Bunga Rahmawati (17), mengembuskan napas terakhir pada Selasa (30/9/2025) siang. Mendiang Bunga tercatat sebagai siswi kelas XII SMK Negeri 1 Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Penyebab kematian Bunga masih belum terungkap sepenuhnya. Di luaran banyak beredar kabar yang sebetulnya belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, karena yang bersangkutan datang ke rumah sakit dalam keadaan sudah tak bernyawa.
Hal itu dipastikan oleh Kepala Pelayanan IGD RSUD Cililin Dwi Puspitasari Anggita. Di hari kejadian, Bunga datang ke IGD RSUD Cililin diantarkan oleh ambulans Desa Cihampelas.
“Jadi atas nama Bunga Rahmawati ini datang menggunakan ambulans Desa Cihampelas 30 September jam 13.30 WIB. Ketika datang, pasien sudah pucat, kebiruan, tampak dari gerakan napasnya sudah tidak ada,” kata Dwi saat ditemui di RSUD Cililin, Kamis (2/10/2025).
“Akral-nya juga sudah dingin, bagian-bagian dari badannya juga sudah dingin, dilakukan pemeriksaan pada pupil memang sudah midriasis total (kondisi pupil mata yang melebar secara tidak normal),” imbuhnya.
Kendati kondisi pasien diduga sudah tidak bernyawa, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan rekam jantung atau Elektrokardiogram (EKG). Dari tubuh pasien sudah tidak nampak adanya arus kelistrikan sehingga tim medis menyatakan pasien Dead on Arrival (DOA).
“Jadi dari situ kami nyatakan pasien sudah meninggal atau dead on arrival,” kata Dwi.
Kedatangan pasien dalam keadaan DOA itu menjadi ganjalan untuk memastikan penyebab kematiannya. Penyebab kematian bisa terungkap jika dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap jasad pasien.
“Jadi ketika pasien sudah datang dalam keadaan meninggal itu, penyebab kematiannya tidak bisa kami pastikan. Jadi kami hanya mendiagnosa kematian pasien saja yang sudah dead on arrival. Dan kami sudah mengarahkan keluarga melakukan otopsi, namun dari keluarga tidak ada arahan melakukan proses tersebut,” kata Dwi.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Cihampelas, Edah Jubaedah melakukan wawancara dengan keluarga pasien. Diketahui bahwa pada 24 September 2025, yang pasien Bunga mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolahnya.
“Keterangan dari keluarga, memang dia mengonsumsi bahkan sampai 2 porsi karena menghabiskan porsi temannya. Cuma sejak itu sampai 29 September, yang bersangkutan ini tidak ada mengeluh gejala keracunan,” kata Edah.
“Jadi sampai meninggal tidak ada catatan bahwa pasien ini mengalami keracunan. Dia tidak datang ke posko penanganan keracunan massal, tidak tercatat sebagai pasien juga,” kata Edah.