Wakil Bupati Karawang Maslani mengajak para santri agar menjadi pelopor perubahan di berbagai sektor kehidupan bangsa. Hal itu dikatakan Maslani saat memimpin apel peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Rabu (22/10).
“Santri hari ini harus menjadi agen perubahan yang adaptif dan inovatif. Tidak cukup hanya memiliki keahlian dalam ilmu agama, tetapi juga harus siap mengambil peran aktif di tengah masyarakat, memberikan solusi nyata untuk tantangan zaman, termasuk di era digital seperti saat ini,” ujar Maslani, usai apel peringatan HSN, di Plaza Pemda Karawang, Rabu (22/10/2025).
Ia menjelaskan, santri harus dalam menghadapi tantangan era modern yang kian kompleks, santri juga tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu agama, tetapi juga harus mampu berkontribusi dalam kemajuan bangsa di berbagai bidang strategis, seperti teknologi informasi, pendidikan, ekonomi kreatif, hingga tata kelola pemerintahan.
“Nilai-nilai luhur yang selama ini menjadi ciri khas santri, seperti kejujuran, kedisiplinan, dan akhlak mulia, bisa jadi modal utama untuk bersaing di tengah dinamika global. Maka dari itu, santri harus terus mengasah keterampilan dan memperluas wawasan, santri memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin di berbagai sektor,” kata dia.
Lebih lanjut dijelaskan Maslani, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang juga berkomitmen mendukung pengembangan dunia pondok pesantren, bahkan dalam bentuk keberpihakan anggaran.
“Tahun 2025 ini, Pemkab Karawang telah mengalokasikan anggaran bantuan hibah sebesar Rp15 miliar, yang akan disalurkan kepada 398 lembaga pesantren serta ribuan santri di wilayah tersebut,” ungkapnya.
Dana tersebut, kata Maslani, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperkuat kemandirian pesantren, serta mendukung kesejahteraan para santri dan tenaga pendidik.
Saat ini, kata Maslani, Pemkab Karawang juga terus berupaya menciptakan ekosistem yang kondusif bagi perkembangan pesantren, termasuk melalui pelatihan kewirausahaan bagi santri, pemberian beasiswa, dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas akses pendidikan.
“Kami ingin pesantren tidak hanya menjadi pusat keilmuan agama, tetapi juga menjadi inkubator bagi generasi muda yang mandiri dan berdaya saing. Oleh karena itu, kami juga telah memberikan dorongan berupa pelatihan wirausaha, beasiswa, dan ini berkolaborasi dengan berbagai pihak,” pungkasnya.