Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyebut kematian Raya (4), balita asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, sebagai “alarm nasional” bagi pemerintahan.
Menko PMK Pratikno menyebut rumahnya berada di lokasi terpencil, tanpa sanitasi memadai, lingkungan tempat tinggal keluarga Raya memang tidak sehat.
“Bahwa permasalahannya itu mulai dari kesehatan kebersihan rumah. Di situ tidak ada jamban, tidak ada sanitasi yang baik, tidak ada MCK yang memadai,” ucap Pratikno seperti dikutip infoJabar dari infoNews, Jumat (22/8/2025).
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Apa yang diungkap Pratikno tak salah, pantauan infoJabar saat menyambangi kediaman Raya pada Senin (18/8/2025) lalu memperlihatkan rumah semi-panggung sederhana, berdinding GRC tipis.
Saat ke lokasi kakak Raya yang berusia 7 tahun terlihat telanjang tanpa mengenakan pakaian bermain di tanah. Sementara Endah sang ibu menatap kosong dari balik jendela.
Di pinggir rumah sebuah drum biru besar berfungsi sebagai penampung air, dengan gayung plastik dan ember hitam di bawahnya. Di sebelahnya, area mandi dibatasi kain terpal putih yang mulai kusam dan beberapa bilah bambu sebagai alas.
Ember bekas cat dan kaleng-kaleng sisa terlihat berserakan di sekitarnya. Tidak ada saluran pembuangan, tak ada lantai keramik, dan jelas tidak terdapat fasilitas sanitasi layak seperti jamban atau kamar mandi tertutup.
Tebing di sisi kanan ditumbuhi rumput liar, menandakan lokasi yang terbuka dan tidak aman, terutama bagi anak-anak. Ini menjadi potret nyata bagaimana keluarga miskin seperti milik almarhumah Raya hidup tanpa akses sanitasi dasar, yang berisiko besar bagi kesehatan mereka.
Bibi Raya, Edah, menuturkan balita itu sering bermain dan duduk langsung di tanah. “Sejak bisa duduk sejak usia dua tahun, kata orang dulu kalau main di tanah suka cepat berdiri,” ujarnya kepada infoJabar.
Diketahui, Kemenko PMK meninjau langsung rumah Raya. Dalam kunjungan itu, Praktikno menyatakan menemukan beberapa anggota keluarga lain menderita sakit. Itu pun langsung ditangani.
“Ada beberapa anggota keluarga yang ditemukan sakit, sakit kronis, itu sudah ditangani oleh Kementerian Kesehatan,” jelas dia kepada infoNews.
Selanjutnya, Pratikno menyebutkan tim Kemenko PMK bersama jajaran BKKBN mengidentifikasi kebutuhan keluarga, termasuk perbaikan lantai rumah, penyediaan MCK, serta sanitasi di sana. Pratikno menilai kasus ini jadi penanda pentingnya deteksi dini masalah kesehatan anak oleh posyandu hingga puskesmas.
“Mengaktifkan pasukan yang ada di lapangan, apakah itu pemerintah desa, posyandu, puskesmas, pendamping keluarga dari Kementerian Dukbangga, penyuluh keluarga berencana dari Dukbangga, untuk melakukan deteksi dini seawal mungkin, potensi-potensi masalah yang bisa mengganggu kesehatan anak dan juga tentu saja punya implikasi terhadap stunting, karena kita juga terus mengawal penurunan stunting,” sambung Pratikno.