Kabupaten Sumedang ditunjuk oleh Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) Republik Indonesia, menjadi penyelenggara event pelestarian dan penguatan budaya. Memiliki budaya dan sejarah yang kuat menjadi salah satu alasan Sumedang ditunjuk dalam event bernama Jabar Etno Festival 2025.
Berlangsung di Lapangan Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), pada Selasa (4/11/2025) malam, beragam kesenian budaya dari Sunda ditampilkan dalam event tersebut, seperti menampilkan Drama Musikal ‘Kabayan Masagi’ Petualangan Jejak Si-Kabayan dengan Kolaborasi 300 penampil dari perwakilan sanggar seni Jawa Barat.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir yang hadir langsung dalam event tersebut menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu wadah untuk melestarikan budaya dengan baik.
“Dari Kementerian Kebudayaan telah menetapkan Sumedang untuk kegiatan Jabar Etno Festival 2025 dengan tema menjalin tradisi pertama ‘Menjalin Tradisi Menginspirasi Generasi’ yang bagaimana kita bisa melestarikan budaya lama yang baik dan menggali budaya-budaya lain yang baik,” ujar Dony.
Dony mengatakan, dipilihnya Sumedang sebagai daerah pertama dalam event kebudayaan ini tak lain karena Sumedang memiliki kebudayaan maupun sejarah yang sangat kuat. Selain itu juga, lanjut Dony, berstatus sebagai Sumedang Puser Budaya Sunda menjadi keuntungan dalam hadirnya setiap event kebudayaan.
“Sumedang ini bekas kerajaan dan penerus dari Padjadjaran, dulu Padjadjaran khususnya Sumedang tandanya ada mahkota binokasih dan juga sebagai bagian dari kemajuan kebudayaan, menjaga tradisi supaya tetap lestari,” katanya.
“Sumedang juga telah menetapkan dirinya sebagai Puser Budaya Sunda dan sudah ada Perda Nomor 1 Tahun 2020 tentang Sumedang Puser Budaya Sunda, bagaimana budaya dan lestari bisa diimplementasikan dalam meningkatkan etos kerja warga Sumedang untuk mewujudkan harapan baru cita-citanya,” sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Dony mengungkapkan rasa terimakasih kepada Kementerian Kebudayaan RI yang bisa memberikan wadah maupun panggung kepada para seniman dalam event tersebut.
“Terimakasih ini juga memberikan ruang bagi seniman-seniman kami untuk berkreasi, untuk tampil, untuk kreatifnya, sehingga akan terus menumbuhkan bakat dan kebudayaan di panggung seperti ini, dan insyaallah menginspirasi generasi,” ungkapnya.
Sementara itu Direktur jendral perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Restu Gunawan, mengatakan event ini merupakan salah satu bentuk nyata kolaborasi antara Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat dalam membangun ekosistem kemajuan kebudayaan.
“Ini menurut saya bisa menjadi tolak ukur bagaimana kita membangun kolaborasi dalam ekosistem kebudayaan. Mudah-mudahan nanti juga bisa ditempat-tempat lain kita bisa berkolaborasi khususnya membangun rasa kepemilikan untuk kekayaan kebudayaan kita,” katanya.
“Jadi pada akhirnya kebudayaan itu tidak sekadar dilindungi bisa juga menjadi pendorong dalam ekonomi budaya. Coba bayangkan ini nanti akan menampilkan seribu seniman, kemudian UMKM juga terlibat. Jadi ketika kita berbicara kebudayaan kita bicara masa lalu, masa kini, dan masa depan,” tuturnya.
Menurutnya, kebudayaan sendiri bukan hanya sekadar tontonan bagi masyarakat melainkan juga bisa berdampak pada ekonomi. Sehingga, kekayaan budaya khususnya dalam seni tradisi di setiap daerah bisa maju.
“Kebudayaan bukan hanya tontonan itu juga bisa membangkitkan ekonomi. Jadi sama-sama kita gali kekayaan kebudayaan kita khususnya seni tradisi yang ada di wilayah kita Jawa Barat ini untuk kita kembangkan dan kita majukan,” ujar.
Masih di lokasi yang sama, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat, Retno Raswaty dalam laporannya menyebutkan, Jabar Etno Fest akan menjadi platform budaya rumah besar bagi seluruh warisan budaya Jawa Barat.
“Dimana anak-anak muda akan tumbuh berkolaborasi mengembangkan berbagai unsur seni tradisi dan kearifan lokal. Sehingga mereka bisa saling berdialog dan saling menginspirasi,” ucapnya.
Retno menjelaskan, pengambilan nama Etno menegaskan prinsip keberagaman dan keberlanjutan.
“Ini merupakan suatu hal yang harus dipastikan. Dimana semua elemen warisan elemen Budaya Jawa Barat mulai dari kesenian, batik dan lainnya mendapatkan ruang untuk bersinar, beradaptasi, relevan dengan konteks kehidupan kontemporer,” jelasnya.






