Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) membeberkan data mengkhawatirkan mengenai bahasa daerah di Indonesia. Saat ini, hanya 25 persen bahasa daerah yang berkategori aman, sementara 75 persen sisanya mengalami kemunduran, kritis, hingga nyaris punah.
Kondisi serupa dialami oleh Bahasa Sunda. Meski jumlah penuturnya terbilang masih banyak, namun ada kekhawatiran karena didominasi usai 40 tahun ke atas yang bisa berpotensi punah seperti bahasa daerah yang lain.
Disdik Kota Bandung pun merespons soal kondisi itu. Kadisdik Kota Bandung Asep Gupron mengaku masih optimistis jumlah penutur Bahasa Sunda di wilayahnya akan terus meningkat, terutama di sektor pendidikan.
“Kalau saya, jujur ya, Kota Bandung masih optimis lah. Karena kan di Kota Bandung juga sudah diamanatkan di RPJMD ada mulok (Pelajaran muatan lokal) untuk penguatan terhadap pelestarian bahasa ibu, terutama Bahasa Sunda,” katanya saat berbincang dengan infoJabar, Rabu (8/10/2025).
Lewat mulok tersebut, Asep Gupron mengatakan pelajar dari mulai TK hingga SMP terus diajarkan Bahasa Sunda. Hanya saja, ia menyadari kecenderungan bermain ponsel ikut memang menjadi tantangan dalam melestarikan bahasa daerah.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Nah yang harus kita cermati bersama itu sekarang pola pikir anak-anak itu bisa terlupakan dari bahasa ibu karena terpengaruh dengan gadget, HP. Maka salah satu ke depan untuk mengembangkan itu, kita harus optimal memberi ruang kepada orang tua maupun peserta didik mengenai pemahaman tersebut,” ucapnya.
Upaya lain yang terus dilakukan Disdik yakni program Kamis Nyunda di lingkungan sekolah. Para pelajar hingga guru setiap hari tersebut diwajibkan menggunkan pakaian khas Sunda, termasuk untuk rutin menuturkan bahasa daerah.
“Setiap hari Kamis itu pakai baju Sunda. Nanti kita tegaskan lagi lewat surat edaran, supaya penutur Sunda rutin di dalam lingkup pendidikan. Ini kan basik sebetulnya, nah nanti akan diberi penguatan baik di sekolah negeri maupun swasta di bawah naungan Pemkot Bandung,” pungkasnya.