Kasus kematian tragis Mohamad Ilham Pradipta, seorang kepala cabang bank di Jakarta, akhirnya menemui titik terang setelah kepolisian berhasil menangkap komplotan pelaku. Dalam operasi penangkapan yang dilakukan secara bertahap, polisi berhasil meringkus delapan tersangka yang terlibat langsung dalam kasus ini.
Mengutip infoNews, Senin (25/8/2025) berikut ini sosok kedelapan tersangka, peran mereka dalam kejahatan, serta kronologi penangkapan yang dilakukan tim gabungan kepolisian.
Kasus ini dimulai pada Rabu, 20 Agustus 2025. Menurut keterangan polisi, Ilham Pradipta terakhir terlihat seusai menghadiri rapat di sebuah supermarket di kawasan Ciracas, Jakarta Timur.
Saat berjalan menuju mobilnya di area parkiran, dua pria tak dikenal langsung menghampiri dan membawanya masuk secara paksa ke dalam mobil putih yang sudah menunggu di lokasi. Aksi penculikan ini terekam jelas oleh kamera CCTV yang ada di area tersebut.
“Korban habis meeting kantor, sama teman-teman kantornya juga,” ujar Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Charles Bagaisar.
Ilham sempat melakukan perlawanan, namun kalah cepat dari para pelaku. Dari rekaman CCTV, ia terlihat dibawa pergi dengan mobil putih tersebut.
Pada Kamis pagi, 21 Agustus 2025, jasad Ilham ditemukan di semak-semak dekat jalan Desa Sukasari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Kondisi Ilham sangat mengenaskan, dengan mata, tangan, dan kakinya terikat lakban.
Hasil autopsi Pusdokkes Polri mengonfirmasi bahwa Ilham meninggal akibat hantaman benda tumpul di leher dan dada, yang menyebabkan organ vitalnya tertekan hingga ia mengalami hipoksia (kekurangan oksigen). Hasil ini memperkuat dugaan bahwa Ilham dianiaya pelaku sebelum nyawanya melayang.
Pengejaran para pelaku dilakukan secara maraton oleh tim gabungan dari Polda Metro Jaya. Penangkapan dibagi dalam dua fase, yaitu penangkapan eksekutor di lapangan dan penangkapan aktor intelektual.
Fase pertama berfokus pada para pelaku yang terekam CCTV saat melakukan penculikan. Tak butuh waktu lama, polisi berhasil mengamankan empat orang yang berperan sebagai penculik.
Tiga pelaku berinisial RAH, RS, dan AT ditangkap di wilayah Johar Baru, Jakarta Pusat. Satu pelaku lainnya, berinisial RW, ditangkap di Bandara Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, saat mencoba melarikan diri.
“Empat pelaku yang sudah diamankan ini yang menculik, bukan yang membunuh korban,” ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Resa Fiardi Marasabessy.
Pengejaran pun berlanjut untuk memburu dalang utama kasus ini. Melalui penyelidikan mendalam, polisi berhasil mengidentifikasi empat orang yang menjadi otak kejahatan.
Pada Sabtu malam, 23 Agustus 2025, tiga orang berinisial DH, YJ, dan AA berhasil diciduk di Solo, Jawa Tengah. Penangkapan ini berlangsung dramatis, di mana tim polisi memepet mobil yang mereka tumpangi di tengah jalan, memaksa mereka keluar, dan langsung meringkusnya.
Sehari setelahnya, Minggu, 24 Agustus 2025, satu orang lagi berinisial C ditangkap di Jakarta Utara. Kini total 8 tersangka dalam kasus pembunuhan Ilham Pradipta sudah berada di tangan kepolisian.
Empat orang tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka. “Benar, empat orang otak penculikan telah diamankan dan telah ,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi.
Peran dan Lokasi Penangkapan Tersangka
Meski sudah berhasil meringkus para pelaku, misteri di balik motif pembunuhan Ilham Pradipta belum sepenuhnya terungkap. Polisi belum membeberkan secara detail apakah kejahatan ini terkait dengan masalah utang piutang, konflik pekerjaan, atau masalah pribadi.
Penyelidikan masih terus dilakukan untuk memastikan motif yang sebenarnya dan memproses hukum para pelaku sesuai dengan perbuatan mereka.
Mohamad Ilham Pradipta berusia 37 tahun dan menjabat sebagai Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) salah satu bank di Jakarta Pusat. Ilham sudah menikah dengan perempuan inisial PU dan memiliki dua orang anak.
Alumni Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto jurusan Agribisnis angkatan 2006 ini lulus pada tahun 2011. Selama kuliah, Ilham pernah aktif sebagai penyiar radio Metro FM Purwokerto dengan nama udara Dipta antara tahun 2007-2009.
“Dia itu ramah, supel, good looking, dan beda sendiri. Jarang penyiar cowok yang putih, tinggi, dan hobinya naik gunung,”** kenang Leo, eks koordinator penyiar Metro FM yang mengenal Ilham, sebagaimana dilansir infoJateng (baca selengkapnya ).