Harapan Persib Bandung untuk meraih kemenangan perdana di ajang AFC Champions League Two (ACL 2) pupus, setelah Lion City Sailors mencetak gol penyama kedudukan di menit akhir laga. Bermain di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kamis (18/9/2025), laga berakhir imbang 1-1.
Gol pembuka Persib lahir lewat kaki Saddil Ramdani di menit 47. Winger lincah itu memanfaatkan kesalahan pemain lawan sebelum melepaskan tembakan keras kaki kiri yang menggetarkan jala Ivan Susak.
Namun kemenangan yang sudah di depan mata itu sirna di menit tambahan waktu. Lion City dengan sabar membangun serangan. Tanpa tekanan berarti, Maxime Lestienne leluasa mengirim umpan silang ke kotak penalti. Di sana, Lennart Thy berdiri bebas tanpa gangguan dan menanduk bola yang berujung gol penyama 1-1.
Pengamat Persib Indra Jaya menilai, apa yang dilakukan Bojan Hodak sebenarnya bukan kesalahan fatal. Menurutnya, sejak awal pertandingan Persib memang tidak tampil sebagai tim agresif yang bermain dengan pressing tinggi atau penguasaan bola dominan.
“Sebetulnya sejak awal pertandingan memang taktik yang dimainkan Bojan seperti itu. Persib bukan tim agresif yang senang bermain build up atau high pressure. Bahkan dalam kondisi 0-0 pun Persib sudah memilih menunggu lawan masuk ke pertahanan, lalu memanfaatkan serangan balik cepat,” jelas Indra, Jumat (19/9/2025).
Indra menyebut, ketika Persib unggul 1-0, Bojan memilih menumpuk pemain di lini belakang. Itu dianggapnya wajar, mengingat lawan yang dihadapi adalah Lion City Sailors, finalis ACL 2 musim lalu.
“Bermain terbuka tentu bukanlah pilihan yang tepat saat berhadapan dengan finalis ACL 2 musim lalu. Pertahan terbaik adalah menyerang, pernyataan itu tidak seutuhnya benar,” ungkapnya.
“Menyerang terus menerus bisa saja menjadikan celah besar di lini pertahanan, apalagi lawan memiliki transisi yang cepat dari bertahan ke menyerang. Jika melawan tim yang levelnya di bawah, mungkin pernyataan tadi berguna, karena saat terus menekan lawan, tentu pertahan tidak akan teruji,” lanjutnya.
Meski begitu, ia menyoroti proses terjadinya gol penyama di menit akhir. Indra menyebut, ada beberapa kesalahan mendasar di lini pertahanan Persib yang membuat lawan begitu mudah mencetak gol.
“Kalau mau dirunut, lawan yang melakukan crossing tidak mendapat pressure sehingga leluasa mengirim bola ke depan. Posisi pencetak gol juga tanpa gangguan. Unit pertahanan Persib terlalu dalam sehingga gawang justru lebih dekat dengan penyerang lawan. Di menit akhir semuanya berubah, man to man tidak lagi rapat, pressure berkurang,” papar Indra.
Ia menambahkan, memperkuat pertahanan seharusnya bukan hanya dari area belakang, tetapi juga sejak lini tengah. Hal itu, kata Indra, bisa mencegah lawan memberikan assist berbahaya seperti yang terjadi pada proses gol Lion City.
“Memperkuat pertahanan mulai dari lini tengah bisa menjadi lebih kokoh, salah satunya mencegah assist lawan yang terjadi tadi,” tutupnya.