Sudah sebulan, Kebun Binatang Bandung atau Bandung sudah tutup operasional. Dualisme kepengurusan yayasan pengelola kebun binatang pun menjadi pemicu utamanya sehingga membuat kawasan wisata edukasi satwa itu kini terlupakan kala akhir pekan.
Tepat pada 6 Agustus 2025 yang lalu, Bandung Zoo ditutup permanen. Konflik sempat memuncak saat Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) selaku pengelola kebun binatang mengalami dualisme hingga akhirnya terjadi bentrokan.
Namun demikian, penutupan ini ternyata mendatangkan keresahan. Meski tidak ada pengurangan karyawan maupun pemotongan penghasilan, serikat pekerja kini sedang dilanda dilema sehingga muncul desakan supaya Bandung Zoo segera dibuka.
Desakan pun disampaikan lewat aksi demonstrasi di depan pintu II Bandung Zoo, Jl Tamansari, Jumat (12/9/2025). Sembari membentangkan spanduk tuntutan, serikat pekerja menyampaikan keinginan agar tempat mereka mencari nafkah itu bisa kembali beroperasi.
“Harapannya kepada Kementerian Kehutanan, tolonglah kami segera diupayakan (Bandung Zoo) untuk segera dibuka. Supaya kami bisa menjalankan operasional dan merawat satwa-satwa ini dengan baik. Karena kami juga dengan ditutup seperti ini, belum tentu kedepannya seperti apa,” kata Ketua Serikat Pekerja Bandung Zoo, Yaya Suhaya.
Suara keresahan serikat pekerja disampaikan bukan tanpa alasan. Sebab selama sebulan tutup operasional, Bandung Zoo tercatat mengalami kerugian senilai Rp 2,7 miliar.
Meski masih bisa bekerja dengan normal, serikat pekerja tetap dilanda kekhawatiran di masa mendatang ada pengurangan pegawai. Untuk itu, Yaya dan serikat pekerja mendesak Bandung Zoo segera kembali buka agar karyawan bisa kembali tenang dalam bekerja.
“Jadi dengan penutupan ini kami sangat mengganggu konsentrasi kami. Mungkin fokus kami akan menjadi berkurang ya dengan kejadian-kejadian seperti ini, meskipun sampai saat ini pengurangan karyawan tidak ada,” pungkasnya.
Polemik Bandung Zoo sendiri dimulai saat dua petinggi Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) selaku pengelola kebun binatang, Bisma Bratakoesoema dan Sri, jadi tersangka kasus sengketa lahan Bandung Zoo. Setelah itu, April 2025, pengelolaan Bandung Zoo berpindah tangan ke kubu John Sumampau cs.
Karena dualisme pengelola, konflik di Bandung Zoo pun semakin memanas. Bentrokan sempat terjadi, dan akhirnya berujung penutupan permanen area wisata edukasi satwa tersebut pada 6 Agustus 2025.