Polisi meringkus Baban Robani, seorang preman asal Garut. Lelaki dengan ‘nama panggung’ Obay ini ditangkap, setelah melakukan pencurian dengan kekerasan terhadap lansia dan seorang anak kecil.
Menurut Kapolsek Kadungora Kompol Alit Kadarusman, Obay ditangkap personel Polsek Kadungora dan Polsek Leles pada Minggu, (14/9) dini hari kemarin.
“Tersangka berhasil kami amankan belum 24 jam setelah melakukan aksi pencurian,” kata Alit kepada infoJabar, Senin, (15/9/2025).
Obay ditangkap tanpa perlawanan oleh sejumlah petugas berpakaian preman yang menyergapnya di kawasan Leles, Minggu dini hari tersebut.
Menurut Alit, Obay melakukan aksi pencurian dengan kekerasan terhadap seorang nenek bernama Jubaedah (65) di Kampung Lembur Kaler, Desa Haruman pada Sabtu, (13/9) pagi.
“Kejadiannya sekitar jam 10.40 WIB. Tersangka melihat korban sendirian di dalam rumah kemudian secara paksa merampas kalung emas milik korban,” kata Alit.
Obay menjambret kalung emas seberat 8,90 gram milik Jubaedah. Akibat perbuatan Obay, selain mengalami kerugian materil sekitar Rp 8,5 juta, Jubaedah juga terluka di bagian leher.
Setelah melakukan aksinya, Obay kemudian bertolak ke kawasan Rancaekek, Bandung untuk menjual barang hasil curian ke seseorang di sana. Dia mendapatkan uang sekitar Rp 8 juta.
“Tersangka menggunakan uang hasil penjualan barang curian untuk foya-foya dan kebutuhan pribadi,” katanya.
Setelah diringkus polisi, Obay mengakui perbuatannya. Kepada penyidik, pria berbalut banyak tato di tubuhnya ini juga mengaku, selain menjambret Jubaedah, dirinya juga menjambret seorang anak kecil di kawasan Leuwigoong sehari sebelumnya.
“Modusnya hampir sama. Merampas kalung emas milik seorang anak perempuan kemudian menjualnya,” katanya.
Dari tangan tersangka, polisi menyita sebuah sepeda motor yang dipakainya saat beraksi. Polisi juga mengamankan uang sekitar Rp 2 juta, sisa penjualan emas milik Jubaedah.
“Kami kenakan Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan. Ancaman hukumannya 7 tahun penjara. Tersangka ini merupakan residivis kasus pengeroyokan di Bandung,” pungkas Alit.