Di sudut belakang bertuliskan Grand Pangandaran, terdapat satu hidangan enak yang cocok untuk sarapan. Namanya itu bubur bakar Duriat 234.
Bubur Bakar itu milik Iwan Irawan (53) warga Pangandaran Timur. Setiap hari tempat tersebut ramai dikunjungi berbagai kalangan. Tatkala wisatawan yang melihat pun ikut mampir.
Sarapan di bubur bakar itu memang bisa menjadi rekomendasi saat wisatawan berkunjung ke Pangandaran. Ada dua menu saja yang disajikan bubur bakar Duriat 234.
Menu pertama bubur bakar original tanpa topping seperti pada umumnya. Kemudian, bubur bakar telor yang ditambah toping sayuran seperti wortel, ayam dan sebagainya.
Secara tampilan bubur bakar ini memang umum seperti yang dijual di berbagai tempat. Namun, bedanya penyajiannya menggunakan mangkok berbahan tanah liat dan langsung dibakar di atas tungku.
Cara memasaknya pun sedikit harus memakan waktu, karena tambahan toping yang mengharuskan dimasak secara matang.
Pemilik Kedai Bubur Duriat 234, Iwan Irawan (50) mengatakan, telah berjualan bubur bakar ini sejak tahun 2022. Waktu itu, kata dia, berjualan sambil melakukan aksi kemanusian, yaitu tim SAR Barakuda Pangandaran.
Meski demikian, berdagang menjadi pendapatan utama untuk menghidupi keluarga. “Alhamdulillah kalau jualan bubur ini merupakan resep sendiri belajar secara otodidak bareng istri,” ucap Iwan kepada infoJabar, saat ditemui belum lama ini.
Ia mengatakan, menu bubur bakar yang pakai telor dimasak dari awal dipanaskan bersama bubur secara dibakar. “Jadi dipanaskan di atas tungku dalam mangkuk berbahan tanah liat langsung,” katanya.
Menurutnya, dalam satu bubur terdapat toping wortel, jagung manis, ayam dan telur. Menu itu cukup untuk mengisi perut yang kosong.
Secara tampilan bubur bakar ini memang unik, tidak ada bumbu istimewa yang ditaburkan. Hanya saja ketika bubur sampai dimulut rasa bubur nya gurih, saat dikunyah kecap asin dan manis menambah citra rasa seledri dan sayuran telor membuat perut kenyang.
Untuk harga satu porsi bubur bakar original itu Rp 10.000 dan bubur bakar telor seharga Rp 15.000. Bagi pengunjung yang ingin menambah stamina, bubur ayam bakar juga menyediakan jahe hangat plus gula kawung. Bisa menambah daya tahan tubuh.
Selain berdagang, rupanya Iwan juga bergabung dengan tim SAR Barakuda. Salah satu relawan penyelamat wisata. Tim ini dikenal tangguh dalam aksi pencarian wisata tenggelam dan penyelamatan laka laut.
Beberapakali wisatawan yang tenggelam dapat ditemukan oleh tim ini sampai ke tengah laut. Bahkan, evakuasi jenazah korban tenggelam di Pantai Pangandaran menjadi langganan bagi mereka kerapkali hal tersebut terjadi.
“Kalo di SAR sudah lama, sebelum jualan,” katanya.
Ia mengatakan sebagai seorang relawan kadang sering menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk tim SAR. “Seperti bencana gempa Cianjur dulu, saya diberangkatkan kesana, alhamdulillah bisa bantu operasional tim dari hasil jualan bubur bakar,” ucapnya.
Omzet yang Didapatkan Dari Bubur Bakar
Iwan mengaku mendapatkan omzet Rp 10 juta sampai 20 juta setiap bulannya. Namun, kata dia, jumlah itu fluktuatif.
“Kalo lagi ramai alhamdulillah sehari Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta bisa dapat,” ucap Iwan.
Ia mengatakan saat acara di CFD setiap hari Minggu di tempatnya berjualan bisa mendapatkan omzet sehari paling sedikit Rp 3 juta dan paling banyak Rp 5 juta. “Itu tidak sampai seharian cuman 3-5 jam dagang,” katanya.
Menurutnya, pendapatan itu ia gunakan untuk membantu orang juga mendapatkan pekerjaan. “Ada 4 orang yang nganggur masih tetangga saya pekerjakan. Asal mau bekerja saya ajak, kalo rezeki bagi-bagi,” ucapnya.
Menurut Iwan ada satu kepuasaan yang luar biasa saat berjualan yaitu ketika para pembelinya menghabiskan bubur tanpa sisa . “Alhamdulillah saya sangat jarang sekali melihat bubur yang tidak dihabiskan. Semuanua habis,” katanya.
Ia mengatakan dalam sehari jika hari biasa terjual 50-100 mangkok. Sementara saat ramai bisa habis 300 mangkok. “Kalo ramai sampe 300 mangkok ada 3 kali cuci,” ucapnya.
Transaksi Digital Permudah Penjualan
Dia mengatakan karena tinggal di daerah wisata banyak wisatawan yang sering bayar pakai QRIS. Adapun transaksi yang paling sering diterima yaitu dari bank BRI. “Karena disini umum mungkin ya jadi pakai BRI yang paling banyak,” katanya.
Kata Iwan, model transaksi ini sangat membantu sekali, karena tidak menyediakan kembalian. “Mempermudah, hanya saja penarikannya tidak bisa langsung. Cuman sangat membantu ketik pelanggan banyak yang beli,” ucapnya.
Melansir laman BRI, per September 2024 pengguna BRImo telah mencapai 37,1 juta. Dengan pertumbuhan 24,7% year on year (Yoy). Adapun nilai transakinya melalui aplikasi BRImo tersebut naik signifikan mencapai Rp 4,034,9 Triliun dengan tumbuh 35,2% YoY dari sebelumnya Rp 2,984,2 Triliun.
Regional CEO BRI Bandung, Sadmiadi menyebutkan jika BRImo menjadi salah satau alat transaksi yang mudah diakses. “Fitur didalamnya pun lengkap mulai dari transfer, QRIS, pembayaran tagihan listrik hingga investasi,” ucapnya melalui pesan WhatsApp.