Edy (50) menemui akhir yang pilu, wanita yang mengalami stroke itu tewas di tangan suaminya di sebuah kamar kos yang terletak di Jalan Gunung Subur, Gang Mirah Pemecutan, Denpasar.
Motif pembunuhan ini dilatarbelakangi sang suami berinisial S, yang merasa istrinya tak kunjung sembuh dari penyakit stroke.
“Pelaku merasa bingung karena istrinya sakit stroke sejak Februari 2024 dan tak kunjung membaik hingga sekarang,” kata Kepala Seksi (Kasi) Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi dalam keterangannya kepada infoBali, Rabu (17/9/2025).
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Sukadi membeberkan aksi itu dilakukan S pada Selasa (16/9/2025) pukul 00.30 Wita. S saat itu melihat istrinya sedang tidur. Dia lantas meratapi kondisi Edy yang sedang sakit strok.
Depresi dan kebingungan karena strok istrinya tak kunjung sembuh, S lalu berniat mengakhiri hidupnya. Namun, S berubah pikiran. Dia memilih membunuh Edy lebih dahulu, sebelum memutuskan untuk bunuh diri.
“Pelaku berpikir jika pelaku yang terlebih dahulu meninggal maka istri pelaku telantar,” kata Sukadi.
Setelah membunuh Edy, S lalu mencoba bunuh diri. Dia meminum dua gelas cairan pembersih lantai yang sudah dicampur minuman bersoda. Namun, upaya itu gagal. S mengaku tak merasakan hal apa pun.
Percobaan bunuh diri kedua, S mencoba mengiris lengannya. Lagi-lagi gagal. Tidak tahu apa yang harus dilakukan, S akhirnya menyerahkan diri kepada polisi yang sedang berjaga di pos polisi Monang-Maning.
“Pelaku kini berstatus tersangka dan masih menjalani pemeriksaan medis di RS Trijata karena pelaku meminum Wipol dan Bayclean dan menyayat tangan sebelah kiri tepatnya di nadi,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, beredar kabar S tega menghabisi istrinya karena diduga terlilit utang. Hal itu diungkapkan Imam Nurus, tetangganya.
Selama bermukim di sana, korban pernah jadi koordinator arisan yang menampung uang dari ibu-ibu di sekitar kos. Imam menyebut semacam kegiatan arisan dari sebuah koperasi.
“Sepertinya ibu itu terlilit utang pinjaman di koperasi. Karena istrinya koordinator pinjaman ibu-ibu di gang. Sudah setahun belakangan si ibu itu sakit stroke,” katanya.
Imam mengatakan, selama tinggal di kos itu, tidak ada gelagat aneh yang terlihat korban dan pelaku. Pasutri itu tidak pernah sekalipun berulah atau membuat keributan apa pun. Hanya, mereka lebih sering terlihat pendiam.
Artikel ini telah tayang di
Dua Kali Coba Bunuh Diri tapi Gagal
Diduga Terlilit Utang
Selama bermukim di sana, korban pernah jadi koordinator arisan yang menampung uang dari ibu-ibu di sekitar kos. Imam menyebut semacam kegiatan arisan dari sebuah koperasi.
“Sepertinya ibu itu terlilit utang pinjaman di koperasi. Karena istrinya koordinator pinjaman ibu-ibu di gang. Sudah setahun belakangan si ibu itu sakit stroke,” katanya.
Imam mengatakan, selama tinggal di kos itu, tidak ada gelagat aneh yang terlihat korban dan pelaku. Pasutri itu tidak pernah sekalipun berulah atau membuat keributan apa pun. Hanya, mereka lebih sering terlihat pendiam.
Artikel ini telah tayang di