-alat ini selama ini tidak berfungsi optimal.

“Begitu pengangkutan sampah di Gedebage selesai dalam dua hari ini, hari ketiga kita mulai reinstalasi ketiga mesin itu,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *