Wamentan Sebut Program MBG Bisa Serap Pekerja-Tingkatkan Ekonomi

Posted on

Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Berbagai pro kontra terjadi kala beberapa daerah mengalami permasalahan saat program tersebut mulai dijalankan.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengatakan, adanya program tersebut bisa menyerap pekerja sebanyak 50 orang per satu SPPG. Kemudian UMKM yang ada di sekitar bisa turut berkembang dan meningkat penghasilannya.

“Kalau ditambah suppliernya, transportnya dan lain-lain hampir 150 sampai 200 orang terlibat, termasuk petani-petaninya dan seterusnya. Jadi kalau ada kurang sana-sini kita perbaiki. Program ini baik. Kita akan teruskan,” ujar Sudaryono, di Ponpes Al-Ittifaq, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Rabu (8/10/2025).

Pihaknya menilai, program tersebut dilaksanakan untuk pemerataan gizi bagi anak-anak di Indonesia. Sehingga hal tersebut diperuntukan untuk anak-anak sekolah, lansia, hingga ibu hamil.

“MBG ini adalah program pemerataan gizi. Intinya siapapun anaknya yang sekolah harus mendapatkan gizi tambahan. Apakah dia sarapan di rumah, ataukah dia enggak sarapan di rumah, semua dapat tambahan gizi,” ungkapnya.

Menurutnya saat ini segelintir orang ada yang menginginkan anaknya tidak mendapatkan MBG. Kata dia, penolakan tersebut tidak menjadi permasalahan yang krusial.

“Ini enggak apa-apa, sampaikan, dan akan dialihkan ke ke yang lain. Itu enggak ada masalah, bahkan ini bisa jadi kan juga mengurangi ongkos biaya anggaran dan seterusnya,” katanya.

Kemudian di media sosial terdapat anak-anak yang tidak suka dengan menu MBG. Kemudian mereka membuat narasi negatif menyalahkan program tersebut.

“Anak enggak suka MBG menu itu kan enggak hanya di MBG. Anak saya di rumah itu juga enggak suka ini, enggak suka itu. Biasanya enggak suka sayur. Nah, jadi MBG ini bukan masalah suka tidak suka, enak tidak enak, tapi ini masalah gizi,” jelasnya.

Sudaryono menegaskan adanya program tersebut adalah untuk pemenuhan gizi bagi masyarakat. Makanan yang disajikan pun telah melalui proses dan pemeriksaan dengan ketat.

“Kenapa harus ada kacang, kenapa harus ada ayam, kenapa ada susu itu maksudnya adalah pemerataan gizi. Sebisa mungkin ya, tentu saja pemerintah ingin menyediakan gizi yang baik, dikemas dengan makanan yang enak dan disukai sama anak-anak,” ucapnya.

“Jadi, maksud saya saya ingin mengajak kawan-kawan semuanya untuk tidak membesar-membesarkan yang kecil, tapi masalah kecil-kecil, masalah yang ada sedikit atau banyak kita selesaikan masalahnya. Kita ingin menjadi solusi dari masalah yang ada bukan membesar-membesarkan masalah sehingga tidak ada penyelesaian,” tambahnya.

Penyediaan Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) di berbagai wilayah ditargetkan dibangun sebanyak 30 ribu dapur. Namun saat ini yang baru terbangun baru sebanyak 8000 dapur SPPG.

“Adanya dapur seluruh Indonesia bisa menyerap kebutuhan sayur, hortikultura, buah-buahan termasuk juga perunggasan, kebutuhan protein akan naik,” tegasnya.

Dengan adanya program tersebut, Kata Sudaryono, Presiden Prabowo menginginkan bisa menggerakkan roda ekonomi di sekitar. Sehingga dampak ekonomi bisa terasa bagi masyarakat yang memiliki perekonomian rendah.

“Jadi MBG itu bagaimana uang bukan lagi dari desa dibawa ke kota, tapi bagaimana uang dari kota itu dibawa ke desa dan berputar di desa, mulai sayur, telurnya, daun bawangnya, bumbu-bumbunya, ayamnya, nasinya, dan seterusnya muter di situ,” kata Sudaryono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *