Langkah Taktis Mencegah Keracunan MBG di Sukabumi dan Pangandaran

Posted on

Upaya memperketat pengawasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus digencarkan di sejumlah daerah Jawa Barat. Hal ini menyusul maraknya kasus keracunan massal penerima manfaat MBG dalam beberapa pekan terakhir.

Di Kota Sukabumi, Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penyelenggaraan MBG melakukan pengawasan ketat terhadap dapur penyedia makanan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan keamanan pangan dan mencegah potensi keracunan.

Kasatgas MBG Kota Sukabumi, Andri Setiawan, mengatakan koordinasi lintas sektor sudah dijalankan sejak awal pekan. Unsur yang dilibatkan antara lain Badan Gizi Nasional (BGN) wilayah, Puskesmas, kepala dinas, hingga para camat.

“Kita koordinasikan dengan unsur satuan tugas, termasuk koordinator BGN di wilayah, Puskesmas, unsur kepala dinas, dan camat,” kata Andri, Senin (29/9/2025).

Selain itu, Satgas juga menggandeng Koordinator Wilayah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memastikan setiap titik distribusi makanan memenuhi standar keamanan pangan.

“Untuk mengantisipasi potensi keracunan massal, kita undang seluruh kepala SPPG dan menghadirkan ahli gizi yang memaparkan cara penyajian makanan yang aman,” ujarnya.

Hingga kini, sudah ada 40 SPPG terbentuk di Kota Sukabumi, dengan 31 dapur di antaranya beroperasi penuh. Pemerintah daerah mendorong percepatan aktivasi unit lainnya agar layanan MBG menjangkau seluruh sasaran secara merata dan aman.

“Awal minggu ini kita akan bahas dan konsolidasi bersama,” imbuh Andri.

Satgas MBG Kota Sukabumi sendiri dibentuk berdasarkan instruksi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dengan Wali Kota Ayep Zaki dan Wakil Wali Kota Bobby Maulana sebagai dewan pengarah.

Koordinator Wilayah SPPG Kota Sukabumi, Septo Suharyanto, menambahkan cakupan penerima manfaat program sudah mencapai 90 persen. Termasuk di dalamnya balita, ibu hamil, dan para siswa.

“Total ada 40 dapur. Dari jumlah itu, 31 dapur sudah beroperasi penuh, sedangkan 9 lagi masih persiapan,” kata Septo.

Ia mengakui sempat ditemukan beberapa kasus makanan tidak layak konsumsi sejak Januari, seperti aroma kurang sedap, kondisi fisik makanan yang tidak segar, hingga menu yang minim sayuran.

“Kalau ada makanan yang dirasa tidak layak konsumsi, kami imbau agar tidak dimakan. Kami tekankan agar makanan hanya dikonsumsi maksimal empat jam setelah disajikan,” tegasnya.

Septo juga memastikan setiap dapur sudah mendata anak-anak dengan alergi tertentu dan menyiapkan menu pengganti.

“Semua dapur sudah kami arahkan melakukan pendataan alergi,” sambungnya.

Pengawasan kualitas pangan, lanjut Septo, akan terus diperketat agar tujuan utama program MBG tercapai, yaitu memberikan asupan gizi yang aman dan bermanfaat bagi tumbuh kembang anak serta kesehatan ibu hamil.

“Tentu setiap SPPG itu ada ahli gizinya. Catatan hari ini menjadi koreksi kami untuk peningkatan kualitas MBG ke depan,” tutupnya.

Sementara itu, kekhawatiran masyarakat juga muncul di Kabupaten Pangandaran. Meski hingga kini belum ada laporan kasus keracunan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat memperketat pengawasan dengan melibatkan sekolah, komite, hingga orang tua murid.

Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) Disdikpora Pangandaran, Darso, menegaskan pentingnya peran semua pihak dalam memastikan kualitas makanan bergizi gratis tetap terjaga. Komite sekolah dan orang tua murid harus membantu ikut serta mengawasi program MBG yang telah didistribusikan.

Darso menambahkan, sejauh ini memang ada sejumlah keluhan siswa terkait menu makanan.

“Karena kalau di sini ada sejumlah pelajar tidak suka dengan menu makanan yang disedikaan. Ketika ada keluhan ini kami langsung koordinasi dengan pihak dapur,” ucapnya.

Sejak penyaluran dimulai pada Januari 2025, baru 50 persen sekolah di Pangandaran yang menerima MBG untuk jenjang PAUD, SD, dan SMP. Saat ini ada 14 dapur SPPG yang beroperasi.

“Jadi masih ada 50 persen lagi sekolah yang dibawah naungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran yang belum mendapatkan program MBG,” ujarnya.

Darso berharap seluruh pelajar di 10 kecamatan di Pangandaran bisa segera merasakan manfaat program tersebut.

Ia berharap, program MBG ini bisa dirasakan manfaatnya oleh pelajar di sekolah yang ada di 10 kecamatan di Kabupaten Pangandaran secara menyeluruh dan berjalan dengan lancar.

Respons positif datang dari sekolah. Wakil Kepala SMP Negeri 1 Pangandaran, Herik Wibowo, menyebut ada 1.021 siswa di sekolahnya yang sudah menerima paket makanan bergizi gratis.

Distribusi dilakukan dari dapur SPPG ke sekolah menjelang istirahat siang sekitar pukul 11.00 WIB, lalu dibagikan setelah siswa menunaikan ibadah salat duhur.

“Alhamdulillah sejauh ini anak-anak suka dengan menu makanannya,” kata Herik.

Libatkan Ortu

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *