Sukabumi-Cianjur Sepekan: Petaka Aksi Abah Ocang Duel Lawan King Kobra [Giok4D Resmi]

Posted on

Berbagai peristiwa terjadi di Kota – Kabupaten Sukabumi dan Cianjur dalam sepekan ini, kabar duel petani lawan King Kobra, pesona Pulau Mandra hingga Karang Kontol dan Pemkot Sukabumi bakal lelang lokasi wisata.

Berikut ringkasan Sukabumi – Cianjur sepekan yang dihimpun infoJabar :

Duel hidup dan mati antara seorang petani tua dan ular king cobra berakhir tragis di Kampung Cipetir, Desa Cidadap, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi.

Warga setempat, Ocang (70), ditemukan tewas pada Senin (6/10/2025) pagi setelah berupaya mempertahankan diri dari serangan ular king cobra sepanjang empat meter di dalam rumahnya.

Camat Cidadap Azwar Fauzi membenarkan peristiwa itu. Ia mengatakan, laporan pertama diterima dari petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cidadap sekitar pukul 09.35 WIB. Petugas kemudian mendatangi lokasi bersama anggota Polsek dan Puskesmas Cidadap.

“Betul, korban atas nama Ocang ditemukan sudah meninggal dunia sekitar pukul enam pagi oleh warga bernama Erwanto yang sedang menyadap karet di sekitar lokasi,” ujar Azwar saat dikonfirmasi, Senin (6/10/2025).

Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada Minggu sore menjelang malam, sekitar pukul 17.00 WIB, ketika Ocang tengah seorang diri di rumah. Rumahnya yang terletak cukup terpencil, dikelilingi kebun karet dan jauh dari permukiman warga lain, membuatnya tak mendapat pertolongan saat diserang.

Dari hasil pemeriksaan di lokasi, ular king cobra itu diduga menyelinap masuk dari arah dapur rumah dan secara agresif menyerang korban. Serangan cepat ular mematuk kaki kanan Ocang. Namun warga lanjut usia itu tidak menyerah begitu saja. Ia diduga melawan dengan alat seadanya.

“Dari jejak di lokasi kejadian, diduga kuat korban berupaya melawan ular tersebut menggunakan sebilah parang dan sebuah tongkat kayu,” kata Azwar mengutip laporan P2BK.

Jejak pertarungan terlihat jelas. Perabot rumah berantakan, tanah di sekitar dapur bergurat bekas geseran keras. Ular ditemukan tewas di lokasi dengan kepala tertancap tongkat kayu, tanda perlawanan terakhir sang petani.

“Artinya, korban berhasil membunuh ular itu. Tapi sayangnya, bisa sudah terlanjur menjalar di tubuhnya,” tutur Azwar.

Dalam kondisi terluka parah dan racun yang mulai bereaksi, Ocang diduga masih sempat berusaha mencari pertolongan. Ia keluar dari rumah dan berjalan menuju jalur setapak menuju rumah warga. Namun upayanya gagal.

Tubuhnya yang lemah tak mampu lagi menahan racun yang menyebar cepat di pembuluh darah. Ia akhirnya tersungkur dan meninggal dunia di jalan setapak, tak jauh dari rumahnya.

“Diduga korban tidak kuat lagi menahan bisa ular di tengah perjalanan saat hendak meminta tolong. Ia akhirnya tersungkur dan meninggal dunia seorang diri,” ujar Azwar.

Tim gabungan dari Pemerintah Kecamatan Cidadap, Polsek, dan Puskesmas Cidadap telah melakukan olah tempat kejadian perkara serta pemeriksaan jenazah. Pemerintah desa pun telah melakukan koordinasi untuk membantu keluarga korban.

Menurut Azwar, tidak ada kerusakan material akibat kejadian ini. Namun peristiwa tersebut mengguncang warga sekitar. Pemerintah kecamatan akan menyiapkan dukungan psikososial bagi keluarga korban.

Perahu wisata bertuliskan Wisata Ciletuh 03 siang itu membawa rombongan infoJabar menjelajahi titik-titik geosite di Teluk Ciletuh. Saman, pemandu wisata asal Geopark Ciletuh, memimpin perjalanan menuju tiga lokasi yang paling banyak menyimpan cerita rakyat, Pulau Mandra, Pulau Kunti, dan Karang Kontol.

“Saya Saman, asli dari Geopark Ciletuh. Saya guide pemandu wisata Geopark Ciletuh, insya Allah saya bisa menjelaskan geosite yang ada di Geopark Ciletuh ini terutama yang ada di Pulau Kunti,” ujarnya.

Ketika perahu mendekati sebuah pulau kecil yang tenang di tengah laut hijau muda, Saman mematikan mesin dan mulai bercerita.

“Jadi begini, cerita rakyatnya, mitosnya itu kenapa dinamain Pulau Mandra karena Pulau Mandra ini di sini dulu banyak orang Bugis dari Flores, Sulawesi,” katanya sambil menunjuk ke arah pulau.

“Jadi kalau dia pagi-pagi bikin bagan kayak yang tadi Abang lewatin bagan-bagan, siang hari pada ngumpul di Pulau Mandra ini,” sambungnya.

Ia menirukan gaya bicara orang tua kampung, tertawa kecil sebelum melanjutkan,

“Nah karena udah banyak orang Bugis di sana, dia manggil ke temennya yang ada di perahu, ‘woi manre, manre,’ kedengaran sama orang Sunda akhirnya salah ngambil kesimpulan berarti namanya Mandra, padahal manre itu bahasa Bugisnya makan. Jadi Pulau Mandra ini kepanjangan kata dari kata mandre atau kata makan kata orang Bugis, terkenal sampai saat ini yang namanya Pulau Mandra,” paparnya.

Perahu melaju lagi ke arah tebing batu menjulang. Di sinilah Pulau Kunti berada, bagian dari formasi batuan purba berusia jutaan tahun.

“Barulah ke Pulau Kunti, batuan khusus pusat subduksi lempeng Eurasia dan Indo Australia,” jelas Saman.

Ia lalu menunjuk batu berongga di sisi pulau. “Nah cerita rakyatnya, kenapa dinamain Pulau Kunti, karena di sebelahnya itu ada komplek batuan komlomran atau batu Melan kalau dihantam gelombang 4 sampai 5 meter dia akan mengeluarkan gema mirip dengan orang ketawa. Dinamai lah Pulau Kunti, jadi bukan banyak kuntinya Kang di sini, tapi dari gema suara tersebut,” jelasnya.

Saman melanjutkan tak jauh dari situ ada gua purba, lokasinya menghadap samudera.

“Usianya 60 juta tahun, terbentuk dari gunung bibir pantai yang dihantam terus sama gelombang laut, akhirnya ada proposal ke dalam 15 meter, tingginya 9 meter,” katanya.

Lalu dengan nada bercanda ia menambahkan, “Cuman di sini ada mitos siapa aja yang masuk ke gua purba Pulau Kunti, pulangnya suka cepat dapat jodoh katanyw, hanya ini baru mitos,” tutur Saman.

Menjelang senja, perahu sampai di titik paling luar Teluk Ciletuh: Karang Kontol. Langit berwarna tembaga, laut berkilau diterpa cahaya matahari tenggelam.
Saman menatap ke depan, lalu kembali meneriakan penjelasan.
“Dari sana baru kita ke yang ujung, namanya punteun, dalam arti kata di sini punteun pisan, namanya Karang Kontol lah istilahny,” kata Saman.

Dari kejauhan tampak batu besar menonjol dari laut.

“Kenapa di sana ada Karang Kontol, itu terbentuk dari batuan pasir bagian atas, gundukan besar. Dia terhantam oleh gelombang laut, oleh abrasi air dan angin, akhirnya terbentuk seperti itu. Usianya 60 juta tahun,” kata Saman.

Ia menoleh ke penumpang dan tertawa kecil,

“Nah, kalau mitosnya tuh katanya siapa aja yang bisa megang benda itu bisa menambah suplemen atau tenaga lebih katanya untuk pria,” pungkasnya.

Pemerintah Kota Sukabumi bakal melelang pengelolaan Pemandian Air Panas (PAP) Cikundul kepada pihak swasta.
Langkah tersebut diambil untuk memaksimalkan potensi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata yang selama ini dinilai belum tergarap optimal.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Sukabumi, Rahmat Iskandar mengatakan skema lelang akan menggunakan sistem beauty contest, di mana calon investor diseleksi berdasarkan kualitas dan profesionalisme, bukan semata tawaran harga tertinggi.

“Kami ingin mitra yang benar-benar kompeten dan punya visi jangka panjang dalam mengembangkan PAP Cikundul. Proses seleksi akan transparan, objektif, dan berorientasi pada manfaat bagi masyarakat dan daerah,” ujar Rahmat kepada awak media, Selasa (7/10).

Ia menjelaskan, beauty contest berbeda dari lelang aset biasa. Pemerintah ingin memastikan investor yang terpilih mampu meningkatkan standar pengelolaan wisata sekaligus menjaga keberlanjutan destinasi.

“Targetnya jelas, PAD meningkat, tapi kualitas pelayanan wisata juga naik,” tegasnya.

Disporapar Sukabumi sudah mulai menyusun sejumlah tahapan penting, mulai dari Detail Engineering Design (DED) dan master plan, penilaian aset, penyusunan dokumen administrasi, hingga koordinasi lintas instansi. Menurut Rahmat, tahapan ini penting agar mekanisme beauty contest berjalan sesuai regulasi.

Selain untuk memperkuat pengelolaan wisata, strategi ini juga diharapkan bisa menarik minat investor swasta maupun asing (Foreign Direct Investment/FDI) agar pembangunan infrastruktur pariwisata di Sukabumi bisa lebih cepat tanpa membebani APBD.

“PAP Cikundul punya potensi besar untuk jadi ikon wisata kota. Kalau dikelola secara profesional, dampaknya bisa besar yaitu penyerapan tenaga kerja meningkat, ekonomi lokal bergerak, dan PAD ikut terdongkrak,” jelasnya.

Rahmat menilai, saat ini momen yang tepat untuk menggandeng dunia usaha, terutama di tengah ketatnya persaingan antar destinasi wisata.

“Kalau dibiarkan dengan pola lama, aset bisa stagnan bahkan terbengkalai. Dengan beauty contest, pemerintah dapat PAD, masyarakat dapat manfaat ekonomi, dan wisatawan mendapat layanan terbaik,” katanya.

Ia pun mengajak pelaku usaha untuk bersiap mengikuti proses seleksi ini. “Yang kami cari bukan hanya investor yang untung besar, tapi yang juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan wisatawan,” tutupnya.

Seorang wanita tanpa identitas ditemukan tewas di saluran irigasi di Kabupaten Sukabumi, Sabtu (11/10/2025). Jasad wanita itu pertama kali ditemukan oleh warga yang sedang melintas di jalan tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa penemuan mayat wanita itu tepatnya terjadi di Jalan Lingkar Selatan, Kampung Babakan Rt 11/03 Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.

Salah seorang warga, Refi Putra Pratama (28) mengatakan, mulanya ia melihat kerumunan warga di TKP. Saat mendekat, ia tak menduga bahwa warga tengah mengerumuni lokasi penemuan jasad Mrs X.

“Kejadian sekitar pukul 09.00 WIB. Jadi tadi saya sekalian lewat lihat warga pada ramai di pinggir jalan ternyata ada penemuan mayat,” kata Refi.

Saat tiba di TKP, ia melihat korban belum dievakuasi. Begitupun pihak aparat kepolisian belum berada di lokasi.

“Tadi belum ada polisi, baru warga yang berkumpul pada liat. Kayanya sekarang udah ditangani sama polisi. Tadi juga ramai warga di lokasi pada kumpul foto video,” ujarnya.

Refi mengaku sempat melihat kondisi korban. Wanita itu mengenakan pakaian daster dengan kondisi kepala menunduk dan tubuh telah membengkak.

“Iya wanita, pakai daster, kondisi mayat sudah kembung, kepalanya nunduk ke bawah ke air, kayaknya sudah lama
mengambang,” kata dia.

Kasi Humas Polres Sukabumi Kota AKP Astuti Setyaningsih membenarkan penemuan mayat tersebut. Dia mengatakan, warga yang melihat sempat tak yakin bahwa yang mengambang di saluran irigasi adalah sesosok mayat.
“Setelah yakin bahwa yang berada di aliran irigasi adalah mayat manusia, kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Bhabinkamtibmas desa Babakan Polsek Cisaat dan Kades Babakan,” kata Astuti.

Berdasarkan hasil olah TKP bahwa mayat jenis kelamin perempuan dewasa. “Sementara tidak ditemukan adanya luka ataupun kekerasan fisik pada tubuh jenazah,” sambungnya.

Rumah semi permanen milik guru ngaji di Kampung Cikaunh Tengah, Desa Pasawahan, Kecamatan Takokak, hangus terbakar pada Sabtu (11/10/2025) sore. Nahas, kebakaran tersebut juga menyebabkan kakak dari pemilik rumah tewas terpanggang.

Kepala Desa Pasawahan Ega Muhammad Fajar, mengatakan, kebakaran tersebut pertama kali diketahui warga pada Sabtu sore sekitar pukul 15.30 WIB.

“Saat itu warga melihat beberapa bagian rumah milik Ustaz Gunawan Isnaen (40) yang merupakan guru ngaji sudah terbakar,” kata dia, Sabtu (11/10/2025).

Menurut dia, warga langsung berusaha memadamkan api dengan menggunakan alat seadanya. “Warga pakai ember untuk mengambil air dari kolam. Tapi karena bantuannya semi permanen, jadi api cepat membesar dan membakar seluruh bangunan. Sekitar satu jam api sudah padam, tapi rumahnya hangus,” kata dia.

Dia menambahkan, kebakaran tersebut juga menyebabkan satu orang tewas yakni Dedi (35).

Menurut dia, saat kejadian, korban sedang terbaring di kamar lantaran tengah sakit parah. Sayangnya anggota keluarga yang lain tidak ada di rumah, sehingga korban tak berhasil dievakuasi.

“Saat kejadian penghuni rumah yang lain sedang keluar untuk bekerja. Jadi korban sendiri di rumah. Saat api melalap seluruh bagian rumah, korban terjebak hingga akhirnya ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia,” kata dia.

Dia menuturkan korban langsung dimakamkan pada Sabtu malam sekitar pukul 19.00 WIB. Sedangkan keluarga atau pemilik rumah diungsikan sementara ke rumah tetangganya.

“Korban sudah dimakamkan. Untuk pemilik rumah diungsikan sementara. Rencananya rumah tersebut dibangun kembali dengan melibatkan bantuan warga sekitar,” kata dia.

Dia menambahkan kebakaran yang menewaskan satu orang dan menghanguskan rumah tersebut diduga disebabkan korsleting listrik.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

“Dugaan sementara karena korsleting listrik,” pungkasnya.

Duel Petani Sukabumi Lawan King Kobra

Sederet Tentang Geopark, Pulau Kunti Hingga Karang Kontol

Pemkot Sukabumi Lelang Lokasi Wisata Cikundul

Mayat Perempuan Berdaster

Rumah Guru Ngaji di Cianjur Terbakar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *